Denpasar, (Metrobali.com) 

 

Provinsi Bali melalui Komisi Penanggulangan Aids (KPA) tengah mempersiapkan rangkaian acara puncak Hari AIDS Sedunia yang akan digelar pada 1 Desember 2024 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi.

Dalam rapat koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan lembaga terkait, KPA Bali menegaskan pentingnya kampanye ini untuk mengedukasi dan menyuarakan hak-hak ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), terutama dalam hal akses kesehatan, informasi, perlindungan hukum, pendidikan, serta pelayanan publik yang inklusif.

Kepala Sekretariat KPA Bali A.A Ngurah Patria menjelaskan, tema global tahun ini, “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, akan dijadikan landasan dalam menggaungkan pesan kesetaraan hak bagi semua lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang terdampak HIV/AIDS.

“Pesan utamanya adalah menekankan akses pelayanan kesehatan yang inklusif, informasi komprehensif, hak atas perlindungan hukum, pendidikan, kesempatan kerja yang setara, serta akses pada pelayanan publik,” ungkapnya di sela pertemuan dengan stakeholder terkait di Kantor KPA, Bali, Jalan Melati, Denpasar, Jumat (8/11/2024).

Pada puncak acara ini rencananya akan dibuka oleh Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya. Selain itu akan dihadiri oleh para pemangku kepentingan tingkat provinsi, perwakilan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dari kabupaten/kota se-Bali, dan organisasi LSM.

Para peserta dari kalangan sekolah yang tergabung dalam Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) yang berhasil meraih prestasi di Musyawarah Pelajar (Muspa) Bali juga akan turut berpartisipasi. Tidak ketinggalan, perwakilan dari sektor swasta yang turut berperan aktif dalam upaya pencegahan HIV/AIDS juga akan hadir. Diperkirakan jumlah peserta yang akan menghadiri acara ini mencapai lebih dari 150 orang.

Bergerak Bersama Komunitas: “Let’s Community Slate, Akhiri AIDS 2030”

Tema “Let’s Community Slate” mencerminkan semangat gotong royong dalam mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030. Makna dari tema ini adalah bahwa penanggulangan HIV/AIDS tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan kerja sama dari berbagai sektor. Dalam hal ini, partisipasi komunitas, keterlibatan lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, serta pihak swasta menjadi kunci dalam mendukung kesehatan dan pendidikan serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Data KPA Bali menunjukkan bahwa sebagian besar ODHA berada di usia produktif, yakni 15 hingga 45 tahun, dengan proporsi 60% laki-laki dan 40% perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS masih menjadi ancaman serius di kalangan usia produktif. Meskipun HIV/AIDS bukan penyakit yang mudah menular seperti COVID-19 yang menular melalui udara, penyebaran penyakit ini tetap perlu dicegah, terutama melalui edukasi tentang hubungan seksual berisiko, transfusi darah yang aman, dan pemberian air susu ibu yang bebas dari HIV.

Peringatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS. Masyarakat Bali diharapkan semakin peduli terhadap kesehatan dan tidak ragu membantu mereka yang terdampak HIV/AIDS untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Mengingat perjalanan HIV/AIDS di Indonesia sejak tahun 1987 hingga kini masih berlanjut, ada target global untuk mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Pemerintah dan masyarakat Bali bersama-sama berkomitmen untuk mewujudkan target tersebut demi masa depan yang lebih sehat dan setara.

(jurnalis : Tri Widiyanti)