Foto: Paslon ABDI dalam Debat Terbuka Kedua Pilwali Denpasar di Prama Sanur Beach Bali, Kota Denpasar pada Rabu 6 November 2024.

Denpasar (Metrobali.com)-

Denpasar, kota yang dikenal dengan semangat budaya dan harmoni, kini berada di titik balik menuju pemerintahan yang lebih bersih. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra dan Nengah Yasa Adi Susanto yang akrab disebut ABDI membawa visi kuat untuk memperbaiki wajah birokrasi di Kota Denpasar, menjadikannya kota yang bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Pasangan ABDI datang dengan tekad kuat dan komitmen tak tergoyahkan. Mereka sadar bahwa KKN bukan hanya sekadar masalah hukum, melainkan penyakit yang merusak kepercayaan masyarakat, menggerogoti Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan mengancam kestabilan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bagi ABDI, setiap rupiah dari PAD dan APBD harus kembali kepada masyarakat, bukan jatuh di kantong pribadi. Mereka menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi korupsi di kota ini.

“Kami ingin memastikan Kota Denpasar menjadi kota yang bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,” kata Calon Wakil Walikota Denpasar dari Paslon ABDI, Nengah Yasa Adi Susanto dalam Debat Terbuka Kedua Pilwali Denpasar di Prama Sanur Beach Bali, Kota Denpasar pada Rabu 6 November 2024.

Politisi yang akrab disapa Bro Adi itu menegaskan, ABDI konsisten terkait dengan prinsip-prinsip good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. “Good governance itu adalah tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel sehingga pelan tapi pasti Kota Denpasar akan bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena seperti kita ketahui korupsi adalah penyakit masyarakat yang nantinya akan bisa menggerogoti PAD kita, menggerogoti APBN kita dan kami tidak ingin seperti itu,” tegas Bro Adi yang juga akrab disapa Jro Ong itu.

Untuk mewujudkan tata kelola yang bersih, ABDI berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip good governance melalui transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik sehingga dipastikan setiap kebijakan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap keputusan penting akan dibuka untuk masukan masyarakat, dan setiap pengeluaran anggaran akan dijelaskan secara rinci dan terang. Langkah ini adalah janji untuk meruntuhkan tembok-tembok birokrasi yang dulu begitu tebal dan tak tersentuh.

“Diperlukan keterlibatan aktif pemimpin. Harus aktif menyerap dan responsif atas masukan masyarakat di setiap pengambilan kebijakan,” tegas Bro Adi.

Dalam upayanya, ABDI akan melibatkan pengawasan semesta, bukan hanya pengawas internal di pemerintahan atau inspektorat, tapi juga melibatkan peran serta aktif tokoh masyarakat, akademisi, aktivis antikorupsi, para generasi muda dan berbagai elemen masyarakat. Mereka akan bersama-sama mengawasi jalannya roda pemerintahan agar tetap bersih. Pengawasan semesta akan berperan layaknya mata dan telinga masyarakat, siap menindak segala praktik kotor yang mencederai nilai-nilai integritas.

Lebih dari itu, ABDI juga berencana memperkuat sistem pelaporan publik. Setiap warga memiliki hak dan akses untuk melaporkan adanya dugaan korupsi atau penyalahgunaan anggaran tanpa rasa takut. Mereka akan memberikan perlindungan bagi para pelapor, sehingga keberanian masyarakat untuk berbicara bisa tumbuh dan menjadi bagian dari perubahan besar di Denpasar.

“Kita akan libatkan partisipasi publik. Kita akan buka kanal pelaporan dimana juga ada perlindungan hukum bagi masyarakat pelapor yang berani membongkar praktik-praktik korupsi,” kata Bro Adi yang juga Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI )Bali itu saat ditemui usai debat.

ABDI tahu bahwa melawan KKN bukan tugas yang mudah, tapi mereka yakin dengan dukungan masyarakat, mereka bisa memulihkan kepercayaan yang lama terkikis. Mereka ingin membangun Denpasar yang lebih terang, di mana anak-anak bisa tumbuh dengan harapan dan kepercayaan pada pemerintahan yang jujur. Pasangan ini berharap, kelak Denpasar akan menjadi contoh kota yang bersih dan berintegritas bagi seluruh Bali, bahkan Indonesia.

Dengan langkah-langkah ini, ABDI membawa harapan baru. Harapan bahwa Denpasar dapat menjadi kota yang bebas dari penyakit korupsi, yang selama ini menghantui rakyat. Mereka memohon doa dan dukungan masyarakat, agar perjuangan ini bukan hanya janji kampanye, tetapi benar-benar menjadi kenyataan. (wid)