Diserang Isu SARA “Bukan Nak Asli Denpasar”, Adi Susanto: Saya Dari Karangasem dan Sudah Ber-KTP Denpasar 25 Tahun
Foto: I Nengah Yasa Adi Susanto (tengah) saat ngayah di Desa Bugbug, Karangasem.
Denpasar (Metrobali.com)-
Isu negatif kembali muncul dalam Pilkada Kota Denpasar 2024. Hal ini menimpa calon wakil walikota dari Koalisi Indonesia Maju, I Nengah Yasa Adi Susanto yang diisukan bukan asli warga Denpasar. Melalui konfirmasi langsung dengan Jro Ong (Panggilan akrab Adi Susanto) dirinya sudah lama menetap di Kota Denpasar.
“Saya memang dilahirkan di Desa Bugbug, Karangasem, bahkan saya masih ikut menyempatkan ngayah “Ngambeng” saat Aci Pura Gumang di Desa Bugbug tanggal 16 dan 17 Oktober lalu. Tapi saya sudah 25 tahun tinggal dan ber-KTP Denpasar,” tuturnya
Seperti diketahui, Denpasar merupakan Ibu Kota dari Provinsi Bali, Seperti Slogan “Denpasar Kotaku, Denpasar Rumahku” Adi Susanto tentu berharap Kota Denpasar dapat menjadi Rumah yang nyaman bagi siapapun yang tinggal baik itu warga asli maupun pendatang yang notabene hampir dari seluruh daerah di Bali.
“Dari segi demografi perantau di Denpasar tidak hanya dari Karangasem, ada juga dari Buleleng, Jembrana, hampir seluruh kabupaten di Bali dan ada juga yang dari luar Bali bahkan dari luar negeri. Denpasar merupakan cerminan dari wajah Provinsi Bali, jadi semua warga berhak merasakan nyamannya Kota Denpasar,” imbuh pria yang juga Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali itu.
Adi Susanto juga menyampaikan bahwa perantau yang datang ke Denpasar berasal dari berbagai daerah dengan berbagai latar belakang alasan. “Seperti yang diketahui, perantau yang datang ke Denpasar berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Seperti saudara-saudara kami di Karangasem, dulu ke Denpasar dikarenakan adanya letusan Gunung Agung tahun 1963. Mereka menetap dan bahkan ada yang masuk Adat di Denpasar. Ada pula yang ke Denpasar bertujuan mencari pekerjaan, membuka usaha, serta mengadu Nasib ingin mengubah kehidupan mereka untuk menjadi lebih baik,” tandas Adi Susanto.
Adi Susanto juga menyayangkan masih adanya sikap ataupun pandangan-pandangan diskriminasi seperti kedaerahan di tengah-tengah heterogenitas warga kota Denpasar. Sebagai warga Denpasar, Adi Susanto merasa ingin memberikan yang terbaik bagi daerah yang telah membesarkannya.
“Sebagai warga Denpasar, yang dibesarkan di Denpasar, saya ingin berkontribusi lebih banyak dalam segala hal. Dalam kondisi sekarang, dikarenakan saya diberikan mandat menjadi calon wakil walikota, maka saya tentu ingin menyampaikan pandangan serta pemikiran-pemikiran saya bagaimana mewujudkan Denpasar yang Aman, Berbudaya, Dialogis dan Inovatif, ” tambah Adi Susanto.
Di akhir penjelasannya, Adi Susanto juga berharap agar pemikiran-pemikiran diskriminasi kedaerahan tidak menjadi faktor pemecah di Denpasar. “Janganlah praktek-praktek diskriminasi kedaerahan diterapkan lagi. Lebih baik kita berfokus untuk meningkatkan kualitas SDM kita dan tentunya bagaimana kita bisa berkontribusi lebih banyak bagi sesama,” tutup Adi Susanto. (wid)