IPR Bali September 2024 Tumbuh 13% YoY: Dampak Galungan dan Kuningan Terhadap Konsumsi
Denpasar (Metrobali.com) –
Penjualan eceran di Bali terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia, kinerja penjualan eceran pada September 2024 diprakirakan melanjutkan peningkatan yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali sebesar 118,3 atau tumbuh 13,0% (year-on-year/YoY).
Angka ini menunjukkan bahwa penjualan eceran di Bali tetap berada di level optimis (>100), menandakan stabilitas konsumsi masyarakat yang terus terjaga.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan eceran pada September 2024 didorong oleh peningkatan pada beberapa subkelompok.
“Termasuk Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang naik sebesar 5,1% (month-to-month/mtm), Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 4,4% (mtm), Makanan, Minuman & Tembakau sebesar 2,5% (mtm), serta Barang Lainnya yang naik 1,9% (mtm). Peningkatan ini sejalan dengan perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang berlangsung di Bali,” ungkapnya dalam keterangan resminya di Denpasar, Senin 14 Oktober 2024..
Pada Agustus 2024, IPR Bali tercatat sebesar 116,4 atau tumbuh 12,0% (YoY), yang didorong oleh peningkatan permintaan saat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia serta berbagai promosi dan potongan harga oleh pedagang eceran.
Tidak hanya di Bali, secara nasional penjualan eceran pada Agustus 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,8% (YoY), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat di berbagai daerah, termasuk Bali, masih kuat didorong oleh berbagai perayaan dan strategi promosi.
Lebih lanjut, peningkatan tahunan IPR Bali menandakan optimisme ritel yang terus membaik, memberikan kontribusi positif pada Lapangan Usaha (LU) Perdagangan di Provinsi Bali.
Bank Indonesia memperkirakan bahwa penjualan eceran akan terus meningkat hingga akhir tahun 2024, dengan Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada November 2024diperkirakan mencapai 188,0, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 184,0.
Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali terus berupaya menjaga stabilitas harga komoditas penting guna mempertahankan daya beli masyarakat. Melalui langkah-langkah strategis tersebut, kinerja penjualan eceran diharapkan dapat tetap kuat dan menopang pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan.