Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (ABDI) berfoto bersama Made Mangku Pastika.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto yang dikenal dengan paket ABDI menemui mantan Gubernur Bali dua periode dan mantan Anggota DPD RI Made Mangku Pastika di Denpasar Rabu 2 Oktober 2024.

Mangku Pastika mengaku senang menerima kunjungan Paslon ABDI ini dan memberikan dukungan agar ABDI dalam menjadi pemimpin Denpasar.

Dia menekankan bahwa tugas seorang walikota pada dasarnya sederhana, yaitu bagaimana menjaga kota agar aman, bersih, indah, dan nyaman bagi warganya. Ia juga melihat visi yang diusung Paslon ABDI, yaitu aman, berbudaya, dialogis, dan inovatif, sangat sesuai dengan tujuan tersebut. Menurutnya, visi tersebut akan membantu mewujudkan kota yang nyaman untuk ditinggali dan dinikmati oleh masyarakat Denpasar.

“Saya mengingatkan saja bahwa tugas walikota itu sebenarnya sederhana, bagaimana kota itu menjadi aman, bersih, indah dan nyaman. Sesuai juga dengan visi Paslon Abdi itu, aman, berbudaya, dialogis dan inovatif. Saya kira itu sejalan ya. Supaya apa? Supaya kotanya itu aman, bersih, indah dan nyaman ditempati, dihuni oleh penghuninya. Hanya itu sebenarnya,” ujarnya.

Mangku Pastika juga menyoroti kondisi Denpasar saat ini, mengajak masyarakat untuk refleksi mengenai keadaan kota. Ia mengungkapkan bahwa sebagai warga Denpasar, semua pihak pasti mengetahui apakah kota tersebut saat ini sudah aman, nyaman, bersih, dan indah.

Ia merasa semakin banyak berita yang menunjukkan adanya masalah seperti keamanan yang menurun, kenyamanan yang terganggu, serta masalah kebersihan, termasuk penumpukan sampah.

“Saya kira saya merasa banyak kita mendengar berita berita mulai tidak aman dan tidak nyaman, tidak bersih, sampah-sampah bertimbun,” ujarnya.

Mangku Pastika juga menyoroti masalah kemacetan yang semakin parah, yang menurutnya menjadi salah satu faktor utama ketidaknyamanan di Denpasar. Ia menyebut beberapa wilayah, seperti Sesetan, yang dinilai kumuh dan dipenuhi oleh pedagang yang tidak teratur, sehingga menambah ketidaknyamanan.

Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur kota, seperti kabel-kabel listrik yang berantakan, menyerupai spaghetti, yang semakin merusak keindahan wajah kota Denpasar.

“Nggak nyaman kenapa? macet di mana-mana. Dan tidak indah karena banyak yang kumuh. Misalnya kita jalan di Sesetan itu ya, nyaman nggak sih, Nggak. Kumuh. Penuh dengan pedagang pedagang yang tidak jelas. Itu juga misalnya kabel kabel yang semerawut di mana mana seperti Supermi itu, seperti spaghetti,” kritiknya.

Selain itu, Pastika mengingatkan masalah pengelolaan sampah, khususnya terkait Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), yang menurutnya pernah ia prediksi akan mengalami masalah seperti PT NOEI.

Ia menyesalkan keputusan untuk menghentikan operasi TPST tanpa mencari solusi terlebih dahulu. Menurutnya, masalah seperti ini seharusnya segera dicari solusinya agar kota tidak semakin kumuh dan tidak nyaman bagi warganya.

“Apalagi saya dengar dulu saya pernah berkunjung ke tempat TPST itu kan saya bilang ini sebentar lagi nasibnya sama dengan PT NOEI. Ya betul, sekarang diputus. Kan Mestinya ditengok sana. Masak enggak ada solusi. Sekarang kemana dibuang sampah itu, dibawa urus kemana. Persoalan ini harus ada solusi segera. Bukan apa apa ya, nggak nyaman,” pungkasnya. (wid)