Foto: Susana kegiatan Temu Alam untuk STIE Satya Dharma Membumi” pada Sabtu pagi, 10 Agustus 2024di Pojok Tanam Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja.

Singaraja (Metrobali.com)-

Di sebuah sudut kampus yang penuh kehidupan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja mengadakan sebuah acara istimewa yang berjudul “Temu Alam untuk STIE Satya Dharma Membumi” pada Sabtu pagi, 10 Agustus 2024di Pojok Tanam Kampus yang menjadikan suasana kampus terasa berbeda. Bukan sekadar seminar, tetapi sebuah pertemuan jiwa dengan alam, sebuah upaya untuk menyatu dengan kehidupan sekitar.

Di bawah langit yang cerah, Dr. Juli Nuryani, S.E., M.M., selaku Ketua STIE Satya Dharma Singaraja, tampil sebagai pembicara utama atau keynote speaker. Selain itu, hadir pula Bendahara Yayasan Ratyni Gorda Dr. Gung Tini Gorda, sebagai narasumber.

Narasumber lainnya adalah Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE Satya Dharma Singaraja Dr. I Gusti Made Dharma Hartawan, S.E., M.M., Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE Satya Dharma Singaraja Dr. I Ketut Sudarnaya, M.M., serta Ketua BEM STIE Satya Dharma Singaraja Kadek Tirta Yasa.

Dengan penuh semangat, Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Juli Nuryani, S.E., M.M., menjelaskan bahwa “membumi” bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi sebuah filosofi hidup.  Filosofi yang mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam, menghargai setiap elemen yang membentuk dunia di sekitar kita, dan menjaga keberlanjutannya dengan penuh kesadaran. “Melalui acara ini kami ingin STIE Satya Dharma benar-benar membumi menjadi tempat di mana manusia dan alam menyatu, saling menjaga dan menginspirasi,” katanya.

Upaya ini bukanlah angan-angan belaka. STIE Satya Dharma telah melangkah lebih jauh dengan meluncurkan program Eco Campus. Sebuah inisiatif yang melibatkan seluruh civitas akademika untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Ada empat pilar utama dalam program ini: memilah sampah, menghemat energi, mengurangi penggunaan kertas, dan menjaga lingkungan sekitar,” terang Juli.

Ternyata program Eco Campus ini mendapat sambutan luar biasa dari berbagai pihak, termasuk Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali Nusra dan Coca-Cola Euro Pacific Partners (CCEP) Indonesia, yang turut mendukung gerakan ini.

Salah satu hasil dari kolaborasi tersebut adalah pemilihan Brand Ambassador Eco Campus. Para mahasiswa yang terpilih sebagai ambassador akan diberikan dana untuk menjalankan proyek ramah lingkungan selama tiga bulan. Sebuah langkah nyata yang membuktikan bahwa STIE Satya Dharma benar-benar serius dalam menjaga alam dan menciptakan dampak positif.

Salah satu narasumbe dalam acara “Temu Alam untuk STIE Satya Dharma Membumi” Dr. Gung Tini Gorda yang juga Bendahara Yayasan Ratyni Gorda yang menaungi STIE Satya Dharma menekankan betapa pentingnya peran asesor dalam memberikan arahan yang konstruktif untuk kemajuan kampus.

 

Gung Tini Gorda juga berbicara tentang pengalamannya berorganisasi di bidang perempuan sejak tahun 2007, dan bagaimana dirinya berkomitmen untuk meninggalkan legacy program yang berarti bagi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga. Salah satu inisiatifnya adalah membuka kelas khusus perempuan di STIE Satya Dharma dengan memfasilitasi beasiswa kuliah bagi perempuan warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan.

“Kami meyakini bahwa mendidik satu perempuan berarti menyelamatkan satu generasi,” katanya seraya menekankan bahwa inisiatif ini bukan dimaksudkan untuk mendiskriminasi kaum laki-laki, tetapi lebih karena laki-laki memiliki banyak kesempatan, sementara perempuan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua I Bidang Akademik STIE Satya Dharma Singaraja Dr. I Gusti Made Dharma Hartawan, S.E., M.M.,selaku narasumber menyampaikan pandangannya tentang pentingnya menghormati alam. “Kita lahir dari alam, dan suatu saat kita akan kembali ke alam. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjalin hubungan yang harmonis dengan alam,” ucapnya. Menurutnya, Temu Alam ini bukan sekadar himbauan, tetapi sebuah ajakan untuk lebih bersahabat dengan alam.

Suasana semakin hangat ketika Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIE Satya Dharma Singaraja Dr. I Ketut Sudarnaya, M.M., mengenang bahwa STIE Satya Dharma telah “membumi” sejak lama. Beliau menggambarkan betapa eratnya hubungan kampus ini dengan alam, tercermin dari warna jas almamater yang menyerupai warna tanah, dan lambang kampus yang melambangkan sembilan penguasa penjuru mata angin.

 

Ketua BEM STIE Satya Dharma Singaraja, Kadek Tirta Yasa turut berbicara dengan penuh antusias. “Temu Alam ini adalah cara kami untuk memperkenalkan STIE Satya Dharma dengan cara yang berbeda. Di sini, kami ingin menunjukkan bahwa kampus kami tidak hanya peduli pada pendidikan, tetapi juga pada alam,” katanya. Kegiatan ini juga diisi dengan aksi panen bersama, di mana para mahasiswa memanen kangkung dan sayuran hijau dari Pojok Tanam, sebuah kebun kecil di sudut kampus.

Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan jejak di hati para peserta, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari Made Dharma Hartana dari Komunitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Goa Dharma Widya Astiti. Menurutnya, Temu Alam ini sangat sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, yang mengajarkan manusia untuk hidup harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Para anggota Tim Eco Campus STIE Satya Dharma Singaraja menyukseskan kegiatan Temu Alam Untuk STIE Satya Dharma Membumi.  Tim Eco Campus ini dibentuk untuk memperkuat berbagai kegiatan dari empat pilar Eco Campus.

Sepastika, salah satu anggota Tim Eco Campus STIE Satya Dharma Singaraja, mengatakan bahwa melalui kegiatan ini, Tim Eco Campus telah merancang beberapa program, salah satunya adalah Temu Alam.

Dalam kegiatan ini, Tim Eco Campus ingin memperkenalkan salah satu program kampus, yaitu Pojok Tanam. Di lokasi ini, ditanam beberapa jenis sayur yang memiliki nilai ekonomis. Sayur-sayuran ini nantinya akan dipanen dan diperjualbelikan di lingkungan kampus.

Melalui program ini, Tim Eco Campus ingin mengajak seluruh mahasiswa untuk melihat peluang berwirausaha di STIE Satya Dharma Singaraja. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkenalkan kampus STIE Satya Dharma Singaraja secara lebih luas kepada masyarakat.

Anggota Tim Eco Campus lainnya, Ayu dan Kadek Pujayanti, berharap seluruh mahasiswa STIE Satya Dharma Singaraja dapat menerapkan prinsip Eco Campus dengan lebih baik, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan merawat tanaman di lingkungan kampus. Mereka juga berharap program Eco Campus dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga ke depannya, kampus STIE Satya Dharma Singaraja dapat menjadi seperti Desa Penglipuran, yang bersih dan bebas dari sampah.

Akhirnya, melalui kegiatan “Temu Alam untuk STIE Satya Dharma Membumi” ini,  STIE Satya Dharma Singaraja lewat program Eco Campus tidak hanya membumi tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang mendalam tentang pentingnya menjaga alam. Dengan semangat dan komitmen yang kuat, kampus ini akan terus menginspirasi masyarakat untuk hidup lebih harmonis dengan lingkungan.

Dan begitulah, STIE Satya Dharma Singaraja terus membumi. Sebuah perjalanan panjang yang diawali dari sebuah filosofi sederhana, tetapi bermakna mendalam. Sebuah kampus yang tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga menanamkan cinta terhadap alam. (wid)