Foto: Ketua DPD Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali saat pertemuan dengan para klian subak, beberapa kepala desa, Camat Seririt, Kadis Pertanian Buleleng, PUPR Provinsi Bali, dan BWS Bali.

Buleleng (Metrobali.com)-

Ketua DPD Golkar Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas respon dan langkah cepat Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali menghadirkan solusi dan upaya nyata terkait penanganan pendangkalan saluran irigasi di sejumlah subak di Kabupaten Buleleng.

Respon tersebut adalah jawaban atas harapan yang disampikan warga kepada Sugawa Korry saat hadir di Pura Puseh Desa Adat Tegallenge untuk memenuhi undangan pada piodalan, Sabtu, 20 Juli 2024. Kala itu Sugawa Korry dengan penuh empati mendengarkan keluh kesah dan aspirasi dari para klian subak dan Bendesa Adat Tegallenge yang menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi irigasi yang semakin memprihatinkan.

Bayangkan, sekitar 200 hektar sawah dan 400 keluarga petani terancam kehilangan mata pencaharian utama mereka. Irigasi yang dulunya mengalirkan kehidupan kini tersendat oleh endapan sedimentasi. “Kalau dulu bisa tiga kali panen, sekarang hanya bisa sekali saja,” ungkap klian subak dengan mata berkaca-kaca. Pendapatan yang tergerus, harapan yang memudar, semuanya karena irigasi yang tertutup lumpur dan sampah.

Namun, harapan itu belum sepenuhnya sirna. Sugawa Korry yang juga mendapatkan dukungan luas maju sebagai Calon Bupati Buleleng yang mendengar langsung suara para petani, segera bergerak. Dengan penuh dedikasi, ia berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali. Respons cepat pun datang, dan tak lama setelahnya, tim dari BWS Bali turun ke lapangan untuk meninjau langsung situasi. Pada Senin, 29 Juli 2024, alat berat sudah tiba di lokasi, siap untuk memulai pengerukan.

Tidak hanya berhenti di situ, Sugawa Korry juga mengadakan kunjungan kerja pada Selasa, 30 Juli 2024, di kantor Camat Seririt. Pertemuan itu dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk para klian subak, beberapa kepala desa, Camat Seririt, Kadis Pertanian Buleleng, PUPR Provinsi Bali, dan BWS Bali.

“Banyak hal yang muncul dalam diskusi tersebut, seperti masalah sampah yang masuk ke saluran irigasi dan sawah-sawah, cek dam Banjarasem yang terbengkalai sejak 7 tahun yang lalu, dampak galian C terhadap sidementasi saluran irigasi,” ungkap Sugawa Korry.

Diskusi yang transparan ini membuahkan hasil yang menggembirakan: pengerukan pendangkalan irigasi sepanjang 7 hingga 8 km akan dituntaskan hingga Desember 2024, dengan harapan selesai seluruhnya pada 2025.

Selain itu, masalah lainnya seperti sampah yang menyumbat irigasi dan sawah, serta cek dam Banjarasem yang terbengkalai selama tujuh tahun terakhir, juga mendapat perhatian serius. Cek dam Banjarasem yang rusak membuat 80 hektar sawah tidak teraliri air. Ini menjadi prioritas untuk diusulkan dalam anggaran 2025.

Sugawa Korry, dengan penuh harap, menutup diskusi dengan permintaan agar Satpol PP Kecamatan lebih aktif dalam mengawasi kegiatan galian C yang berkontribusi pada sedimentasi irigasi. Para klian subak dan kepala desa yang hadir merasa lega dan optimis, berharap bahwa semua keputusan yang telah diambil akan segera diwujudkan dengan baik.

Kisah ini bukan hanya tentang persoalan irigasi, tetapi juga tentang harapan dan perjuangan para petani untuk masa depan yang lebih baik. Sugawa Korry dan timnya telah menyalakan kembali harapan para petani itu, memberi mereka alasan untuk percaya bahwa besok akan lebih baik dari hari ini. (wid)