Foto: DPD HIPPI Bali menjalin sinergi dan kolaborasi melalui MoU dengan VENTENY dalam acara di Trans Studio Mall, Denpasar, pada Sabtu 20 Juli 2024.

Denpasar (Metrobali.com)-

DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Bali terus menguatkan sinergi dan kolaborasi dalam penguatan pemberdayaan UMKM dan mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau.

Yang terbaru HIPPI Bali menjalin sinergi dan kolaborasi melalui MoU dengan VENTENY dalam acara di Trans Studio Mall, Denpasar, pada Sabtu 20 Juli 2024. Acara dilanjutkan dengan talkshow tentang “HIPPI Bali Wujudkan Bali Sebagai Pusat Ekonomi Hijau Melalui Tanam Padi Sehat Pribumi 500 Hektar” yang menghadirkan pembicara Ketua DPD HIPPI Bali Doktor Gung Tini Gorda. Agenda acara diinisiasi dari usaha EO Ketua DPC HIPPI Denpasar Naralia.

Kegiatan ini merupakan cikal bakal HIPPI Bali untuk bagaimana membawa Bali sebagai Pusat Ekonomi Hijau, yang dalam hal ini untuk mencegah Stunting dari penanaman padi sehat. Apalagi beras merupakan kebutuhan pokok dan inilah yang harus dikerjakan bersama-sama atau dikolaborasikan dengan program-program pemerintah.

Selain Gung Tini Gorda juga turut menjadi pembicara dalam Talk Show ini yakni Chief Operating Officer VENTENY Damar Raditya, Lissa Ratna Owner Lurick Rachmad, dan Owner MS Glow Maharani Kemala.

Gung Tini Gorda mengatakan, kita tidak boleh menutup mata bahwa bagaimana seorang pengusaha itu bukan mengeksploitasi apa yang menjadi bentuk usahanya. “Jadi konsep dalam berpikir untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, bukan lagi menjadi tujuan utama di dalam kepengurusan HIPPI Bali saat ini,” tegasnya.

Menurut Gung Tini Gorda, ini sangat sejalan dengan apa yang menjadi wacana dari pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045. Artinya bagaimana bisa melahirkan generasi emas, tidak ada lagi generasi yang menghadapi Stunting di masa yang akan datang.

“Inilah yang menjadi cikal bakal dari HIPPI untuk bagaimana membawa Bali menjadi pusat ekonomi hijau, minimal pengusahanya itu cinta lingkungan. Jadi tidak ada lagi istilahnya entrepreneur sejati, tetapi sociopreneur. Dalam artian tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya, tetapi harus seimbang dengan kegiatan sosial yang terkait dengan lingkungan,” tuturnya.

Gung Tini Gorda juga menekankan pentingnya membuat ekosistem yang benar-benar ada mata rantainya. Jadi disini pentingnya membuat pasar bagi para pengusaha karena menurut Gung Tini Gorda, ketika sudah berbuat namun pasarnya tidak ada, itu sama dengan omong kosong.

Gung Tini Gorda kemudian menyoroti pentingnya edukasi dan literasi bagi para pengusaha terkait konsep sociopreneur, karena jika ini tidak dilakukan maka konsep ekonomi hijau hanya sekedar wacana belaka.

Pembicara kedua, Maharani Kemala, yang merupakan Owner MS Glow mengatakan, dalam mendukung konsep Ekonomi Hijau, kedepannya pihaknya berupaya untuk memberikan value atau manfaat bagi banyak orang. “Oleh karena itu MS Glow berencana untuk mendaur ulang limbah kosmetik, dengan harapan bisa mengurangi limbah kosmetik yang tentunya membahayakan lingkungan,” ujarnya.

Di sela-sela acara Talkshow, Maharani Kemala disematkan Pin Dewan Kehormatan HIPPI Bali oleh Ketua DPD HIPPI Bali, Gung Tini Gorda. Ini artinya pengusaha sukses ini telah resmi menjadi Dewan Kehormatan HIPPI Bali.

Setelah resmi menjadi Dewan Kehormatan HIPPI Bali, Maharani Kemala memberikan pandangannya. Menurutnya HIPPI Bali merupakan organisasi yang sangat bagus karena mengusung konsep ekonomi hijau. Maharani pun berharap semua anggota HIPPI bisa sukses kedepannya, makin solid dalam berorganisasi serta semakin banyak membantu UMKM-UMKM, khususnya di Bali.

Pembicara ketiga, Damar Raditya selaku Chief Operating Officer VENTENY dalam materinya mengatakan, Venteny hadir untuk mendukung perkembangan UMKM. Namun dia menyadari bahwa ada tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha, khususnya dari segi aspek finansial yang menurutnya sangat krusial untuk membangun sebuah bisnis.

“Untuk itu VENTENY bertekad untuk mendukung UMKM, tidak hanya dari sisi finansialnya saja, tetapi juga memberikan literasi dan edukasi. Dengan demikian para pelaku UMKM mengetahui bagaimana cara mengelola dan memaksimalkan modalnya,” ujar Damar.

Pembicara keempat, Lissa Ratna selaku Owner Lurik Rachmad, dalam paparannya mengatakan, Lurik Rachmad merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kain tenun tradisional. Perusahan ini juga telah mendukung konsep ekonomi hijau dengan memberdayakan tenaga kerja lokal, terutama kaum ibu-ibu yang sudah berusia sepuh namun masih produktif.

Artinya walaupun sudah berusia senja, namun mereka bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Tidak sampai di sana, Lurik Rachmad juga memanfaatkan limbah benang sisa dari kain tenun untuk diolah kembali menjadi produk baru, yang tentunya memiliki nilai ekonomi.

Para mahasiswa dan peserta umum memberikan tanggapan mereka terkait acara Talkshow bertema Fashion Beauty & Entrepreneur. Mahasiswa Undiknas Raka Saputra dan Gita Wahyuni mengaku sangat senang bisa menghadiri acara Talkshow kali ini karena memberikan insight-insight positif tentang konsep ekonomi hijau.

Tanggapan serupa juga disampaikan peserta umum lainnya, Natalia dan Mia dari Wanita Katolik Indonesia (WKRI) cabang Roh Kudus Katedral Denpasar. Mereka berharap agar acara-acara seperti ini bisa terus digelar karena benar-benar memberikan pengetahuan positif, khususnya bagi para pengusaha.

Seusai Talkshow acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara HIPPI Bali dengan VENTENY. Terkait MoU ini, Damar Raditya selaku Chief Operating Officer VENTENY menjelaskan, mengingat Venteny ini fokusnya adalah untuk memberikan empowerment kepada UMKM dan secara kebetulan HIPPI merupakan salah satu organisasi yang berkomitmen untuk memajukan UMKM, maka pihaknya melihat adanya sinergi yang dilakukan antara VENTENY dan HIPPI Bali.

“Tujuannya jelas agar kedua belah pihak bisa bersama-sama membangun UMKM yang lebih baik sehingga perekonomian Indonesia, khususnya di Bali, menjadi lebih baik,” ungkap Damar lantas menambahkan secara konsep melalui MoU ini, pihaknya ingin mengembangkan potensi yang ada di HIPPI Bali.

Diharapkan dengan MoU ini, baik VENTENY maupun HIPPI Bali, bisa mendukung pertumbuhan perekonomian di Bali sehingga semua konsep, khususnya konsep Ekonomi Hijau yang diusung oleh HIPPI, bisa berjalan dengan sukses, sehingga target Indonesia Emas di tahun 2045 bisa tercapai.

Sementara itu, Ketua DPD HIPPI Bali, Doktor Gung Tini Gorda mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik MoU tersebut karena dari pihak VENTENY menawarkan kerjasama dengan HIPPI Bali untuk mengajak seluruh DPC dalam rangka untuk membangun konsep ekonomi hijau. Jadi ekosistem yang ingin dibangun adalah bagaimana merencanakan produk unggulan, dan untuk meningkatkan produktivitas maka dibutuhkan pendanaan.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, VENTENY siap melakukan kerjasama dari hulu ke hilir. Jadi setelah diberikan pendanaan, pasar pun diharapkan bisa diciptakan oleh VENTENY itu sendiri sehingga apa yang menjadi harapan untuk menaik kelaskan UMKM bisa terwujud dari sinergi dan kerjasama ini.

Diharapkan MoU ini tidak hanya sekedar tanda tangan, tetapi dalam implementasinya disesuaikan dengan keunggulan dari kabupaten/kota se-Bali.

Ketua DPC HIPPI Bangli, I Dewa Ayu Supartini, turut menyambut positif MoU antara HIPPI Bali dengan VENTENY. Dia mengatakan, DPC HIPPI Bangli sangat mendukung sinergi antara HIPPI Bali dengan VENTENY.

Diharapkan MoU ini bukan hanya sekedar tanda tangan, tapi benar-benar membawa keberkahan bagi anggota-anggota HIPPI yang nantinya akan terlibat di dalam MoU tersebut. Selain itu juga UMKM-UMKM binaan HIPPI Bali, khususnya HIPPI Bangli akan menikmati hasil dari MoU tersebut dan konsep ekonomi hijau benar-benar terealisasi.

Alfrieds Agustinus selaku Ketua DPC HIPPI Buleleng mengatakan, program yang baik tidak bisa dikerjakan sendiri, dan harus berkolaborasi. HIPPI memang menelorkan konsep ekonomi hijau, namun secara implementasi harus dikerjakan secara bersama-sama. Dan MoU antara HIPPI Bali dan VENTENY ini menjadi momentum dan simbol untuk semua bahwa Bali memerlukan konsep ekonomi hijau.

Para anggota HIPPI Bali yang telah menjalankan usahanya dengan konsep ekonomi hijau sharing terkait usaha yang telah mereka kelola selama ini.  Ni Luh Putu Gunatri, Ketua bidang Pertanian, Kelautan, Koperasi, UKM DPD HIPPI Bali mengatakan, HIPPI Bali memiliki program unggulan yaitu mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau. Gunatri yang juga pelaku UMKM dari UD Walguns mengaku sudah mendukung program ekonomi hijau melalui pertanian organik dengan menghasilkan produk beras sehat.

Dalam implementasinya untuk mendukung konsep ekonomi hijau, UD Walguns mendampingi dan membina para petani dengan bekerjasama dengan Kepala Desa dan subak untuk Go Organik.

Selanjutnya anggota HIPPI Bali lainnya Putu Yoga Audi Arta, lewat usahanya UD Kurnia Arta mengatakan, pihaknya telah menjalankan konsep ekonomi hijau, dengan produknya berupa kopi dan teh herbal. Menurutnya, dengan menerapkan konsep ekonomi hijau, para pengusaha selain berbisnis juga bisa menjaga lingkungan yang berkesinambungan.

Kemudian anggota HIPPI Bali lainnya Abez, selaku Owner Bali Mountain Retreat mengatakan, pihaknya telah menjalankan konsep ekonomi hijau dengan memberdayakan tenaga kerja lokal. Dengan demikian pihaknya ikut berpartisipasi dalam meningkatkan perekonomian warga lokal.

Konsep ekonomi hijau yang digaungkan oleh HIPPI Bali mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Bali, I Wayan Ekadina. Dia mengatakan HIPPI Bali telah sukses menelorkan lumbung beras sehat. Menurutnya apa yang sudah dikerjakan oleh HIPPI merupakan hal yang luar biasa, tentunya dalam rangka untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan untuk kesehatan bersama. (wid)