Foto: Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Badung Antonius I Made Restika.

Badung (Metrobali.com)-

Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Badung Antonius I Made Restika berbicara mengenai pandangannya terkait pemimpin ideal untuk Badung di tengah berbagai dinamika, tantangan dan persoalan yang ada. Dikatakan, pemimpin Badung yang ideal di masa depan harus memiliki komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat secara merata di semua tingkatan.

Menurutnya, pemimpin Badung tidak boleh hanya mementingkan kelompok tertentu, melainkan harus mewakili seluruh masyarakat Badung. Pemimpin sejati adalah mereka yang dimiliki oleh masyarakat dan memiliki komitmen nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Badung secara keseluruhan, bukan hanya kelompok tertentu.

“Kalau sudah namanya pemimpin Badung artinya masyarakat Badung yang memiliki pemimpin. Pemimpin itu dimiliki oleh masyarakat Badung. Pemimpin juga harus punya komitmen untuk mensejahterakan masyarakat Badung, bukan masyarakat kelompoknya,” tegasnya saat dihubungi Kamis 27 Juni 2024.

Made Restika juga menekankan pentingnya bagi calon pemimpin Badung di masa depan untuk memiliki perencanaan yang matang, terutama mengingat bahwa sebagian besar pendapatan daerah berasal dari sektor pariwisata. Menurutnya, pemimpin Badung kedepan harus mampu mengelola risiko-risiko yang mungkin timbul, seperti yang terjadi selama pandemi, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Bila perlu Badung harus mempunyai semacam dana cadangan atau dana abadi. Yang pasti pemimpin itu bisa mengantisipasi risiko apabila nanti pariwisata itu ada masalah, karena Badung pendapatannya 90 persen di pariwisata,” kata politisi NasDem asal Banjar Semate, Desa Abianbase, Kecamatan Mengwi, Badung ini.

Made Restika juga menambahkan bahwa pemimpin di masa depan perlu memperhatikan sektor lain selain pariwisata, seperti sektor pertanian di Badung Utara. Menurutnya, penting untuk mengalokasikan pendapatan daerah secara adil sehingga sektor pertanian juga mendapatkan perhatian yang cukup.

Ini bukan hanya penting selama Pilkada, tetapi juga untuk jangka panjang, agar petani di Badung merasa dihargai dan termotivasi untuk bertani dengan baik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat hanya pada sektor pariwisata, sehingga diversifikasi ekonomi dapat tercapai dengan baik.

“Tidak hanya di pariwisata, mungkin pendapatannya sedikit dipergunakan untuk memperhatikan petani di Badung. Bukan saja saat Pilkada, tetapi untuk seterusnya, biar petani di Badung itu biar suka bertani, sehingga nanti tidak larinya ke pariwisata saja, tetapi ada masyarakat yang tertarik juga ke pertanian,” pungkasnya. (wid)