Dari Dewata Oleh-Oleh Khas Bali, Kolaborasi HIPPI Bali, Yogyakarta & Jatim Bawa UMKM Naik Kelas! Kemas UMKM Pariwisata Pulau Bali Wujudkan UMKM Emas!
Foto: Pengurus HIPPI Bali menerima kunjungan HIPPI Jogyakarta dan HIPPI Jawa Timur di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali pada Selasa 20 Februari.
Denpasar (Metrobali.com)-
Sejumlah UMKM binaan DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Bali lolos dalam kurasi dan berhasil mendapatkan kesempatan mendisplay produknya di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai No 53 Kesiman, Kertalangu, Kota Denpasar. Dewata Oleh-Oleh Khas Bali juga sudah tergabung menjadi anggota HIPPI Bali.
Sejauh ini di tahap awal ada 4 produk UMKM anggota binaan HIPPI Bali yang sudah bekerjasama dengan Dewata Oleh-Oleh Khas Bali yakni dari DPC HIPPI Bangli dengan produk kopi, DPC HIPPI Karangasem dengan produk-produk olahan salak, seperti manisan salak, dan dalam bentuk bumbu rujak. Selanjutnya ada dua produk dari DPD HIPPI Bali yakni produk camilan snack dan produk tas kulit.
Tidak hanya itu, HIPPI Bali juga menerima kunjungan HIPPI Jogyakarta dan HIPPI Jawa Timur di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali pada Selasa 20 Februari. Rombongan diterima langsung Ketua DPD HIPPI Bali Doktor Gung Tini Gorda bersama jajaran pengurus dan Jero Rima selaku owner Dewata Oleh-Oleh Khas Bali yang juga Anggota HIPPI Bali. Dalam kesempatan ini terungkapnya rencana HIPPI mengemas Wisata UMKM melibatkan Anggota HIPPI dan binaan UMKM HIPPI Bali.
HIPPI Bali bersama HIPPI Jogyakarta dan HIPPI Jawa Timur bersepakat berkolaborasi membawa UMKM Emas untuk menyambut Indonesia Emas pada tahun 2045. Gerakan tersebut diawali di Pulau Bali, dimana pada tanggal 21 April 2024 serangkaian memperingati Hari Kartini direncanakan akan dilaunching UMKM Pariwisata Pulau Bali dengan tujuan untuk memberdayakan para pelaku UMKM Bali, Yogyakarta dan Jawa Timur. Dalam acara itu akan disiapkan 100 produk UMKM Bali untuk kemudian dilaunching.
Terkait dengan display produk UMKM Anggota HIPPI Bali yang sudah masuk di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali sejak tanggal 11 Februari 2024, Pengurus DPD HIPPI Bali Bidang Perdagangan Gung Rai Tirtawati menjelaskan, dalam kegiatan kali ini dilaksanakan dari Unit Perdagangan HIPPI Bali yaitu mendisplay produk-produk yang dimiliki oleh anggota HIPPI se Bali, baik dari tingkat kabupaten/ kota dan DPD Provinsi Bali. Terdapat berbagai macam produk UMKM binaan HIPPI Bali yang didisplay dan dipasarkan di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali, yang memang sebelumnya sudah menjalin kerja sama dan kebetulan juga owner dari Dewata Oleh-Oleh Khas Bali merupakan anggota HIPPI Provinsi Bali.
Kadek Imawati yang akrab disapa Jero Rima selaku owner Dewata Oleh-Oleh Khas Bali menjelaskan, DPD HIPPI Bali bersama DPC HIPPI Bangli dan DPC HIPPI Karangasem sudah memasukkan produk yang sudah lolos terseleksi. Tentunya pihak Dewata Oleh-Oleh Khas Bali tidak sembarang memilih produk. Yang diutamakan adalah dari segi rasa yang harus enak, kemasannya harus menarik serta sudah dilengkapi Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).
Selain itu, harga produk-produk tersebut dijamin lebih murah karena langsung dari petani dan pembuat, sehingga bisa dipasarkan di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Dengan demikian para konsumen dan insan pariwisata yang berbelanja ke Dewata Oleh-Oleh Khas Bali mendapatkan harga yang lebih terjangkau dari yang lain.
“Ini merupakan komitmen Dewata Oleh-Oleh untuk mengajak, menuntun, membina dan memasarkan produk-produk UMKM binaan HIPPI Provinsi Bali dengan harapan bisa menjual lebih murah dan pastinya dijamin laku,” ujar Jero Rima.
Terkait dengan kriteria agar bisa memasukkan produk di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali, Jero Rima mengatakan, yang pertama produknya harus enak, kemudian yang kedua sudah lolos dari izin Depkes atau mendapatkan izin PIRT, dan yang ketiga harganya tentu sangat terjangkau, selain juga kemasan harus lebih bagus dan menarik dengan ciri khas oleh-oleh khas Bali.
Ditambahkannya, yang perlu ditingkatkan saat ini adalah produksinya agar lebih banyak, dan distribusinya lebih cepat. Jangan sampai raknya kosong ketika produknya sudah laku. “Kami terus mendorong dan memberikan semangat kepada para pelaku UMKM, khususnya dibawah binaan HIPPI Bali untuk terus berproduksi sehingga Dewata Oleh-Oleh sebagai pemasar bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” ungkap Jero Rima.
Terkait dengan sistem kerjasamanya, Jero Rima mengatakan, pertama-tama dilakukan pengenalan produk. Ketika produk tersebut disukai oleh konsumen dan laku, maka pihak Dewata Oleh-Oleh Khas Bali membeli produk-produk tersebut dengan sistem beli putus. Dalam perjanjian ini dipastikan bisa melancarkan biaya atau modal UMKM.
Jero Rima menegaskan, pihaknya tidak pernah memungut biaya sepeserpun kepada UMKM yang masuk ke Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Pihaknya meminta harga yang diberikan oleh UMKM, selanjutnya mengambil margin dan mengambil biaya pajaknya langsung.
Sementara itu Ketua DPC HIPPI Bangli I Dewa Ayu Supartini menambahkan pihaknya membawa produk kopi robusta dari Bangli untuk didisplay di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Kopi ini juga disebutkan diambil dan diolah langsung oleh petani itu sendiri.
“Keistimewaan dari produk ini adalah karena diolah dengan sangat alami, bersih, dan dengan cita rasa yang tentunya luar biasa bagi penikmatnya. Kopi robusta ini juga berkhasiat membuat tubuh menjadi lebih bugar,” terangnya.
Supartini berharap produk kopi robusta asli Bangli tersebut bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat yang datang ke Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Apalagi konsumen yang datang ke Dewata Oleh-Oleh tidak hanya berasal dari Bali saja, tetapi juga dari luar Bali, seperti Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lainnya di Indonesia lainnya.
Selanjutnya Ketua DPC HIPPI Karangasem Ni Putu Gatriyani yang akrab disapa Anik mengatakan, pihaknya membawa produk olahan salak dari Karangasem untuk didisplay di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Dikatakan, produk olahan salak tersebut terdiri dari manisan salak dan bumbu rujak. Bumbu rujak tersebut berasal dari sari-sari olahan selai salak. “Jadi semua produk HIPPI Karangasem yang didisplay di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali terbuat dari salak, mengingat juga Karangasem merupakan daerah yang kaya akan kebun salak,” ungkapnya.
Gatriyani menjelaskan, salak yang dijadikan bahan dasar olahan tersebut diambil dan diolah langsung oleh para petani yang ada di desa di Karangasem. Salah satunya adalah Desa Sibetan. Pihaknya berharap kedepan UMKM bisa naik kelas dan produktivitasnya semakin meningkat, sehingga berdampak positif terhadap petani salak. Selain itu juga diharapkan hasil olahan salak ini bisa menjadi produk yang berkualitas.
Pengurus DPD HIPPI Bali Bidang Perdagangan Tiwi Tjandra memberikan masukan kepada UMKM anggota HIPPI mengenai cara mendisplay produk yang benar sehingga bisa menarik calon pembeli. Dikatakannya bahwa teknik display produk tersebut bisa dimulai dari pemilihan warna yang terang ke gelap, dengan tujuan agar pandangan konsumen menjadi nyaman. “Kemudian produk-produk yang laku agar ditempatkan di area-area strategis atau yang paling sentral, demikian juga produk-produk terbaru, karena biasanya orang-orang akan menanyakan produk-produk kekinian,” katanya.
Di sisi lain HIPPI Bali menerima kunjungan HIPPI Jogyakarta di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali pada Selasa 20 Februari. HIPPI Bali bersama HIPPI Jogyakarta dan HIPPI Jawa Timur bersepakat berkolaborasi membawa UMKM Emas untuk menyambut Indonesia Emas pada tahun 2045.
Gerakan tersebut diawali di Pulau Bali, dimana pada tanggal 21 April 2024 serangkaian memperingati Hari Kartini direncanakan akan dilaunching UMKM Pariwisata Pulau Bali dengan tujuan untuk memberdayakan para pelaku UMKM Bali, Yogyakarta dan Jawa Timur. Artinya dari Bali, Yogyakarta, Jawa Timur, untuk UMKM Emas demi mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.
Ketua DPD HIPPI Yogyakarta Dr. Sarbini yang akrab disapa Mbah Ben mengatakan dalam acara di bulan April tersebut akan disiapkan 100 produk UMKM Bali untuk kemudian dilaunching. Selain itu juga akan disiapkan media untuk memposisikan UMKM naik kelas, yakni di Dewata Oleh-Oleh Khas Bali. Dengan demikian pemberdayaan UMKM akan semakin strategis dengan adanya media seperti Dewata Oleh-Oleh yang mengakomodir produk-produk UMKM, khususnya dibawah binaan HIPPI Bali.
Apalagi hampir setiap hari Sabtu dan Minggu, serta di hari libur rata-rata Dewata Oleh-Oleh dikunjungi oleh 500 bus. “Oleh karena itu, Dewata Oleh-Oleh Khas Bali dijadikan sebagai media UMKM. Ini merupakan solusi strategis dan nyata untuk membawa UMKM naik kelas,” kata Mbah Ben.
Mbah Ben menambahkan, dalam kegiatan kunjungan kali ini pihaknya mencoba untuk memacu anggota agar produknya lebih inovatif, mengingat perilaku konsumen yang terus berubah-ubah. Oleh karena itu, para pelaku UMKM dituntut untuk kreatif dan berani berinovasi.
Sementara itu Ketua DPD HIPPI Bali Dr. Gung Tini Gorda mengatakan, dalam Wisata UMKM tersebut HIPPI Bali akan membuat semacam paket tur keliling daerah kabupaten/kota sebelum destinasi terakhirnya ke Dewata Oleh-Oleh Khas Bali
“Yang sudah siap dijual saat ini adalah paket retreat. Jadi selama 5 hari di Bali mendapatkan pengalaman retreat mengunjungi sejumlah destinasi wisata seperti Tenganan di Karangasem untuk melihat atau mempraktekkan langsung cara membuat kain tenun,” ungkapnya.
Rani Rahmawati selaku Sekretaris DPC HIPPI Tabanan yang juga Owner Penginapan Retreat Center Tabanan mengatakan, dengan adanya HIPPI ini para pelaku UMKM, khususnya di Tabanan, bisa terbantu dalam hal pemasaran. Sementara terkait dengan konsep Wisata UMKM yang akan segera dilaunching, Rani Rahmawati mengatakan bahwa wisata UMKM nantinya menawarkan paket tur untuk mendatangi UMKM-UMKM di seluruh Bali. “Ini nantinya menjadi momentum bagi para pelaku UMKM untuk memperkenalkan produk-produk mereka,” katanya.
Ditambahkannya, ada 100 produk UMKM dari seluruh Bali yang akan dilaunching pada Bulan April 2024. Keuntungannya bagi para pelaku UMKM dalam acara tersebut adalah mereka bisa memperkenalkan produk-produk mereka kepada HIPPI. Diharapkan kedepannya para pelaku UMKM bisa lebih maju dan naik kelas.
Rani Rahmawati kemudian mencontohkan petani salak di Tabanan yang seharusnya bisa naik kelas ketika mereka mampu mengolah salak yang mereka panen menjadi produk unggul. “Dalam hal ini HIPPI Tabanan siap memfasilitasi pemasarannya sehingga para petani salak di Tabanan bisa mendapatkan income yang lebih bagus lagi. Dari bahan baku salak saja bisa menghasilkan beberapa produk seperti kripik, selai, hingga wine salak,” bebernya.
Selanjutnya Ketua DPC HIPPI Bangli I Dewa Ayu Supartini mengatakan, HIPPI Bali berkolaborasi dengan HIPPI Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk membangkitkan UMKM agar naik kelas. Terutama di Bali, dimana HIPPI Bali sebagai pionir atau penggagas, pastinya akan mengekspos UMKM-UMKM di seluruh Bali. Apalagi dalam acara launching pada Bulan April mendatang akan mengangkat UMKM Bali. Apalagi dalam acara tersebut juga akan mengundang HIPPI Pusat, yang mana mereka akan menyebarluaskan UMKM-UMKM di Bali, selain juga UMKM-UMKM Yogyakarta dan Jawa Timur.
Terkhusus di Bangli sudah memiliki produk andalan yaitu kopi Bangli yang dibranding dengan nama E’ KOFEE BALI. Ini telah menjadi produk unggulan HIPPI Bangli yang nantinya pada saat acara launching bisa menjadi produk yang luar biasa untuk diperkenalkan. “Acara launching di Bulan April tersebut tentunya akan menjadi event yang luar biasa bagi UMKM-UMKM binaan HIPPI Bali karena juga akan mendapat dukungan dari HIPPI Yogyakarta, HIPPI Jawa Timur dan HIPPI Pusat,” terangnya.
Menurut Supartini, kendala yang dihadapi oleh UMKM saat ini adalah kurangnya pendampingan dari pemerintah, terutama dalam hal kontinuitas pemasaran. Jadi disinilah peran dari HIPPI untuk membantu pemerintah untuk membangkitkan pemasaran UMKM. Jadi kendala selain pendampingan adalah pemasaran.
Diharapkan melalui kolaborasi kegiatan antara HIPPI Bali, Yogyakarta dan Jawa Timur bisa mengatasi kendala pemasaran tersebut. Supartini yakin kolaborasi ini bisa mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM selama ini.
Sementara itu Ketua DPC HIPPI Karangasem Ni Putu Gatriyani yang akrab disapa Anik mengatakan, ini merupakan acara yang luar biasa, dimana sebuah roadmap telah disusun untuk mempromosikan produk-produk UMKM, khususnya binaan HIPPI Bali. Apalagi HIPPI Bali yang bersinergi dengan HIPPI Yogyakarta dan HIPPI Jawa Timur akan melaunching 100 produk UMKM dari seluruh Bali pada tanggal 21 April 2024.
“Kita harapkan UMKM-UMKM yang ada di Bali bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Dalam hal ini HIPPI Bali akan menjadi wadah untuk mempromosikan produk-produk UMKM,” ujarnya.
Peran HIPPI di sini sangat jelas yakni untuk membawa UMKM naik kelas. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan peran dari segala aspek dan sinergi pentahelix, termasuk dari pemerintah dan UMKM itu sendiri.
Gatriyani menilai peran pemerintah sangat penting untuk mensuport UMKM, seperti memberikan Diklat sehingga ada semacam transfer knowledge kepada para pelaku UMKM. Pemerintah bersama organisasi-organisasi lainnya seperti HIPPI juga diharapkan bisa membantu memasarkan produk-produk UMKM. (wid)