Butet Baca Puisi Wiji Thukul Singgung Capres Penculik, Ini Isinya
Jakarta, (Metrobali.com)
Seniman Butet Kartaredjasa yang hadir dalam kampanye akbar Ganjar Pranowo dan Mahfud MD membacakan puisi Wiji Thukul. Ia juga menyinggung ada calon presiden (capres) yang menculik Wiji Thukul.
“Dari Solo lahir penyair besar yang menjadi martir di Indonesia, sahabatku Wiji Thukul, yang diculik, dan yang menculik mencapreskan. Sampai hari ini kita tidak tahu di mana kuburnya. Kalau memang sudah meninggal, bagaimana nasibnya, kita tidak tahu,” kata Butet.
Pembacaan puisi ini disaksikan langsung oleh putri Wiji Thukul, Fitri Nganti Wani. Fitri telah kehilangan sang ayah sejak usai lima tahun.
Wani lantas menyampaikan bahwa ia mengingat janji Presiden Joko Widodo. “[Presiden Jokowi menyampaikan] ‘Wiji Thukul harus ketemu, kasus ini harus bisa selesai, Wiji Thukul harus bisa ditemukan.”
“Beliau berkata, ‘Istrinya adalah kawan baik saya, anak-anaknya adalah kawan baik saya. Dan tentu saja kasus Wiji Thukul harus diselesaikan, Wiji Thukul harus ketemu hidup atau mati’,” pungkas Wani.
Puisi Wiji Thukul Berjudul “Sajak Suara”
Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
Mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu menghentikan
Nyanyian bimbang
Dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
Di sana bersemayam kemerdekaan
Apabila engkau memaksa diam
Aku siapkan untukmu:
Pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
Ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
Engkau harus menjawabnya
Apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti
kutukan!
Sumber : Bloomberg Technoz