Foto: STIE Satya Dharma Singaraja menggelar Wisuda Sarjana ke-24 yang dirangkaian dengan peringatan HUT ke-30 Yayasan Ratyni Gorda dan launching program Eco Kampus di Hotel Banyualit Lovina, Kabupaten Buleleng pada Rabu 15 November 2023.

Buleleng (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma (STIE Satya Dharma) Singaraja menggelar Wisuda Sarjana ke-24 di Hotel Banyualit Lovina, Kabupaten Buleleng pada Rabu 15 November 2023. Wisuda kali ini terasa istimewa karena bertepatan dengan HUT ke-30 atau peringatan 30 tahun berdirinya Yayasan Ratyni Gorda yang menaungi STIE Satya Dharma Singaraja.

Wisuda STIE Satya Dharma Singaraja ini diwarnai semangat dan jiwa pendidik dari Almarhum Prof Gorda dan Istri Almarhum Ratyni Gorda dimana 30 tahun yang lalu tepat di tanggal 15 November 1993, Yayasan Ratyni Gorda didirikan. Kedua tokoh pendidikan itu telah memberikan dedikasinya di dunia pendidikan di Bali khususnya di Kabupaten Buleleng.

 

Pada wisuda kali ini STIE Satya Dharma Singaraja menghasilkan lulusan sebanyak 172 orang, dimana 159 orang dari jurusan S1 (Sarjana) Manajemen dan 13 orang dari jurusan D3 (Diploma 3) Akuntansi. Dengan demikian STIE Satya Dharma Singaraja telah memiliki alumni sebanyak 1.924 orang sampai tahun 2023.

Wisuda turut dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, Pendiri Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda, Ketua Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ngurah Oka Suryadinatha Gorda, Sekretaris Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ayu Ngurah Sri Rahayu Gorda, Bendahara Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda yang akrab disapa Gung Tini Gorda, Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani bersama segenap civitas akademika STIE Satya Dharma Singaraja.

Selama tiga dasa warsa Yayasan Ratyni Gorda menguatkan komitmen untuk keberlanjutan sebagai pengabdi pendidikan. Pada peringatan 30 tahun berdirinya Yayasan Ratyni Gorda, civitas akademika STIE Satya Dharma Singaraja mencanangkan program Eco Kampus atau Green Kampus, dimana pada kesempatan yang baik ini ditandatangani komitmen melaksanakan Eco Kampus oleh segenap civitas akademika STIE Satya Dharma Singaraja.

Eco Kampus ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tridharma perguruan tinggi secara tepat guna, cerdas, sehat, nyaman, aman, ramah lingkungan, estetik dan berkelanjutan, sehingga dapat menunjang aktivitas civitas akademika secara kondusif dan produktif.

Eco Kampus STIE Satya Dharma Singaraja yang dirancang ada 4 kategori yaitu pilah sampah, energi hijau, kurangi kertas dan lingkungan hijau. Eko kampus ini dicanangkan pada HUT ke-30 Yayasan Ratyni Gorda, sedangkan target awal 4 kategori ini diharapkan agar apat terlaksana pada ultah almarhum Prof. Gorda pada tanggl 27 Desember 2023.

Untuk mewujudkan Eco Kampus ini, STIE Satya Dharma Singaraja bekerjasama dengan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali Nusra, yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sementara itu Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, S.E., M.M., berharap mahasiswa para wisudawan bisa meraih prestasi yang membanggakan, menjadi SDM yang unggul dan kompetitif serta seluruh wisudawan tersebut mampu bersaing di dunia kerja dan juga dunia wirausaha, sehingga bermanfaat bagi seluruh bangsa dan negara, serta masyarakat, khususnya Kabupaten Buleleng. Selain itu juga bisa memberikan kontribusi yang positif kepada pembangunan dan pendidikan ke depannya.

“Kami harapkan mereka juga dapat menunjukkan dan membuktikan bahwa alumni STIE Satya Dharma Singaraja adalah orang- orang yang cerdas, yang mampu bersaing dan mampu berkontribusi terhadap pembangunan di negara ini, kata Juli Nuryani.

Selain itu, melalui Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Kasada), dimana pada saat yang tepat nanti, para alumni STIE Satya Dharma Singaraja diharapkan dapata membagikan pengalaman, baik dari dunia kerja ataupun sebagai pelaku wirausaha, sehingga bisa memberi manfaat kepada almamater maupun kepada masyarakat.

Hingga saat ini STIE Satya Dharma Singaraja mempunyai dua program studi atau prodi yakni S1 (Sarjana) Manajemen dan D3 (Diploma 3) Akuntansi. Untuk Diploma 3 Akuntansi sudah ada pendampingan sertifikasi kompetensi yang diuji triatma oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) uji sertifikasi kompetensi pada bidang keahlian akuntansi bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Dalam wisuda kali ini, rata-rata masa studi yang di tempuh di S1 Manajemen adalah 4 tahun dan Diploma 3 Akuntansi selama 3 tahun. Untuk masa tunggu wisudawan rata-rata 2 bulan hal ini menunjukkan lulusan STIE Satya Dharma Singaraja tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama untuk mendapatkan pekerjaan.

STIE Satya Dharma Singaraja juga turus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dengan berbagai upaya. Pertama peningkatan kualitas dosen dari sisi jenjang pendidikan dan tri dharama perguruan tinggi serta meningkatkan kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kedua, peningkatan kualitas belajar mengajar dengan melalui survei kepuasan mahasiswa, dan perbaikan-perbaikan metode belajar mengajar. Hasil ini akan menjadi cermin bagi STIE Satya Dharma Singaraja dan dosen ke depan untuk melakukan pembenahan.

Ketiga, pelaksanaan penelitian baik mandiri maupun join research juga akan menjadi prioritas. Keempat, dosen juga dituntut untuk publikasi hasil penelitian baik berupa proseding di  jurnal,  yang bereputasi nasional dan internasional. Selain itu, dalam pengabdian pada masyarakat, STIE Satya Dharma Singaraja fokus pada pengabdian yang berkesinambungan melalui program hibah kemitraan masyarakat Ristek Dikti.

Sementara itu Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T.. mengaku sangat bahagia bisa hadir di acara wisuda STIE Satya Dharma Singaraja kali ini. Menurutnya STIE Satya Dharma Singaraja merupakan salah satu perguruan tinggi yang bisa memberikan contoh untuk perguruan tinggi lainnya. Yakini untuk mencerdaskan anak bangsa bisa dimulai dari kesiapan dosennya karena peran dosen sangat penting.

Ditambahkannya bahwa karir dosen yang ada di STIE Satya Dharma Singaraja, dari 26 dosen yang ada, hanya 3 dosen yang belum memiliki jabatan fungsional. Artinya nilai yang kecil untuk sebuah perguruan tinggi yang siap dengan karir dosen yang jauh lebih baik.

Hebatnya lagi, 60 persen dosen STIE Satya Dharma Singaraja telah meraih sertifikasi dosen dan 3 dosen yang siap untuk meraih status lektor kepala dan nantinya diharapkan segera menjadi guru besar. Ketiga dosen dengan status S3 tersebut juga disebutkan memiliki potensi besar.

“Hal ini penting karena dosen merupakan pondasi dari sebuah kampus yang akan siap mencerdaskan sumber daya manusia,” kata Lanang Bagus Eratodi.

Sementara dalam transformasi pendidikan seperti merdeka belajar salah satu indikator kinerja utama dari kampus yang disebut sebagai IKU dalam menjalankan kebijakan pemerintah, merdeka belajar itu adalah bermitra, karena tanpa bermitra kampus itu tidak akan bisa bergerak.

Melalui mitra akan bisa saling bergandengan tangan, bagaimana kebutuhan dunia usaha dan dunia industri di luar, serta mengetahui apa yang menjadi potensi dari kampus tersebut. Dengan kerja sama mitra yang baik, maka kolaborasi untuk inovatif, kolaboratif dan adaptif terhadap kebutuhan masa depan menuju Indonesia Wmas 2045 akan sangat didukung oleh alumni dan civitas akademika.

Lanang Bagus Eratodi berharap dengan konsep merdeka belajar, transformasi yang sudah dijalankan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, diyakini karir dosen yang sudah baik akan melahirkan insan-insan yang siap, di mana 74% Indonesia itu adalah pencari kerja. Namun diyakini lulusan-lulusan STIE Satya Dharma Singaraja justru bisa menjadi kebalikannya, yakni 74% adalah pencipta lapangan pekerjaan.

Sementara itu Pendiri Yayasan Ratyni Gorda Dr. Anak Agung Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda,S.Sos.,M.M., mengungkapkan ada tiga poin penting dalam pembangunan dan pengelolaan sebuah kampus hingga sukses yakni dana, orang dan kemudian alat dimana ketiga hal itu juga yang coba dipenuhi dalam pengelolaan STIE Satya Dharma Singaraja.

“Ketika semuanya berproses dengan baik maka semuanya menjadi relatif lebih mudah. Artinya dari segi dana berapa persen subsidi yang harus dikeluarkan untuk operasional. Dalam artian ketika semakin besar kontribusi Yayasan maka pencapaian apapun akan menjadi lebih mudah,” paparnya.

Kemudian poin kedua terkait dengan orang yang meliputi dosen dan karyawan. Dosen khususnya dilihat dari jenjang karirnya dalam kurun waktu 4 tahun, seperti menjadi rektor, rektor kepala, guru besar atau S2 dan S3. Ini tentu memberikan nilai jual yang lebih bagus jika 40% sudah S3 dan 40% sudah guru besar.

Kemudian terkait poin ketiga yakni alat yang meliputi sarana prasarana seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kuliah, dan gedung.  Eddy Supriyadinata Gorda berpendapat jika infrastruktur-infrastruktur tersebut sudah bagus dan memadai maka itu menjadi kunci dari pergerakan kampus tersebut.

Selain itu Eddy Supriyadinata Gorda juga menekankan pentingnya adaptif di tengah perubahan teknologi saat ini, khususnya bagi dosen dan mahasiswa di STIE Satya Dharma Singaraja. Selain itu karyawan juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, demikian juga sarana dan prasarana seperti ruangan yang cukup untuk hybrid, daring maupun luring.

Lebih lanjut Eddy Supriyadinata Gorda menambahkan bahwa konsep di STIE Satya Dharma Singaraja adalah wirausaha. “Oleh karena itu para mahasiswa yang telah menempuh pendidikan selama 3 atau 4 tahun dan telah diwisuda, diharapkan bisa menjadi wiraswasta atau pencipta lapangan kerja, bukan lagi sebagai pencari kerja,” katanya.

Sementara terkait program Eco Kampus yang dicanangkan di STIE Satya Dharma Singaraja, Eddy Supriyadinata Gorda mengatakan lebih lanjut bahwa Eco Kampus merupakan pengejawantahan dari Tri Hita Karana.

“Contoh sederhananya adalah kampus yang sejuk dan halamannya bersih, dan memiliki tanaman yang berdimensi spiritual atau yang menghasilkan buah. Jadi ketika lingkungan berkontribusi positif, maka manusianya akan menjadi jauh lebih baik,” ungkapnya.

Program Eco Kampus yang dicanangkan di STIE Satya Dharma Singaraja ini dilatarbelakangi antara lain bahwa lingkungan kampus diharapkan harus merupakan tempat yang nyaman, bersih, teduh (hijau), indah dan sehat.

Pengertian istilah Eco Kampus atau Green Campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan pepohonan yang hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh cat hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam Eco Kampus berarti sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungan kampus secara efektif dan efesien misalnya dalam pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan listrik, air, lahan, pengelolaan sampah dan lain-lain.

Melalui Program Eco Kampus, di STIE Satya Dharma Singaraja juga turus berkontribusi nyata dalam ikut mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim atau climate change. (wid)