Foto: Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar bersinergi bersama Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia melaksanakan “Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan Yang Berperspektif Gender Bagi Perempuan Penyintas” di 5 titik lokasi di Bali.

Denpasar (Metrobali.com)

Mengusung spirit Sinergi Pang Pade Payu Bersinar, Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar menjalankan pengabdian masyarakat dengan menggelar program “Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan Yang Berperspektif Gender Bagi Perempuan Penyintas” di 5 titik lokasi di Bali. Bimtek ini terselenggara berkat sinergi dukungan program hibah dari Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia.

Kegiatan Bimtek ini juga dilaksanakan bersinergi dengan Rotary Club of Bali Bersinar, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali, dan DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Bali.

Pelaksanaan program bimtek ini dikawal langsung Kepala Pusat Studi Undiknas Dr Gung Tini Gorda, bersama Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar Dr. Nyoman Sedana, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari dan Kepala Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar Ir. I Ketut Nuraga MT.

 

Kegiatan Bimtek ini menyasar lima lokasi di Bali yakni pertama di Pantai Jerman Kuta, Kabupaten Badung pada Jumat, 6 Oktober 2023 dengan materi “Perempuan Melek Digital Pada UMKM Pantai Jerman” yang disampaikan narasumber Rotarian Nyoman Hartini selaku Community Service Rotary Club of Bali Bersinar dan juga Secretary Rotary Club of Bali Bersinar, Rotarian Tiwi Tjandra yang memberikan sharing kepada para pelaku UMKM yang ada di pantai Jerman terkait dengan bagaimana cara menata produk mereka agar terlihat menarik dan mempunyai nilai tambah.

 

Lokasi kedua di Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung pada Sabtu 7 Oktober 2023 dengan materi “Pemberdayaan Ekonomi Mandiri Warga Binaan Jegeg Merdeka Melalui Pelatihan Kewirausahaan di Lapas Perempuan Kerobokan” dengan salah satu narasumber Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari yang memberikan materi “Basic Entrepreneurship & Strategi Memulai Bisnis Baru”. Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. Gung Tini Gorda yang juga menjadi narasumber memberikan motivasi kepada warga binaan lapas agar bisa mandiri secara ekonomi.

 

Lokasi ketiga Bimtek dilakukan di Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar pada Minggu, 8 Oktober 2023 dengan materi “Pengolahan Minyak Hangat Sindrong Desa Kenderan” yang dibawakan praktisi herbal Wayan Damai. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar Dr. Nyoman Sedana juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemberdayaan ekonomi kepada perempuan penyintas tidak hanya korban kekerasan seksual tapi juga perempuan korban kekerasan secara ekonomi.

Lokasi keempat di Desa Poh Bergong, Kabupaten Buleleng pada Senin, 9 Oktober 2023 dengan materi bimtek “Pertanian Organik di Pekarangan Rumah” yang disampaikan narasumber Ni Luh Putu Gunatri dari DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Bali dan Ketut Suardika dari HIPPI Buleleng.

Lokasi terakhir bimtek di Banjar Segara, Kuta, Kabupaten Badung pada Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan materi “Wirausaha Mudah” dan “Dasar-Dasar Kewirausahaan/Basic Entreprenership” yang dibawakan narasumber Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari. Narasumber lainnya Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners Indonesia menekankan pentingnya untuk memanfaatkan setiap peluang bisnis yang ada.

Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. Gung Tini mengungkapkan bahwa Pusat Studi Undiknas mendapat kepercayaan dari Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk mengajukan sebuah proposal terkait Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan Yang Berperspektif Gender Bagi Perempuan Penyintas.

Dikatakan bahwa agar program tersebut menjadi sustainable maka dipilihlah lokasi yang sudah menjadi binaan dari Pusat Studi Undiknas. “Terlebih lagi dana Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini merupakan program stimulasi,” kata Gung Tini Gorda.

Terkait dengan output yang diharapkan dari program bimtek tersebut, Gung Tini Gorda mengatakan bahwa pada kegiatan bimtek pertama yang dilakukan di Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Kabupaten Badung tersebut diharapkan bisa memberikan kompetensi wirausaha yang sesuai dengan minat dan bakat para warga binaan untuk persiapan setelah mereka bebas dari lapas.

Ditambahkannya bahwa selama bimtek dan pendampingan-pendampingan pihaknya membuatkan 4 unit bisnis SIP3 Bersinar di Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan. Keempat unit bisnis tersebut adalah kuliner, rajut, jahit dan make up artist.

“Selain itu juga tim sinergi telah memberikan pelatihan-pelatihan terkait unit-unit bisnis tersebut dan para warga binaan telah sepakat untuk dikelompokkan sebagai kelompok usaha. Selanjutnya tim sinergi akan mereview selama 6 bulan, dan bila itu konsisten dilakukan warga binaan maka tim sinergi akan memberikan pendampingan untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha atau NIB,” ungkap Gung Tini Gorda.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani mengapresiasi kegiatan Bimtek ini. Dia mengatakan pembinaan-pembinaan yang diberikan kepada warga binaan tersebut bisa memberikan skill atau keterampilan sebagai bekal mereka ketika telah bebas dari lapas.

Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Dr. Ni Putu Nina Eka Lestari yang hadir sebagai narasumber dengan memberikan materi “Basic Entrepreneurship & Strategi Memulai Bisnis Baru” menjelaskan bahwa pada intinya kegiatan tersebut memberikan bimbingan teknis kewirausahaan bagi para warga binaan dengan harapan mereka bisa menjadi insan yang berguna dan hidup mandiri ketika sudah bebas dari lapas. Diharapkan para warga binaan bisa membuka bisnis yang sesuai dengan passion atau skill mereka.

Sementara itu para warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan mengaku mendapatkan manfaat yang positif dari kegiatan bimtek tersebut karena banyak diberikan ilmu yang bisa menjadi bekal di kemudian hari, terutama dalam berwirausaha.

Sementara untuk lokasi yang kedua bimtek menyasar para pelaku UMKM di Pantai Jerman dan diharapkan bisa meningkatkan omset melalui melek pemasaran digital atau digital marketing. Terlebih lagi untuk sarana dan prasarananya sudah mendukung dengan dibuatkannya Studio Mini SIP3 Ramah Keluarga Bersinar. Studio Mini ini dimaksudkan untuk mendukung bagaimana melaksanakan digital marketing, khususnya dari sisi teknik pengambilan foto produk agar produk terlihat menarik saat dipasarkan di media sosial.

Dalam bimtek untuk para pelaku UMKM di Pantai Jerman ini narasumber Rotarian Nyoman Hartini selaku Community Service Rotary Club of Bali Bersinar memberikan materi “Perempuan Melek Digital Pada UMKM Pantai Jerman”. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar Dr. Nyoman Sedana mengatakan bahwa Rotarian Nyoman Hartini memang memiliki kemampuan di bidang digital marketing, sehingga diharapkan melalui pembelajaran ini para pelaku UMKM di Pantai Jerman bisa naik kelas dan meningkatkan pendapatan mereka.

Sementara itu Rotarian Nyoman Hartini mengatakan bahwa agar pelaku UMKM Pantai Jerman ini melek digital langkah awalnya mereka dilatih dan diarahkan membuat WA Group dari para pelaku UMKM Pantai Jerman lalu membuat WA Bisnis, dimana teknik dasar yang diajarkan adalah membuat katalog dengan menggunakan WA Bisnis. Di dalam katalog tersebut juga akan dibantu dengan alat peraga seperti patung manekin. Terlebih lagi untuk pemasaran produk digital tersebut menggunakan objek foto, sehingga harus ada alat peraganya.

Narasumber berikutnya Secretary Rotary Club of Bali Bersinar, Rotarian Tiwi Tjandra memberikan sharing kepada para pelaku UMKM yang ada di pantai Jerman terkait dengan bagaimana cara menata produk mereka agar terlihat menarik dan mempunyai nilai tambah terhadap seluruh customer yang akan datang.

Dalam pemaparannya Tiwi Tjandra sharing mengenai bagaimana tata cara penataan, bagaimana memilih warna, dan kemudian bagaimana menampilkan produk-produk yang sedang tren ataupun produk produk yang unggul. Selain itu, untuk para pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner juga diberikan pengetahuan terkait bagaimana cara menyajikan dan memberikan service yang baik kepada para customer.

Sementara itu Kepala Pusat Kajian Teknik Undiknas Denpasar Ir. I Ketut Nuraga MT., berharap para pelaku UMKM di Pantai Jerman bisa melakukan pemasaran secara digital, dan bisa berkembang secara mendunia.

Dengan kegiatan Bimtek Digital marketing tersebut para pelaku UMKM bisa melakukan pemasaran-pemasaran melalui online, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram dan lain sebagainya. “Selain itu juga diharapkan pendapatan para pelaku UMKM di Pantai Jerman bisa meningkat,” kata Nuraga.

Kemudian untuk di Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, bimtek ini mendukung keberadaan Desa Kenderan yang dalam pengembangannya sebagai desa wisata yang mengambil branding “Holy Water dan Wellness Destination”. Oleh karena itu salah satu pemikiran dari tim sinergi adalah bagaimana Desa Kendran ini menjadi Desa Rempah SIP3 Bersinar. Sehingga kedepan outputnya adalah mampu menghasilkan minyak tradisional dan yang khusus akan dilaunching adalah Minyak Hangat Sindrong dengan khasiat bisa mengobati segala penyakit.

Praktisi herbal Wayan Damai yang membawakan materi “Pengolahan Minyak Hangat Sindrong Desa Kenderan” mengungkapkan banyak potensi produk herbal dengan memanfaatkan tanaman obat maupun bunga-bungaan seperti bunga kamboja atau dikenal sebagai bunga jepun di Bali. Bunga kamboja atau bunga jepun ini sangat dibutuhkan untuk produksi kosmetik maupun obat-obatan dan harganya bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Hal inipun menjadi peluang bagi para ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan keluarga.

Sementara itu Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Gender Undiknas Denpasar Dr. Nyoman Sedana juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemberdayaan ekonomi kepada perempuan penyintas tidak hanya korban kekerasan seksual tapi juga perempuan korban kekerasan secara ekonomi.

Selanjutnya untuk lokasi bimtek di Banjar Segara, Kuta, Kabupaten Badung diharapkan bisa para peserta bimtek menjadi wirausaha mandiri dengan menjadi reseller dari UMKM Pantai Jerman. Dalam kesempatan bimtek di Banjar Segara ini, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Dr. Nina Eka Lestari membawakan materi “Wirausaha Mudah” dan “Dasar-Dasar Kewirausahaan/Basic Entrepreneurship” yang intinya memberikan tips-tips praktis bagi masyarakat dalam membangun usaha dan menjadi wirausaha.

“Intinya ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai usaha. Seperti bagaimana mengetahui siapa sebetulnya customers produk/jasa yang akan dijual sangat penting, karena justru inilah titik penting untuk menentukan kita mau berbisnis di bidang apa. Lalu siapakah pasarnya, seberapa besar pasar tersebut, dan bagaimana persaingannya,” papar Nina.

Sementara itu Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners Indonesia mengungkapkan dukungan pihak Coca-Cola Europacific Partners Indonesia terhadap program bimtek yang dijalankan Pusat Studi Undiknas khususnya juga di Banjar Segara, Kuta, Badung ini. “Kita harapkan masyarakat mulai bangkit untuk berani menjadi wirausaha dan juga melek dengan strategi pemasaran digital,” kata Ade Putera.

 

Ade Putera juga menekankan pentingnya untuk memanfaatkan setiap peluang bisnis yang ada. Ia juga meminta kepada para pelaku UMKM untuk mengerjakan peluang-peluang bisnis tersebut sebagai hobi, sehingga kedepan bisa dikembangkan menjadi bisnis yang reguler dan tentunya bisa meningkatkan ekonomi keluarga.

Sementara untuk bimtek di Desa Poh Bergong, Kabupaten Buleleng, diketahui bahwa penduduk Desa Poh Bergong sebagian besar memiliki lahan pekarangan yang belum difungsikan dengan maksimal. Selain itu masyarakat di Desa Poh Bergong sebagian besar memiliki lahan pertanian.

Karena itu melalui bimtek ini diharapkan ada percontohan unit usaha tanaman organik bernilai ekonomi yakni Unit Usaha SIP3 Poh Bergong Buleleng Tanaman Organik. Tujuan dari percontohan ini adalah agar bisa dilihat oleh masyarakat luas dan menginspirasi mereka menggarap peluang yang ada. Sementara untuk pembibitannya telah dipilih 50 orang perempuan untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam tanaman yang bernilai ekonomi.

Narasumber bimtek Ni Luh Putu Gunatri narasumber Ni Luh Putu Gunatri dari DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) yang memberikan materi “Pertanian Organik di Pekarangan Rumah” berharap selepas bimtek ini, para perempuan dengan latar belakang pekerjaan tidak tetap ini agar mampu memiliki peran dalam menunjang perekonomian rumah tangga melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan cara menanam tumbuhan yang dapat menunjang perekonomian rumah tangga seperti tanaman cabe dan tanaman terong. Pembicara lainnya Ketut Suardika dari HIPPI Buleleng juga memotivasi warga untuk memanfaatkan potensi yang ada.

Lebih lanjut Gung Tini Gorda menegaskan bahwa harapan untuk output di masing-masing bimtek di 5 lokasi tersebut telah sesuai dengan harapan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) untuk memberikan suatu pemberdayaan bagi perempuan penyintas, termasuk penyintas kekerasan, perempuan ekonomi lemah dan sebagainya.

“Bimtek ini juga kami harapkan bisa menjadi suatu penguatan bagi kaum perempuan untuk bisa lebih percaya diri bahwa mereka juga bisa membantu ekonomi keluarga,” tegas Gung Tini Gorda.

Ditambahkannya bahwa program ini berlangsung selama 2 bulan dan selanjutnya tetap diberikan pendampingan-pendampingan dari Pusat Studi Undiknas (PSU). Inilah yang nantinya akan dilihat oleh pihak kementerian yang memang dalam program ini membutuhkan kemitraan. Terlebih lagi dana yang diberikan dari kementerian tersebut adalah dana stimulan.

Oleh karena itu Pusat Studi Undiknas akan tetap melakukan pendampingan-pendampingan sehingga anggaran induk akan bisa diajukan kembali. (wid)