Denpasar (Metrobali.com) –

 

Dalam 11 hari terakhir, Tim Manggala Agni Makasar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah melakukan upaya pemadaman yang gigih di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung.

Kebakaran yang melanda TPA Suwung, seluas 32 hektar ini telah membuat puluhan orang harus mengungsi, dengan sekitar 15 keluarga kembali ke tempat asal mereka seperti Lumajang, Jember, dan Banyuwangi. Saat ini, tersisa 5 keluarga atau sekitar 20 orang yang masih berada di pengungsian di Denpasar.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin, upaya pemadaman dengan metode manajemen asap dan waterbombing oleh helikopter telah berhasil mengurangi luas lahan terbakar menjadi 4,5 – 5 hektar.

“Efektivitas kerja kita mencapai sekitar 45-50 persen hingga 22 Oktober 2023,” ujar Rentin saat memberikan keterangan setelah Apel Gelar pasukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Korem 163/Wira Satya, Senin 23 Oktober 2023.

Rentin optimis bahwa pada 25 Oktober 2023, status tanggap darurat kebakaran di TPA Suwung dapat dicabut secara keseluruhan.

“Kami yakin upaya pemadaman akan terus berlanjut dan pada akhirnya, kita akan mencapai pemulihan dan pendinginan yang diperlukan,” tambahnya.

Selama proses pemadaman, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Pasukan Reaksi Cepat (PRC) dan tim manajemen asap, telah menjadi kunci kesuksesan. Upaya waterbombing oleh helikopter juga terus dilakukan, meskipun hanya tersisa satu helikopter yang masih aktif dalam operasi tersebut.

Selain mengurus pemadaman, BPBD juga berfokus pada pelayanan terhadap pengungsi. Dari total 60 pengungsi, sekitar 15 keluarga non-Denpasar telah kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing.

Sementara itu, 5 keluarga atau sekitar 20 orang yang ber-KTP Denpasar masih berada di pengungsian. BPBD berkomitmen untuk terus memfasilitasi para pengungsi hingga status tanggap darurat dicabut pada 25 Oktober mendatang. (Tri Prasetiyo)