Dinas Sosial Denpasar Imbau Warga Non Denpasar ‘Pulang Kampung’ Pasca Kebakaran TPA Suwung
Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty
Denpasar (Metrobali.com) –
Pasca bencana kebakaran yang menimpa TPA Suwung, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, meminta para pengungsi kebakaran untuk kembali ke daerah asal mereka masih – masing.
Hal ini disebabkan, kondisi di TPA Suwung yang menurutnya sudah tidak layak sebagai tempat tinggal.
“Bagi yang non Denpasar sebaiknya pulang ke rumah ke daerah asal, karena kalau dilihat TPA Suwung sudah tidak layak, satu secara kesehatan sudah tidak layak disana dekat sampah. Sebaiknya kembali ke daerah asal, supaya tidak terlalu padat disana. Ini kita melihat bukan soal kehilangan pendapatan, tapi kita lihat anak – anak, ini generasi ke depan kalau mereka terus membaur, ini tidak menjadi manfaat, kami melihat itu,” tegas Kadinsos usai rapat koordinasi bersama sejumlah perangkat pemerintah Pedungan dan Serangan di Kantor Kelurahan Serangan, Denpasar, Selasa (17/10/2023).
Saat ini, katanya jumlah pengungsi yang berada di tempat pengungsian sementara bencana kebakaran TPA Suwung untuk Kepala Keluarga (KK) non Denpasar 3 KK dengan jumlah 15 jiwa dan KK Denpasar 2 KK dengan jumlah 5 jiwa sehingga totalnya 20 jiwa.
“Untuk KK non Denpasar kami beri waktu sampai hari Rabu untuk pulang ke daerah asal atau ke kerabatnya. Tidak boleh ke TPA Suwung sebelum tanggap daruratnya dicabut,” tandasnya.
Terungkap pula bahwa sejumlah warga ber-KTP Non Denpasar sudah tinggal selama 12 tahun di wilayah TPA Suwung. Karena itu, ia meminta kepada para pengungsi khususnya KK Non Denpasar untuk kembali ke daerah asalnya.
“Jika memang mereka tidak memiliki dana ke daerah asal maka Dinas Sosial Provinsi yang akan memfasilitasi, kami tetap mencatat,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Pedungan Kadek Armanto menegaskan bahwa awal mula adanya warga non Denpasar masuk dan tinggal di TPA pihaknya mengaku tidak tahu menahu.
“Awalnya adanya dia masuk ke TPA Kami selaku aparat kelurahan pemerintahan karena kami dan kepala lingkungan tidak tahu. Di pemulung itu jarang di kontrol. Kami kan tidak melarang mereka tinggal di Bali yang penting ada laporan,” ucap Lurah Armanto.
Disisi lain untuk kondisi kesehatan para pengungsi berangsur membaik dan pihaknya terus memberikan bantuan baik logistik dan prasarana seperti kasur dan alat mandi dari PT Bali Turtle Island Development (BTID).
Pantauan di lapangan, masih ada sejumlah warga di lokasi pengungsian. Seperti Adriana (65) warga Sumba, NTT yang tinggal di pengungsian ini mengaku dirinya tinggal nge-kos di Pedungan.
Karena asap tebal mengganggu kesehatannya, ia pun berinisiatif untuk mengungsi ke kelurahan Serangan.
Ia berharap asap kebakaran TPA Suwung bisa segera hilang sehingga ia dapat kembali ke kostannya.
Sementara itu, Sri Wahyuni (47) warga Banyuwangi yang tinggal di wilayah TPA Suwung mengaku pasca kebakaran dirinya sempat tinggal di hotel namun kemudian ia mengikuti para warga lainnya untuk mengungsi di kelurahan Serangan.
“Kami rencana besok meninggalkan tempat ini,” kata dia.
Ia hanya mengeluhkan kondisi kesehatannya yang terganggu karena asap yang sangat kuat. Termasuk menimpa cucunya.
Meski demikian Lurah Serangan I Wayan Karma menegaskan bahwa kondisi bayi bernama Muhamad (1,5 tahun) sudah membaik meski sempat mengalami radang. (Tri Prasetiyo)