Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana

Yogyakarta, (Metrobali.com)-

Candi Prambanan dan juga candi-candi lainnya di Indonesia dinilai bukan saja memiliki fungsi sebagai tempat ibadah semata. Candi Prambanan misalnya dinilai memiliki banyak hal untuk dijadikan sumber ilmu dan inspirasi bagi masyarakat Indonesia dan dunia, mulai dari ilmu teknologi, sejarah, arsitektur, hingga filosofinya. Nilai keberagaman dan harmoni di tengah perbedaan menjadi salah satu pesan terkuat yang dapat dipahami dari Candi Prambanan.

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana dalam acara talkshow “Spirit Candi Prambanan dalam Menguatkan Keragaman Indonesia” yang diselenggarakan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Minggu (10/9/2023). Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Bimas Hindu, Kementerian Agama RI, Prof. Dr I Nengah Duija, Rektor UIN Sunankalijaga Prof. Dr. Al Makin, Akademisi Arkeologi FIB UGM Fahmi, serta Pembimas Hindu DIY Didik.

“Saya mengajak bapak ibu sekalian untuk memperlebar frame kita melihat Candi Prambanan. Bahwa candi prambanan dan kawasan percandian tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat ibadah Umat Hindu, tetapi kita melihatnya sebagai inspirasi bagi indonesia dan dunia,” tutur Ari.

Menurut Ari, candi Prambanan dapat dilihat dari berbagaiĺ disiplin keilmuan. Sehingga Candi Prambanan jadi laboratorium berbagai khazanah ilmu pengetahuan misalnya ada arkeologi, antropologi, filologi, arsitektur, filsafat dan juga kajian budaya.

“Saya minta candi prambanan ini tidak hanya dibuka sebagai tempat ibadah Umat Hindu, tetapi juga sebagai sumber pembelajaran dari berbagai perspektif keilmuwan. Bisa belajar teknologi di zaman itu bagaimana teknologi untuk membangun candi, juga belajar memahami bentuk candi yang dibangun dari segi estetikanya, belum lagi kita bicara filosofinya, ada banyak sumber keilmuan di candi,” kata Ari.

Ari menilai, untuk dapat memberikan penyadaran kepada publik bahwa Candi Prambanan juga sebagai inspirasi Indonesia dan dunia, diperlukan suatu tagline khusus untuk candi Prambanan. Tagline tersebut nantinya diharapkan dapat digencarkan, disebarluaskan dengan strategi komunikasi yang baik, sehingga dapat efektif mempromosikan nilai Candi Prambanan di dunia. Ari mengusulkan, tagline tersebut yaitu, “Voice of Prambanan”.

“Voice of Prambanan itu suara harmoni yang dipancarkan dari Candi Prambanan. Ini pesan yang kuat dari Candi Prambanan, Voice of Prambanan juga suara perdamaian. Kalau kita mau belajar Candi Prambanan maka kita harus dengar Voice of Prambanan karena dari Candi ini memancar suara harmony in diversity,” tutur Ari.

Adapun, Ari juga menyinggug terkait pembangunan tempat ibadah dari semua agama yang ada di Indonesia di UGM. Hal itu dinilainya sebagai simbol Indonesia mini serta simbol dari perwujudan Bhineka Tunggal Ika yg diwujudkan secara konkret, di mana masyarakat hidup secara berdampingan di tengah perbedaan. Demikian juga tempat ibadah yang dari berbagai agama yang ada yang berdiri secara berdampingan. Menurutnya, perbedaan merupakan kekuatan utama dari bangsa Indonesia.

“Tetapi kami punya catatan, bahwa dari proses pembangunan tempat ibadah ini bukan hanya dibangun dengan kontribusi masing-masing pemeluk agamanya saja, karena dibuka ruang dari pemeluk agama lain untuk saling membantu pendirian rumah ibadah lainnya, misalnya orang muslim bisa membantu pembangunan pura, dan sebagainya. Ini sesuatu yang penting bagi pembangunan fondasi peradaban kita, bagaimana pun perbedaan agama tidak menghalangi kita untuk saling bekerja sama dalam menciptakan kebaikan bersama,” ujar Ari. (SUT-MB)