Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang disapa Demer menggelar seminar yang memberikan edukasi dan pemahaman mengenai akses permodalan dan pemasaran digital kepada pelaku UMKM dan kalangan mahasiswa di Universitas Panji Sakti Singaraja, Buleleng pada Jumat 18 Agustus 2023.

Buleleng (Metrobali.com)-

Sudah tidak terhitung sudah betapa sering dan konsistennya Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih yang disapa Demer memberikan support untuk pengembangan talenta digital dan mencetak calon wirausaha baru di kalangan generasi muda Bali.

Demer yang berlatar belakang pengusaha sukses ini paham betul, pondasi ekonomi Bali harus dibangun dan dikuatkan juga dengan penguatan kualitas SDM yang mampu menjadi calon wirausaha muda hingga bertransformasi menjadi pengusaha sukses yang menguasai skill digital khususnya pemasaran digital.

Upaya itu dilakukan Demer dengan terus secara berkelanjutan keliling Bali untuk menyapa anak-anak muda dan membekali mereka dengan berbagai pelatihan seperti pemasaran digital hingga bagaimana cara mengakses permodalan usaha dari berbagai program yang disediakan pemerintah lewat BUMN misalnnya.

Yang teranyar upaya itu dilakukan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali itu dengan menggelar seminar yang memberikan edukasi dan pemahaman mengenai akses permodalan dan pemasaran digital kepada pelaku UMKM dan kalangan mahasiswa di Universitas Panji Sakti Singaraja, Buleleng pada Jumat 18 Agustus 2023.

Dalam acara ini Demer menggandeng pihak BRI, Permodalan Nasional Madani dan Tokopedia. Turut hadir pula pengusaha muda dan tokoh Muda Buleleng Bagus Pratiksa Linggih yang akrab disapa Ajus. Seminar kali ini juga menghadirkan konten kreator Puja Astawa yang sharing ilmu tentang bagaimana kreativitas itu bisa dibangun di Buleleng.

Demer yang hadir secara daring lewat Zoom mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada rektor Universitas Panji sakti karena telah memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk bertemu dan berkumpul untuk pemberdayaan masyarakat Buleleng pada khususnya.

“Pertama tama tentu saya ucapkan terima kasih banyak sekaligus hormat saya kepada Rektor Universitas Panji Sakti, Pak Gede Remaja, yang telah memberikan kesempatan kepada kami dan anak anak muda bertemu, dimana kita tentunya adalah untuk pemberdayaan masyarakat Buleleng, khususnya, Bali Utara,” ungkap Demer.

Politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini menambahkan bahwa ia sengaja menggelar acara seminar di daerah Buleleng mengingat daerah ini pertumbuhan ekonominya tertinggal. Menurut Demer orang Buleleng sebenarnya tidak kalah hebat dengan orang-orang dari daerah lain di Bali. Orang Buleleng terkenal memiliki Inovasi dan kreativitas yang lebih dari wilayah-wilayah lainnya di Bali.

“Di mana kalau kita bicara Buleleng tertinggal jauh yang menjadi Panglima pertumbuhan yaitu pariwisata, namun orang Buleleng tidak kalah hebatnya dengan daerah lain di Bali ini yaitu mempunyai inovasi dan kreativitas yang lebih dari teman teman yang lain,” ujar wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu.

Oleh karena itu Demer mendorong agar kreativitas dan inovasi ini harus tersalurkan dengan baik. Ditambahkannya, kendala-kendala yang ia temukan di lapangan yakni masalah permodalan dan pasar. “Soal inovasi kreativitas itu sudah menjadi bagian dari orang Buleleng. Oleh karena itu, maka seminar ini sengaja saya sampaikan untuk dapat kiranya kreativitas dan inovasi produk maupun jasa yang Anda miliki itu bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi, yaitu kendala yang utamanya adalah permodalan,” pesannya kepada para anak-anak muda peserta seminar sosialisasi ini.

Karena itu dalam seminar kali ini wakil rakyat yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini juga menghadirkan dua narasumber yang memberikan bagaimana mendapatkan modal tanpa agunan. Seperti ada program pinjaman dari PNM Mekar hingga KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari BRI.

Di sisi lain Demer juga menyoroti kebiasaan anak-anak muda yang justru lebih sering berbelanja online ketimbang jualan online. Melihat trend negatif anak muda tersebut, Demer terus tanpa henti mensosialisasikan tentang bagaimana memanfaatkan ruang digital untuk mendapatkan penghasilan.

Bahkan menurut Demer jika sudah berhasil masuk platform digital, kesempatan untuk merebut pasar global semakin terbuka lebar. “Hal yang lain yang saya ingin juga sampaikan di sini kita ini kalau saya biasanya seminar ini baik di daerah Bali, di daerah Buleleng, maupun di daerah Bali Selatan, ketika saya bertanya, hampir semua menaikkan tangan, ketika saya bertanya apakah ada yang pernah belanja online? Semua pernah belanja online ya. Tapi ada pernah yang jualan online tidak? Ada sedikit yang bisa jualan online,” ungkapnya.

Demer kemudian meminta para peserta untuk benar-benar serius mengikuti seminar, menyerap ilmu yang diberikan oleh para narasumber dan kemudian segera diimplementasikan di lapangan. “Oleh karena itu saya minta teman-teman dalam waktu yang singkat ini pelajari dengan baik, kemudian berdiskusi kalau tidak mengerti tanyakan yang mana kalau tidak mengerti maka segera lakukan. Anda punya mimpi ke masa depan maka banyak berdiskusi, serap ilmunya kemudian lakukan. Jangan sampai sudah bermimpi sukses tapi gak pernah bangun. Hari ini harus bangun, memperhatikan dengan baik. Terus setelah tahu maka lakukan. Itu harapan saya,” harap Demer.

Demer mengatakan seminar kali ini juga menghadirkan konten kreator Puja Astawa yang sharing ilmu tentang bagaimana kreativitas itu bisa dibangun di Buleleng. Ia berharap Buleleng tetap jengah bahwa tidak hanya pariwisata, tetapi kreativitas dan inovasi bisa membuat Buleleng survive dalam menghadapi perekonomian yang penuh tantangan di Indonesia.

“Khususnya di Bali utara. Mudah-mudahan bermanfaat dan tentu ini harapan saya dalam 2 jam Seminar ini bisa menghibur, merubah hidup untuk sepanjang masa. Kalau saya melihatnya para mahasiswa ini, ini adalah masa Golden Age. Jadi umur keemasan bagi kalian. Umur keemasan ini tidak lama sebentar aja umur keemasan ini. Kemasan itu biasanya dari umur 17 sampai ke 23. Itu sekitar 6 tahun. Artinya belajar dengan serius di 6 tahun ini untuk kepentingan 50 tahun ke depan. Karena rata-rata orang hidup itu 75 tahun. Jika Anda sudah mampu menyerap ilmu-ilmu, kemudian menerapkannya, maka itu untuk hidup Anda,” harap Demer.

Demer juga berharap jangan sampai seminar kali ini hanya menjadi kegiatan kumpul-kumpul dan tidak bermanfaat. “Saya berharap ini bisa diterapkan ke teman-teman yang lain, yang juga untuk sama kita menuju ke pasar dunia, karena  begitu Anda mulai berjualan di online, maka pasar di seluruh dunia. Seluruh dunia pasarnya,” pungkas Demer. (dan)