Kolaborasi Pusat Studi Undiknas, Coca-Cola, RC Bali Bersinar, Perpina & Bedo di Pantai Jerman: Gandeng PHRI Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan dan UMKM Makin Cuan!!
Foto: Pelatihan hari kedua bulan kelima pada Selasa 22 Agustus 2023 terkait hospitality management bagi para pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman di Balai Banjar Adat Segara, Kuta, Kabupaten Badung pada Selasa 22 Agustus 2023.
Kuta (Metrobali.com)-
Pusat Studi Undiknas melanjutkan kegiatan kolaborasi untuk Pantai Jerman sebagai objek wisata pantai ramah keluarga dan anak yang berbasis masyarakat dengan menggelar pelatihan hospitality management bagi para pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman yang berlangsung selama dua hari pada Senin hingga Selasa, tanggal 21 dan 22 Agustus 2023 di Balai Banjar Adat Segara, Kuta, Kabupaten Badung.
Aksi kolaborasi ini dilakukan bersinergi bersama dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Rotary Club of Bali Bersinar, DPD Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali dan Business & Export Development Organization atau BEDO.
Pelatihan hari kedua bulan kelima pada Selasa 22 Agustus 2023 menghadirkan narasumber Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya yang memberikan materi, sharing dan juga motivasinya kepada para pelaku pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman untuk mengembangkan green tourism dan pariwisata berkelanjutan. Narasumber lainnya adalah Dosen Undiknas Denpasar Anak Agung Istri Agung Maheswari.
Turut hadir pula Armytanti Hanum Kasmito selaku perwakilan dari Coca-Cola Europacific Partners Indonesia yang mengaku senang bisa hadir langsung dalam kegiatan bersama pelaku UMKM di Pantai Jerman ini.
Selain itu hadir pula Kepala Pusat Studi Undiknas Denpasar Doktor Gung Tini Gorda, Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Pariwisata Undiknas Denpasar Doktor Ni Putu Nina Eka Lestari, Made Pranata Wibawa Ade Putera selaku Corporate Affairs Coca-Cola Europacific Partners dan para peserta pelatihan dari pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman.
I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra selaku Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar mengungkapkan kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan yang keenam kalinya dalam rangkaian aksi kolaborasi di Pantai Jerman. Hadi Saputra menjelaskan kegiatan kali ini merupakan hasil kolaborasi dari multi stakeholder yang diberikan kepercayaan untuk melakukan kegiatan training and development di komunitas UMKM dan pengelola wisata di Pantai Jerman.
Pelatihan di Bulan Agustus merupakan kegiatan lanjutan yang sudah dimulai dari bulan Januari, termasuk kegiatan kelima yang dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 21 Agustus 2023. “Dari berbagai rangkaian kegiatan sebelumnya tim kolaborasi berfokus pada entrepreneurship, kemudian terkait dengan laporan keuangan usaha UMKM, dilanjutkan dari sisi legalitas usaha serta digital marketing,” terang Hadi Saputra.
Sementara untuk kegiatan pada tanggal 21 Agustus kemarin kegiatan difokuskan pada hospitality manajemen, termasuk public speaking, serta membangun karakteristik untuk para pelaku UMKM dan pengelola wisata. Dan untuk kegiatan keenam 22 Agustus 2023 ini terkait dengan green tourism dan juga keberlanjutannya.
“Jadi pada kegiatan tersebut tim kolaborasi menghadirkan para pakar, termasuk pengelola hotel dan restoran untuk kemudian bisa sharing dengan para pelaku UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman terkait dengan bagaimana mengelola kawasan wisata Pantai Jerman sebagaimana mestinya demi kemajuan bersama,” ungkap Hadi Saputra.
Pihaknya juga berharap agar para pelaku UMKM dan pengelola objek wisata Pantai Jerman bisa bersatu padu dalam memajukan Pantai Jerman menuju pantai yang ramah keluarga dan berbasis masyarakat.
Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya saat memberikan sharing materi mengenai green tourism dan pariwisata berkelanjutan mengajak para pelaku pelaku UMKM dan pengelola di Pantai Jerman memberikan servis terbaik untuk pengunjung dan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jerman. Dia juga berharap pihak-pihak hotel yang ada di sekitar kawasan Pantai Jerman bisa mensupport terus dan bahkan berkolaborasi ke depannya dengan pihak pengelola Pantai Jerman.
Menurutnya kolaborasi ini sangat penting untuk dilakukan karena bagaimanapun juga tidak ada pihak yang bisa bekerja sendiri. Dalam kesempatan tersebut ia juga mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan oleh pihak pengelola objek wisata Pantai Jerman dengan Pusat Studi Undiknas yang bersinergi dengan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Rotary Club of Bali Bersinar, Perpina Bali dan BEDO.
“Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menjaga, merawat dan memelihara pariwisata Bali ke depan dengan memberikan Great Balinese Hospitality. Selain itu kejujuran juga merupakan bagian daripada hospitality. Terlebih lagi orang Bali 99 persen ramah terhadap wisatawan,” ujar Rai Suryawijaya.
Namun ia juga memperingatkan untuk tidak bersikap ramah yang berlebihan, namun sebagai masyarakat Bali juga penting untuk melakukan pengawasan serta mensosialisasikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di Bali. Jadi marwah destinasi wisata Bali itu harus benar-benar dijaga demi pariwisata yang berkelanjutan.
Ia juga menyoroti bagaimana banyaknya oknum-oknum pedagang yang menawarkan dagangnya secara paksa kepada para wisatawan. Menurutnya ini sangat menganggu kenyamanan wisatawan yang sedang berlibur. Oleh karena itu disinilah pentingnya bagaimana para pelaku UMKM memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung.
Armytanti Hanum Kasmito selaku perwakilan dari Coca-Cola Europacific Partners Indonesia yang mengaku senang bisa hadir langsung dalam kegiatan bersama pelaku UMKM di Pantai Jerman ini menyampaikan tentang keramahtamahan dan green tourism atau pariwisata hijau yang ada kaitannya dengan sustainability atau keberlanjutan. Namun dalam konteks keberlanjutan dalam mendapatkan profit harus dibarengi dengan upaya untuk menyeimbangkan antara spiritual, lingkungan dan sesama manusia, yang di Bali dikenal dengan konsep Tri Hita Karana.
Army juga menyinggung tentang teori Triple Bottom Line Theory yang meliputi people, planet dan profit. “Artinya jika ingin cuan itu jalan terus, otomatis kepedulian kita terhadap lingkungan dan sesama manusianya juga harus seimbang,” ungkap Army.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah, terutama di lingkungan tempat kita berusaha. Sehingga ketika pengunjung datang mereka akan senang melihat tempat usaha kita sudah bersih dan rapi
“Dengan memperhatikan sampah yang ada di sekitar kita itu juga sama artinya bahwa kita sudah menghargai lingkungan, menghargai orang-orang yang datang ke tempat kita, dan pada akhirnya cuan itu akan datang dengan sendirinya,” katanya.
Army menambahkan tujuan dari pelatihan kali ini adalah agar cuan yang didapatkan oleh para pelaku UMKM di Pantai Jerman tetap berlanjut, namun tetap juga peduli dengan lingkungan dan orang-orang yang menjadi konsumen. Ia juga mendorong para pelaku UMKM tersebut untuk berkompetisi secara sehat, terutama dalam hal menentukan standarisasi harga.
Ia juga meminta kepada para pelaku UMKM dan pihak pengelola untuk tidak ragu menyampaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga nantinya bisa didiskusikan bersama untuk mencari solusi terbaik demi kemajuan bersama.
Dosen Undiknas Denpasar Anak Agung Istri Agung Maheswari menekankan salah satu kelebihan, keunggulan dan daya tarik pariwisata Bali adalah keramahtamahan masyarakatnya dan hal tersebut perlu terus dijaga serta ditingkatkan. Ia mengatakan hal yang pertama kali yang perlu dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah menyapa para pengunjung yang datang.
“Dengan keramahtamahan tersebut para wisatawan akan mengenal orang Bali sebagai orang yang santun sehingga mereka merasa nyaman selama berada di Pulau Dewata,” kata Maheswari.
Ia kemudian mencontohkan negara Singapura dan Thailand yang memiliki tempat wisata yang bagus dan tidak kalah dengan Bali, khususnya. Namun kedua negara tersebut justru mengakui keramahtamahan Bali lebih unggul daripada mereka.
Dia kemudian menyoroti masalah sampah yang kerap terjadi di daerah wisata Kuta. Kondisi ini menurutnya akan menjatuhkan destinasi tersebut. Ia kemudian mendorong para pelaku wisata untuk segera mengatasi masalah tersebut.
Para pelaku UMKM juga diminta untuk mulai membiasakan diri untuk tidak menggunakan plastik. Terlebih lagi saat ini pariwisata berkelanjutan itu lebih pada lingkungan, yakni bagaimana kita bisa menghargai lingkungan yang ada, salah satunya dengan tidak menggunakan plastik.
Sementara itu Nyoman Water Kepala Lingkungan Pantai Jerman mengapresiasi kontribusi dan aksi nyata tim kolaborasi untuk Pantai Jerman. Pihaknya pun menyampaikan sejumlah kendala di lapangan dalam penataan Pantai Jerman maupun dalam meningkatkan kenyamanan wisatawan. Salah satunya kondisi panas di Pantai Jerman dimana tidak ada tanaman peneduh. Pihaknya pun memohon bantuan sarana penyejuk, tanaman peneduh kepada PHRI dan pihak hotel di sekitar.
Dia juga menyoroti keberadaan wisatawan asing yang ke Bali bukan berlibur tapi malah mencari pekerjaan dan hal itu terindikasi ada di kawasan Pantai Jerman dimana ada salah satu wisatawan yang sampai mempunyai jukung atau perahu nelayan sehingga dikira menjadi nelayan. Pihaknya pun berencana melaporkan hal tersebut kepada pihak imigrasi namun merasa ewuh pakewuh karena wisatawan asing yang bersangkutan dekat dan bersahabat dengan warga setempat.
Sebelum acara ditutup, I Gusti Ngurah Widya Hadi Saputra selaku Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif Undiknas Denpasar mengatakan bahwa Pusat Studi Undiknas bersama dengan partner kolaborasinya sudah membuat grand design dari kajian-kajiannya sebelumnya yang bertujuan untuk membuat Pantai Jerman menjadi destinasi wisata ramah keluarga dan berbasis masyarakat. Ramah keluarga tersebut dimulai dari sanitasi kebersihan lingkungan, kemudian pengelolaan management lingkungan yang baik.
Sementara untuk yang berbasis masyarakat implementasinya sudah diwujudkan dengan mengajak para pelaku UMKM, pelaku wisata dan pengelola dari banjar, desa adat serta para general manager hotel sekitar kawasan Pantai Jerman untuk saling support satu sama lain, sehingga pantai wisata yang ramah keluarga dan berbasis masyarakat tersebut bisa tercapai.
Pendampingan intensif kepada para pelaku UMKM di Pantai Jerman melibatkan pihak pengelola kawasan wisata Pantai Jerman dan keterlibatan pelaku UMKM/Wisata sebagai mentor bagi rekan- rekannya sehingga mereka bisa belajar bersama dan juga maju bersama kedepannya.
Dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, dipilih beberapa UMKM yang telah mengimplementasikan hasil pelatihan yang diberikan sebagai best practice dan percontohan bagi anggota komunitas sekitarnya.
Mereka yakni Warung Tirah, Warung Doni, Warung Ibu Dayu, Warung Hoki, Self-Love Beach, Toko Bu Donna, Toko Bu Nyoman Tenik, Toko Bu Budiasih, serta Massage dan Fesyen Bu Rai. (wid)