Jakarta, (Metrobali.com)

Kinerja Jokowi sebagai petugas Parpol PDIP dinilai gagal mengembalikan Golkar dan PAN kedalam koalisi pemerintahan PDIP, bahkan sebagian relawan Jokowi pecah kongsi kedalam kubu Prabowo

Tegak lurus koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kepada Jokowi dapat dipertaruhkan sebagai bentuk pengkianatan melalui poros KKIR untuk mengusung Prabowo Subianto

“Deklarasi Gerindra, PKB, Golkar dan PAN semakin mengokohkan mesin politik pencapresan Prabowo, apkahah hal ini sebagai bukti pengkhianatan Jokowi kepada PDIP .??.”

Pasalnya, menurut Nazar, musabab dukungan PAN dan Golkar ini besar kemungkinan dilatarbelakangi restu politik Jokowi.

“Sikap dan keputusan politik Golkar dan PAN bergerak tentulah sepengetahuan dan restu politik Istana,” ucap nazar

Hal ini berdasarkan kunjungan Parpol beberapa kesempatan menyoal penjajakan koalisi,Golkar maupun PAN menyebut berkonsultasi dengan Jokowi yang menempatkan sebagai dalang stretegi mengisolasi kekusaan Megawati,

“Berbagai statement pernah diajak Airlangga dan Zulhas yang dalam berbagai kesempatan mengulang-ulang statemen bahwa keputusannya akan dikonsultasikan langsung dengan Jokowi,”

Jokowi telah memberikan keputusan deklarasi Golkar dan PAN membuat koalisi pendukung Prabowo lebih gemuk yang sebelumnya telah diperkuat PKB dan Gerindra

Banyak sedikitnya partai dalam koalisi Golkar dan PAN menjadi kekuatan formasi baru KKIR, menurut Nazar cukup menjadi berisiko bagi pencapres Ganjar oleh PDIP.

“PDIP akan mempengaruhi kekuatan politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang masih prematur mengoptimalkan pemenangan Ganjar,” katanya

Relawan Ganjar harus menjadi garda terdepan untuk lakukan kolaborasi dengan relawan Jokowi Pro Ganjar dan Parpol untuk mempertahankan eksistensinya di Pileg 2024, maka ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) di putaran kedua PDIP.

Harapan PPP dan Hanura mampu mempertahankan eksistensinya dengan memperebutkan dukungan organisasi masyarakat yang berasal dari basis kultural NU dan Muhammadiyah. (RED-MB)