Klungkung, (Metrobali.com)

Desa Adat Banjarangkan tetap ajeg melestarikan tradisi Mececingak/melancaran pada hari raya Paing Galungan, Jumat (4/8). Mececingak/melancaran merupakan tradisi yang ditujukan untuk menolak bala atau petaka. Ritual ini dilakukan dengan berkeliling Banjar atau desa sembari mengaturkan sesajen disetiap Banjar.

Bendesa Adat Banjarangkan, Ngakan Nyoman Muliawan menuturkan, tradisi ini diselenggarakan enam bulan sekali yang jatuh pada rahina suci Pahing Galungan diikuti oleh seluruh krama desa setempat. Masing-masing pelawatan (sasuhunan berupa barong) untuk katedunang menuju Pura Baleagung Puseh Sari diiringi dengan gambelan baleganjur dan gong suling.

Ditambahkan, pelaksanaan tersebut dilakukan oleh seluruh kramanya. “tradisi ini diikuti oleh 4 Banjar dengan jumlah tiga pelawatan Ida yakni, Barong Landung di Pura Desa, Barung Bangkung di Pura Puseh Sari, dan Barong Ket di Pura Dalem Setra. Kemudian akan diiringi menuju setiap banjar yang ada di Desa Adat Banjarangkan” terang pria asli Banjarangkan ini

Selain untuk menetralisir roh yang bersifat negatif, dirinya menjelaskan juga sebagai mohon ketentraman dan kerahayuan untuk semua kramanya agar terhindar dari marabahaya menju masyarakat banjarangkan yang sejahtera. (yande)