Foto: Anggota DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra bersama Kepala UPTD KPH Bali Barat Agus Sugiyanto dan warga sekitar menijau dampak perambahan hutan di Puncak Mawar, Desa Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana pada Jumat 7 Juli 2023.

Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra menyerap dan menindaklanjuti aspirasi dari masyarakat terkait dengan dampak perambahan hutan di Puncak Mawar, Desa Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana pada Jumat 7 Juli 2023. Perambahan hutan telah menyisakan kekhawatiran bagi warga yang terdampak di sekitar Puncak Mawar.

Dengan berjalan kaki menelusuri hutan di tengah guyuran hujan bersama Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat Agus Sugiyanto, Kelompok Tani Hutan (KTH) dan warga sekitar, Anggota Komisi II DPR RI ini mengungkapkan sebagai wakil rakyat dirinya sangat menyayangkan terjadinya perambahan hutan Puncak Mawar, mengingat hutan tersebut telah menjadi sumber penghidupan yaitu mata air bagi beberapa desa.

“Kalau hutan ini tidak dijaga maka air itu semuanya akan hilang. Maka hilangnya cairan maka kehidupan pun akan punah,” kata Adhi Mahendra Putra yang dengan penuh semangat walau diguyur hujan deras naik ke lokasi hutan di Puncak Mawar meninjau langsung kondisi hutan yang ditanami tanaman-tanaman yang bukan berbasis tanaman kehutanan hingga ada praktek perambahan hutan oleh oknum warga masyarakat.

Dalam tinjauan ke lokasi ini turut hadir sejumlah tokoh masyarakat setempat seperti Ketua Badan Musyawarah Lingkungan (BML) Lingkungan Dewa Sana Desa Pendem Putu Riyasa, Kelian Adat Dewa Sana Wayan Suparta, Kepala Lingkungan Dewa Sana Wayan Sunarta, Lurah Pendem Putu Eko Dharma Wirawan , Ketua KTH Puncak Mawar Wayan Diandra dan sejumlah warga.

Adhi Mahendra Putra berharap semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga, melindungi dan mencintai alam agar tidak terjadi bencana di kemudian hari. “Yang sudah terjadi mari kita perbaiki, yang salah jangan melakukan pembenaran, mari melakukan tindakan yang benar menjaga lingkungan ini,” ujar Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

Sementara terkait permasalahan yang terjadi di hutan Puncak Mawar,  Adhi Mahendra Putra bercerita bahwa pada tahun 2021 ia datang ke hutan Puncak Mawar bersama Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat, Agus Sugiyanto, untuk memberikan apresiasi kepada kelompok masyarakat yang sudah peduli hutan, dimana pada saat itu Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat diberikan bantuan kurang lebih sebesar Rp. 150 juta.

Namun dirinya kemudian mendapatkan informasi jika telah terjadi perambahan hutan atau adanya praktek-praktek masyarakat yang tidak berbasiskan kehutanan di hutan Puncak Mawar. “Dan hutan ditanami vanili, pisang, kelapa, rumput gajah, serai dan lain-lain. Saya datang sekarang, di dalam nafas payah, melihat keindahan alam payah kita menghilang, tapi sedih yang muncul dengan melihat praktek-praktek masyarakat yang tidak berbasiskan kehutanan. Untuk itu saya mohon kepada kelompok masyarakat. Saya juga ucapkan terima kasih kepada yang sudah peduli hutan. Kepada KPH, kepada Pak Lurah, mari kita berkomitmen menjaga hutan ini dengan baik,” papar Adhi Mahendra Putra.

Dengan adanya permasalahan tersebut, pihaknya memastikan akan melakukan evaluasi terlebih dahulu kepada Kelompok Tani Hutan (KTH). “Yang pasti kita harus evaluasi dulu KTH, apa yang sudah saya berikan dan apa yang sudah dihasilkan dan bagaimana dampaknya kepada lingkungan. Yang kedua adalah saya ingin menanyakan kenapa kok ada laporan yang membuat saya harus naik puncak lagi untuk melihat secara nyata apa yang terjadi di sini,” jelas Adhi Mahendra Putra.

Terkait dengan solusi dari permasalahan tersebut dia mengatakan bahwa solusinya adalah menanami kembali hutan tersebut dan oknum masyarakat yang sudah merusak hutan agar segera menghentikan praktek-praktek negatif tersebut. “Sayangilah saudara Anda, sayangilah lingkungan Anda, dan ingatlah hutan Puncak Mawar tidak sama dengan hutan-hutan yang lain, contohnya di Manistutu yang sudah pertama saya turun, Astungkara sekarang menjadi baik, menjadi juara pertama,” ujar wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Adhi Mahendra Putra kemudian menjelaskan bahwa hutan Puncak Mawar sangat berbeda dengan hutan Manistutu, terutama dari segi medannya, yang mana lokasi Puncak Mawar relatif terjal, sehingga perlu usaha keras dan melelahkan untuk sampai ke puncak. Namun tidak demikian dengan hutan Manistutu. “Artinya apa? Kalau ini tidak kita jaga maka longsor akan terjadi, maka menimpa masyarakat kita yang ada di bawah. Tega kah kita melihat masyarakat kita, rumah masyarakat kita dan air kita terhenti jadi sumber kehidupan kita,” beber wakil rakyat yang sudah mengabdi dua periode di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Politisi Golkar asal Kerobokan, Kabupaten Badung ini menegaskan bahwa ia tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan. Gus Adhi akan membawa bibit-bibit tanaman buah ke hutan Puncak Mawar untuk kemudian ditanam sehingga nantinya ada hasil yang bisa dinikmati oleh masyarakat. “Saya akan tetap berkomitmen menjaga lingkungan. Kita akan bawa ke sini bibit buah yang tanam di sini. Di nursery kita ada pohon mangga, ada durian yang hasil varietas kami. Kita akan tanam di sini,” pungkas Adhi Mahendra Putra yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Bali ini.

Sementara itu Agus Sugiyanto, selaku Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali mengatakan sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Adhi Mahendra Putra untuk melakukan evaluasi untuk kemudian menentukan langkah-langkah yang akan diambil kedepannya.

“Beberapa hal yang sudah tadi disampaikan bahwa kita harus segera mengevaluasi apa yang sudah diberikan oleh Bapak Adhi Mahendra Putra, nanti seperti apa hasilnya dan kemudian tindak lanjutnya,” terang Agus Sugiyanto.

Ia juga mendorong agar segera dilakukan penanaman pohon buah di Puncak Mawar yang mana menurutnya hasilnya akan bermanfaat seumur hidup. “Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih agar segera dilakukan penanaman. Menanam sekali memanfaatkan seumur hidup. Itulah konsep di kehutanan sehingga nanti yang dihasilkan adalah hasil hutan bukan kayu,” sebutnya.

Agus Sugiyanto menambahkan potensi-potensi yang ada di Puncak Mawar akan didorong untuk dijadikan destinasi wisata baru, sehingga ada peluang ekonomi di sana. Ia pun menyampaikan langsung keinginan masyarakat tersebut kepada Adhi Mahendra Putra.

“Mohon ijin Tu Aji supaya mendukung penuh terkait dengan keinginan masyarakat Pendem untuk meningkatkan lagi menjadi daya tarik wisata yang luar biasa di Bali,” ungkapnya.

Agus Sugiyanto menambahkan selama dua minggu ini ia bersama tim telah keliling, dari satu tempek ke tempek yang lain untuk juga mendengarkan aspirasi masyarakat. Secara umum masyarakat mendukung penuh untuk meningkatkan hutan Puncak Mawar  menjadi destinasi yang luar biasa. Agus Sugiyanto kemudian memaparkan seperti apa wajah Puncak Mawar setelah dijadikan destinasi wisata baru dan menyatakan akan menindaklanjuti kunjungan Gus Adhi ke Puncak Mawar.

“Saya selama ini ngecek nya sampai di pondok batu yang rencananya masyarakat akan meningkatkan dari Puncak Mawar itu ada tracking menuju air terjun. Kemudian ada tibu bertingkat dan di situ ada yang sekarang sudah laku adalah pengamatan burung. Jadi bird watching ini yang biasanya di hutan konservasi, ternyata di hutan sini banyak satwa liar dilindungi, baik burungnya, ada rusa, ada babi hutan juga,” terangnya.

“Jadi kalau memang nanti ada puluhan hektar, kemudian harus ditanami tanaman buah tentu kita bersama-sama, kita yang dari dinas kehutanan dan lingkungan hidup nanti bersama-sama. Kita akan tindak lanjuti kunjungan Tu Aji. Saya bersama jajaran akan cek nanti sama Pak Lurah,” pungkas Agus Sugiyanto.

Setelah mendengarkan pemaparan Agus Sugiyanto dan  mendengar aspirasi dari 4 Tempek di Desa Pendem, Adhi Mahendra Putra mengajak semua elemen masyarakat untuk memperbaiki kerusakan hutan Puncak Mawar tersebut. Dia mengaku akan tetap memonitor setiap perbaikan yang dilakukan di hutan Puncak Mawar, sama seperti apa yang telah dilakukan Gus Adhi di hutan Manistutu.  Diharapkan agar masyarakat bisa lebih memanfaatkan hutan Puncak Mawar ini sebagai sumber kehidupan mereka karena jika hutan lestari maka masyarakat akan sejahtera.  (dan)