Bupati Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya di Banjar Adat Auman, Banjar Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kamis (6/7).

Mangupura, (Metrobali.com)-

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya Ngaben Massal, Memukur Kinambulan, Ngelungah dan Ngelangkir, Metelu Bulan, Mepetik dan Metatah Banjar Adat Auman, Banjar Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kamis (6/7). Turut hadir Camat Petang AA. Ngurah Raka Sukaeling serta unsur tripika Kecamatan Petang, Perwakilan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Perbekel Pelaga I Made Ordin, Bendesa Adat Pelaga I Ketut Budayasa, Kelian Adat, Dinas, dan Subak se-Desa Pelaga serta tokoh masyarakat setempat.
Sebagai wujud dukungan pemerintah atas pelaksanaan karya, Bupati menyerahkan dana Hibah aci sebesar Rp 400 juta dan secara pribadi Bupati mepunia Rp 30 juta yang diterima langsung oleh I Wayan Gede Suardipa selaku Ketua Panitia.

Dalam sambrama wacananya, Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasi atas suksesnya karya yang telah dilaksanakan, dimana karya ini merupakan karya yang utama dan telah sesuai dengan sastra serta ajaran agama hindu. Karya ini disebut dengan mamukur kinembulan, memukur artinya nyekah dan kinembulan artinya bersama atau secara gotong royong. Diharapkan, rasa gotong royong dan persatuan krama Banjar Adat Auman harus tetap dijaga demi kemajuan pembangunan di Banjar Adat Auman yang akan diwariskan kepada generasi penerus. Bupati menjelaskan bahwa Upacara pitra yadnya/atiwa-tiwa, atma wedana dan sarwa prakerti ini merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di merajan Rong Tiga. “Dengan konsep padu muka, bila Rong Tiga menghadap ke Barat, puspa lanang dengan Betaranya Brahma melinggih di rong sebelah Selatan (kiri) dan puspa istri bhataranya Wisnu melinggih di rong sebelah Utara (kanan) dan yang di tengah-tengah Siwa Guru,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa prosesi ngelinggihang yang disebut dewa pratista ini berdasarkan lontar panglukuning dasa aksara dan lontar panglukuning panca aksara pari kandaning parahyangan. “Kami harapkan, semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bakti kita kepada leluhur yang diupacarai. Pelaksanaan upacara memukur kinembulan harus diberikan pemahanan terhadap tatanan dan prosesnya. Tahapan ini harus kita laksanakan dengan baik dan benar berdasarkan sastra dan kita semua harus paham terhadap tatanan adat, tradisi, seni dan budaya yang ada di Bali yang kita cintai bersama,” tegasnya.

Sementara itu Manggala Karya I Wayan Gede Suardipa, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung serta undangan lainnya ikut mendukung sekaligus mendoakan karya yang digelar Krama Banjar Adat Auman. Pelaksanaan karya atiwa-tiwa dan atma wedana ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dan sudah menjadi kesepakatan krama Banjar Adat. Pelaksanaan karya sudah berjalan mulai dari tanggal 18 Juni 2023 yang diawali dengan Matur Piuning, Nyukat Genah, serta Nanceb Surya dan pada hari ini Tanggal 6 Juli 2023 dilaksanakan urosesi Ngendag, Pebersihan, dan Pengaskaran yang di puput oleh Ida Ratu Pedanda Griya Simpangan Pelaga. Selanjutnya tanggal 9 Juli 2023 dilaksanakan prosesi pengutangan, tanggal 10 Juli 2023 Ngerorasin, dilanjutkan dengan prosesi ngangget don bingin tanggal 11 Juli 2023, dan Metatah dan Nyekah dilaksanakan pada hari Kamis 12 Juli 2023 yang akan di puput oleh Ida Ratu Pedanda Griya Simpangan Pelaga. Dalam karya ini diikuti oleh 24 peserta ngaben, 3 nyekah, Ngelungah 11, ngelangkir 25, Metatah/Potong Gigi 40 Orang, Mepetik dan tiga bulanan 13 orang. “Kami atas nama krama Desa Adat Sedang sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati serta undangan lainnya yang telah memberikan bantuan dana sehingga karya ini dapat terlaksana sesuai harapan krama,” ungkapnya. (Hms Badung)