Jembrana (Metrobali.com)-

Perguruan Ilmu Batin Tenaga Dalam (IBTD) Brahma Wisesa, yang tetap konsisten menjaga seni kanuragan dengan kearifan lokal Bali melakukan regenerasi kepengurusan.

Di usianya yang ke 23 tahun, perguruan yang kini dipusatkan di Banjar Petanahan, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana juga eksis di bidang pengobatan alternatif.

Pendiri atau pinisepuh Perguruan IBTD Brahma Wisesa, Ida Bagus Ketut Sulinggih, Selasa (4/7/2023) mengatakan perguruan IBTD awalnya berkembang di Gianyar, Bali sejak 3 Juli 2001. Dan mulai saat itu perguruan secara konsisten menjaga eksistensi kearifan lokal seni kanuragan.

“Kini sudah 23 tahun, dengan pengurus baru kami mengharapkan perguruan lebih berjaya dan bisa lebih bermanfaat lagi untuk kepentingan masyarakat secara luas,” harap IB Ketut Sulinggih.

Tidak hanya itu, perguruan bisa lebih luas serta lebih banyak lagi sisya (murid). Sesuai dengan tujuan, untuk menambah percaya diri dan mempertebal kepercayaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Ketua Umum Perguruan Brahma Wisesa, Putu Edy Saputra menyatakan kesiapannya membawa perguruan ke jenjang lebih baik dan bermartabat sesuai norma hukum, susila dan agama.

“Tentunya juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan secara luas. Kepengurusan baru dan nama baru ini akan kami teruskan ke Kemenkumham. Sehingga organisasi ini memiliki payung hukum dan memiliki manfaat yang lebih luas,” ujarnya.

Dengan begitu, sambungnya, perguruan bisa lebih intens pada kegiatan kemasyarakatan. Dan organisasi ini bisa bermanfaat membantu masyarakat.

Saat peringatan HUT ke-23, sejumlah atraksi seni kanuragan yang menjadi ciri khas perguruan Brahma Wisesa ditampilkan. (Komang Tole).