Foto: Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta berfoto bersama usai kick off program Enterpreneur Masuk Desa di Desa Kawan Kaler, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung pada Senin 22 Mei 2023.

Klungkung (Metrobali.com)-

Pemerintah Kabupaten Klungkung bersama Komunitas Kreatif Klungkung melaksanakan kick off program Enterpreneur Masuk Desa yang mengangkat tema “Penguatan Entrepreneurship Desa” di Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung pada Senin 22 Mei 2023.

Program Enterpreneur Masuk Desa ini diluncurkan dan dibuka langsung Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta dilanjutkan dengan seminar yang menghadirkan tiga orang pembicara yakni Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, I Made Artana (Founder dan Ketua STMIK Primakara) dengan materi “Fundamental of Entrepreneurship” dan Ida Bagus Agung Gunarthawa (Founder Samsara Living Museum) dengan materi “Pengembangan Desa Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.

Turut hadir dalam kickof ini Ketua Pelaksana Program Enterpreneur Masuk Desa Dewa Gede Dwi Mahayana Putra Nida (Dewa Wiwin), Ketua Komunitas Kreatif Klungkung Putu Sughy Wisnawa, Perbekel Desa Dawan Kaler Kadek Sudarmawa, Camat Dawan serta sejumlah perbekel dan para tokoh.

Terkait Program Enterpreneur Masuk Desa ini, Bupati Suwirta mengungkapkan dirinya yang memiliki latar belakang wirausaha selalu menggaungkan spirit kewirausahaan. Melalui konsep wirausaha ini ia ingin menguatkan masyarakat agar mereka tidak selalu menggantungkan diri, apalagi berpikir soal bantuan saja.

Suwirta mengakui bahwa konsep tersebut tidak semudah yang ia pikirkan. Bahkan Hampir 9 tahun menjadi Bupati konsep tersebut belum berhasil. Padahal sudah banyak pelatihan yang diberikan, namun keberlanjutannya tidak ada.

Oleh karena itulah Bupati Suwirta mencoba konsep Enterpreneur Masuk Desa dan ia optimis konsep tersebut akan membuahkan hasil. Suwirta menambahkan Enterpreneur Masuk Desa ini bukan serta merta mereka menjadi pengusaha, tapi pertama adalah mengubah mindset mereka.

“Melalui konsep ini kita mencoba untuk mengubah mindset baik untuk pemerintahan desa maupun masyarakatnya sendiri. Perubahan mindset ini yang terpenting,” tegas Bupati Klungkung dua periode ini.

Setelah pelaksanaan Enterpreneur Masuk Desa di Desa Dawan Kaler ini, diharapkan dengan para pengusaha ini dikumpulkan menjadi satu komunitas, minimal mereka memiliki pikiran yang sama, yakni mengubah pola pikir bahwa masa depan mereka ada di tangan mereka sendiri. Setelah niat dan pola pikir mereka sama, maka tentunya mereka akan merangkul komunitas-komunitas lainnya.

“Jadi Enterpreneur Masuk Desa ini adalah sebuah niat atau keinginan bagaimana kita mempunyai keinginan untuk menekan kemiskinan dan pengangguran,” ujar Suwirta.

Terkait dengan keberlanjutan program tersebut, Bupati Suwirta yakin jika semua pemimpin memiliki tujuan yang sama. Nantinya ketika tidak menjabat lagi sebagai Bupati, Suwirta berharap kepala desa bisa melanjutkan program ini dan komunitasnya dibentuk agar bisa menjadi semacam embrio yang nantinya menjadi enterpreneur, yang kemudian bisa disebarluaskan ke desa-desa yang lain.

Sementara itu Ketua Komunitas Kreatif Klungkung Putu Sughy Wisnawa menjelaskan harapannya dengan program Enterpreneur Masuk Desa bisa membentuk mindset entrepreneur serta melahirkan para pelaku usaha khususnya di bidang ekonomi kreatif. “Namun mereka tidak harus 100 persen menjadi enterpreneur, tetapi juga bisa menjadi penggerak di desa,” ungkap Sughy.

Dalam program ini Komunitas Kreatif Klungkung terlibat sebagai tim pelaksana dan pemberdayaan, dimana dalam konteks ini mengedukasi para peserta dan masyarakat di desa agar bisa menjemput bola. Terlebih lagi potensi desanya lumayan banyak, yang diantaranya di sektor pertanian, budaya dan pariwisata.

Dari potensi-potensi tersebut akan dipetakan oleh peserta dan masyarakat desa itu sendiri. Harapannya ada regenerasi nantinya, tidak hanya meregenerasi pelaku tetapi juga meregenerasi para penggerak. “Selain itu wirausaha yang ada di desa juga kami harapkan bisa naik kelas,” kata Sughy.

Sementara untuk penguatan program tentu ada tanggung jawab moralnya, dimana pihak Komunitas Kreatif Klungkung akan melakukan pendampingan sehingga ada hasilnya, tidak hanya wirausaha baru, tetapi juga dipastikan ada transaksi yang continue. Pihaknya juga menyadari meningkatkan kualitas SDM di desa memiliki tantangan tersendiri, namun Komunitas Kreatif Klungkung optimis bisa berbuat banyak.

Founder dan Ketua STMIK Primakara Made Artana membuka wawasan para peserta program Enterpreneur Masuk Desa. “Harus open minded nanti kita cerna yang mana yang mampu kita jalankan,” ujarnya pengusaha asal Desa Carangsari Petang Badung ini.

Dia lantas menjelaskan mengapa orang tidak menjadi pengusaha karena berbagai hambatan dan ketakutan. Pertama, merasa tidak punya modal, merasa tidak punya pengetahuan dan kemampuan. Caranya bisa belajar dari berbagi sumber belajar gratis di internet dan mencari mentor.

Kedua, biasanya orang takut bangkrut. “Sepanjang kita tidak pernah menyerah kita tidak akan kalah. Jadi pengusaha akan butuh waktu dan proses panjang. Kalau berhasil ada hadiah besar di belakang. Tidak ada hadiah besar dicapai dengan acara gampang, dan semua butuh proses dan waktu,” pesan Artana.

Ketiga, takut membayangkan hal besar. Kalau mau mengubah nasib harus buat lompatan. Jangan takut lompat jadi pengusaha kecil,” kata  Made Artana yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini.

Keempat, tidak didukung lingkungan yang tepat. “Kita butuh lingkungan yang tepat. Kalau ingin menjadi elang berkumpullah dengan elang. Kalau elang ngumpul sama ayam lama-lama jadi ayam. Pengusaha ibarat elang,butuh keberanian,butuh terbang tinggi, sering terbang sendiri. Kalau kumpul di lingkungan tidak tempat sering kita dimentahkan,” papar Artana.

Ida Bagus Agung Gunarthawa selaku pelaku ekonomi kreatif dan Founder Samsara Living Museum mengungkapkan Enterpreneur Masuk Desa ini sebagai salah satu konsep Pengembangan Desa Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal. Dia lantas berbagi mengenai best practice “Inisiatif Samsara Living Museum sebagai Strategi Pengembangan Potensi Sumber Daya Unggulan Berbasis Budaya di Daerah yang Penuh Tantangan.”

Intinya bagaimana suatu tempat menemukan keunikan punya positioning, ada kekhasan, keunikan selling point yang membuat orang -orang ingin berkolaborasi dan mengunjungi daerah tersebut.

Hal ini melahirkan Destination Branding dimana suatu daerah punya bargaining nilai tawar. Untuk mencapai ke arah itu, semua stakeholder harus punya awarenes dan visi bersama. Lalu dari segmentasi aset dan potensi suatu daerah yang mana di jadikan ikon dan pematik utama. Kemudian, tentukan visi pengembangan. Lalu strategi mencapainya seperti apa.

Agung Gunarthawa mencontohkan dari hal tersebut misalnya dilahirkan kesimpulan positioning Karangasem adalah sebagai Bali yang otentik.

Sementara itu Perbekel Desa Dawan Kaler Kadek Sudarmawa mengungkapkan Desa Dawan Kaler secara geografis merupakan wilayah perbukitan dan potensinya kebanyakan di sektor perkebunan seperti kelapa. Dan dari hasil diskusi dengan Komunitas Kreatif Klungkung bawasannya Desa Dawan Kaler ini berpeluang untuk menghasilan produk turun dari kelapa seperti VCO, dimana marketnya sudah ada, tinggal melakukan pengolahan saja. Apalagi bahan baku kelapa sudah melimpah untuk dijadikan VCO.

Kadek Sudarmawa berharap dengan adanya program Enterpreneur Masuk Desa bisa menambah wawasan untuk para peserta dan khususnya masyarakat di Desa Dawan Kaler. “Shingga usaha itu tidak monoton hanya sekedar buka warung saja, tetapi lebih kepada bagaimana cara memasarkan produk-produk yang kita miliki, termasuk memanfaatkan berbagai platform digital,” ungkapnya.

Ditambahkannya, wirausahawan yang ada di Desa Dawan Kaler, terutama yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19, memiliki keahlian di bidang FB dan Service yang mereka aplikasikan saat tidak bekerja. Mereka berjualan di pasar dan juga memanfaatkan berbagai platform digital. Terlebih lagi mereka memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi-potensi yang mereka miliki secara IT dan program Enterpreneur Masuk Desa ini menjadi momentum yang tepat bagi mereka.

Program Enterpreneur Masuk Desa ini berangkat dari kondisi bahwa potensi sumber daya desa selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Jika pun ada yang memanfaatkan, cenderung eksploitatif dan tidak mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan akibat eksploitasi sumber daya desa. Salah satu solusi penting yang mampu mendorong gerak ekonomi desa adalah mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat desa. Pengembangan desa wirausaha menawarkan solusi untuk mengurangi kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan lapangan kerja di desa.

Kewirausahaan menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, dimana sumber daya dan fasilitas yang disediakan secara spontan oleh (komunitas) masyarakat desa untuk menuju perubahan kondisi sosial ekonomi perdesaan. Apabila desa wirausaha menjadi suatu gerakan masif, maka merupakan hal yang sangat mungkin untuk mendorong perkembangan ekonomi perdesaan. Upaya untuk mendorong kehidupan wirausaha di desa adalah mengembangkan program yang memiliki dimensi menggali potensi entrepeneur pada tataran desa.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta ini kemudian diberi nama Entrepreneur Masuk Desa. Kesamaan Visi yang dimiliki oleh Komunitas Kreatif Klungkung (KKK) menghadirkan sebuah diskusi positif yang kemudian melahirkan sebuah program di bawah Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Klungkung dengan Brand Entrepreneur Masuk Desa (EMD) 2023 yang akan dilaksanakan di Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan.

Program EMD adalah sebuah program pelatihan dan pemberdayaan bagi masyarakat desa, khususnya generasi muda untuk dapat memahami, kemudian mengaplikasikan ilmu kewirausahaan dan ekonomi kreatif dalam rangka mencapai kemandirian desa. Program ini dilaksanakan sebanyak 14 pertemuan yang dilaksanakan 1 atau 2 kali dalam seminggu, dengan durasi 90-120 menit.

Bentuk kegiatan EMD terdiri atas 3 aktivitas, yakni pemaparan materi oleh trainer, praktik langsung dan mentoring dengan para pengusaha ataupun praktisi profesional di bidang terkait. Secara umum Kurikulum program EMD tahun 2023 memiliki empat fokus yang dibahas yakni: 1) Fundamental of Entrepreneurship, 2) Ideation and Business Development, 3) Marketing Management and Legal Aspect, and 4) Mentoring Session.

Program Entrepreneur Masuk Desa ini bertujuan untuk, pertama mengedukasi dan melatih masyarakat desa dalam bidang kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Kedua, meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan potensi usaha ekonomi kreatif secara berkelanjutan. KEtiga, meningkatkan semangat kewirausahaan dan kualitas SDM desa, khususnya generasi muda.

Manfaat yang diharapkan dari porogram Entrepreneur Masuk Desa ini yakni pertama, meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat desa yang berkelanjutan. Kedua, adanya produk strategis desa yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa dan terus berkembang, sehingga kesejahteraan masyarakat desa tercapai dengan berpijak pada kreativitas dan kearifan lokal. (wid)