LPK Raditya Widyatama Ukir Sejarah, Perdana Antarkan 4 Siswanya Kerja ke Jepang, Sukses Wujudkan Mimpi Generasi Muda Bali
Foto: LPK Raditya Widyatama adalah LPK Pertama di Bali yang menggunakan kurikulum pembelajaran JFT-Basic dan SSW (Specified Skilled Workers) untuk Visa Kerja Resmi Tokutei Ginou dan telah berhasil melepas empat siswanya bekerja ke Jepang.
Tabanan (Metrobali.com)-
LPK Raditya Widyatama berhasil mengukir sejarah manis dengan mampu mengantarkan siswanya meraih mimpi mereka untuk bisa bekerja di negeri Sakura Jepang. Empat siswanya yakni Kadek Adhe Nicky Sastra Arimbawa, Ni Made Mila Dwiana Sastrawati yang berasal dari Buleleng dan Ni Putu Lizia serta Putu Pande Bagus Suryadarmawan yang berasal dari Badung menorehkan tinta emas bagi LPK Raditya Widyatama yang bernaung di bawah PT Raditya Bhanu Bhuwana bekerja sama dengan PT Bina Dinamita Rama, yakni perusahaan penempatan Pekerja Migran Indonesia yang berkantor di Malang, Jawa Timur.
Pasalnya, 4 nama ini menjadi siswa pertama yang menyelesaikan pendidikan di LPK Raditya Widyatama dan berhasil berangkat ke Jepang menggunakan Visa Kerja Resmi Tokutei Ginou. “Kami di LPK Raditya Widyatama berkomitmen penuh mencetak SDM generasi muda Bali yang tangguh dan unggul serta mampu bersaing secara global, khususnya kami menyiapkan generasi muda Bali yang ingin kerja ke luar negeri seperti ke Jepang. Dan Astunngkata empat siswa kami sudah mampu meraih mimpi mereka untuk bekerja di Jepang,” ungkap Pimpinan LPK Raditya Widyatama, I Gusti Ngurah Bagus Eka Subagiartha, S.H.,M.H.
Pria yang akrab disapa Gus Eka ini mengatakan empat sekawan Adhe, Lizia, Tu Surya, dan Mila tiba di Jepang pada Jumat, 24 Februari 2023. Gus Eka- sapaan akrabnya- mengaku bersyukur lantaran LPK Raditya Widyatama yang terverifikasi di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tabanan telah berhasil mewujudkan mimpi Adhe, dkk. bekerja di Negeri Sakura Jepang.
Gus Eka menjelaskan, keempatnya berstatus Tokutei Ginou alias tenaga kerja berketerampilan khusus yang masuk ke Jepang secara legal dan berhak mendapatkan penghasilan serta fasilitas setara dengan pekerja Jepang. Tokutei Ginou atau Specified Skilled Workers adalah program terbaru dari pemerintah Jepang dalam merekrut tenaga kerja asing untuk bekerja. “Program ini diberlakukan sejak 1 April 2019 dengan tujuan memenuhi kekurangan tenaga kerja di Jepang,” ungkap guide senior Jepang tersebut ditemui langsung, Jumat, 24 Februari 2023.
Imbuhnya, Adhe, dkk. yang kurang lebih setahun menimba ilmu di LPK Raditya Widyatama yang Jalan By Pass Ir. Soekarno No. 900, Kelurahan Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan dan mereka akhirnya berhasil diterima bekerja di sektor Manufacture of Food and Beverages. Sektor ini masuk ke dalam 14 industri yang disiapkan pemerintah Jepang untuk para Tokutei Ginou.
Dibandingkan Kenshusei atau program magang, Gus Eka memaparkan Tokutei Ginou yang dibidik LPK Raditya Widyatama jauh lebih menjanjikan meskipun syaratnya lebih sulit, antara lain mereka harus lulus tes prometric, yaitu JFT-Basic A2 atau setara JLPT N4 dan Specified Skilled Workers (SSW) sesuai bidang yang dipilih, dimana kami lebih fokus pada sector manufacture of food and beverages. Berstatus Tokutei Ginou, PMI akan dikontrak maksimal selama 5 tahun, mendapatkan asuransi, tunjangan, cuti tahunan dan fasilitas yang menarik. PMI juga bisa mengajukan pindah perusahaan di bidang yang sama.
Meski sulit, tegas Gus Eka, LPK Raditya Widyatama terbukti berhasil mendidik 4 siswa hingga lulus tes prometric JFT dan SSW manufacture of food and beverages. Oleh sebab itu, ia mengaku optimis dan sangat bersemangat memberikan kesempatan bagi para lulusan SMA/SMK/MA se-Bali, termasuk mahasiswa untuk meningkatkan taraf hidup dengan bekerja di Jepang. Kenapa meningkatkan taraf hidup? Sebab, jelas Gus Eka, penghasilan PMI yang berstatus Tokutei Ginou sama dengan warga Jepang asli, yakni sekitar Rp25 juta rupiah sebulan.
Tentang alur proses program Tokutei Ginou, Gus Eka merangkum ada delapan tahapan yang harus dilewati. Pertama, pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan selama kurang lebih 6 bulan di LPK Raditya Widyatama. Kedua, ujian bahasa Jepang dan ujian keterampilan. Ketiga, menyediakan informasi terkait job matching.
Keempat, wawancara perusahaan. Kelima, pengurusan CoE (Certificate of Eligibility). CoE adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Otoritas Imigrasi Jepang sebagai tanda bahwa orang asing boleh memasuki Jepang sesuai dengan tujuan atau peruntukan yang diajukannya. “Kira-kira pengurusan CoE ini memakan waktu maksimal 1 bulan,” jelas Gus Eka. Keenam, setelah CoE terbit dilanjutkan dengan pengurusan serta pelaporan E-KTKLN di BP2MI. Ketujuh, pembuatan Visa ke konsulat Jepang dengan melampirkan CoE asli dan E-KTKLN. Delapan, ketika Visa selesai maka tahap terakhir yaitu melaporkan Visa ke BP2MI.
Lebih lanjut, Gus Eka menggaris bawahi bahwa LPK Raditya Widyatama menyediakan dua jenis program pelatihan, yakni Bahasa Jepang JFT-Basic (Japan Foundation Test for Basic Japanese) dan Bahasa Jepang SSW (Specified Skilled Workers).
Berapa dana yang harus disiapkan oleh seorang pelajar agar bisa menuntut ilmu di LPK Raditya Widyatama sebelum akhirnya bekerja di Jepang? Gus Eka menjawab, “Calon pelajar bisa langsung datang untuk berkonsultasi ke Jalan By Pass Ir. Soekarno No. 900, Kelurahan Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, atau dapat melihat di sosial media Instagram @lpk.radya.bali, Facebook LPK Raditya Widyatama, atau mengunjungi website https://sites.google.com/view/lpkradityawidyatama/home (dan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.