Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi saat mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan kepada pengurus KTNA se-Kabupaten Bangli di Wantilan Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli pada Selasa, 15 November 2022.

Bangli (Metrobali.com)-

Indonesia adalah negara agraris dan negara maritim yang punya potensi besar di sektor pertanian dan kelautan/perikanan. Potensi ekonomi yang besar itu hendaknya juga digarap dengan dilandasi spirit dan jiwa Pancasilais sehingga juga bisa mengimplementasikan Ekonomi Pancasila.

Petani dan nelayan yang punya jiwa Pancasilais diharapkan menjadi garda terdepan tidak hanya dalam menggarap potensi ekonomi itu tapi juga menjadi pelopor membumikan nilai-nilai luhur Pancasila.

Hal itu disampaikan Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi saat mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan kepada pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Kabupaten Bangli di Wantilan Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli pada Selasa, 15 November 2022.

Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Sementara itu Kontak Tani Nelayan Andalan atau disingkat KTNA adalah suatu organisasi independen di Indonesia yang berorientasi pada aktivitas sosial di sektor agrikultur, yang berbasiskan agribisnis dan lingkungan hidup di pedesaan

KTNA merupakan organisasi masyarakat sebagai wadah musyawarah petani-nelayan dan sebagai mitra kerja pemerintah dalam pembangunan pertanian. Sesuai dengan fungsi tersebut, kelompok KTNA diarahkan untuk mampu berperan meningkatkan dan mengembangkan potensi pertanian. Selain itu KTNA juga berperan penting untuk dapat menampung aspirasi petani untuk di sampaikan kepada pemerintah.

Melihat peran strategis KTNA itu, Gus Adhi mengajak KTNA menggarap potensi Indonesia sebagai negara agraris dan maritim berlandaskan jiwa Pancasila dan Ekonomi Pancasila. Gus Adhi menekankan Empat Pilar Kebangsaan harus menjadi pilar dalam setiap kegiatan pertanian dan nelayan Indonesia untuk dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia

“Semua potensi itu akan lebih maksimal jika peotensi itu dan kearifan lokal dilaksanakan dengan jiwa Pancasila. Jadi kekuatan potensi itu dibangun berdasarkan Pancasila,” tegas Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali ini.

“Pancasila dalam pertanian dan nelayan adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokratis, dan adil menjadi tumpuan, titik temu, dan tujuan dalam pertanian dan nelayan Indonesia menuju kejayaannya,” sambung Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.

Dirinya juga mengingatkan pada zaman orde baru ada sokoguru pertanian yakni Koperasi Unit Desa (KUD) dimana KUD mempu menciptakan stabilitas harga, ada gotong royong yang tinggi yang merupakan salah satu implementasi nilai luhur Pancasila dan Ekonomi Pancasila.

Lebih lanjut dikatakan Ekonomi Pancasila mengatur hubungan antar negara dan warga negara. Bertujuan akhir memajukan kemanusiaan, peradaban, serta mengokohkan persatuan nasional melalui proses usaha bersama atau gotong royong. Proses distribusi akses ekonomi secara adil bagi seluruh warga negara yang dilandasi oleh nilai-nilai pertanggungjawab etik kepada Tuhan yang Maha Esa.

Contoh sederhana penerapan Ekonomi Pancasila adalah dengan selalu mengedepankan kualitas produk. “Di era sekarang, pelaku ekonomi kerap lupa dengan jiwa kemanusiaan, memakai bahan pewarna seenaknya, tidak memperhatikan kesehatan dari produknya sehingga nilai-nilai Pancasila semakin jauh,” ujar Gus Adhi.

Gus Adhi kembali berharap bagaimana KTNA berperan besar membumikan Pancasila, membumikan koperasi, menjadi wadah penyalur dan pembinaan pertanian. “Sekarang dengan semakin menjauhnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, KTNA tidak hanya sebagai pejuang-pejuang pertanian tapi juga pejuang-pejuang Pancasila, membumikan Pancasila, sejalan dengan membumikan ilmu mereka di dunia pertanian,” urai Anggota DPR RI dua periode ini.

“KTNA menggerakkan ekonomi pertanian sejalan dengan menggerakkan jiwa Pancasila di masyarakat. Karena itu penting, kita jangan kebablasan di era reformasi ini kita lupa dengan konsep Ekonomi Pancasila,” sambung politisi Golkar asal Kerobokan Badung yang dikenal sebagai sosok wakil rakyat berhati mulia, gemar berbagi dan dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini.

Di akhir acara, Gus Adhi menutup dengan pesan filosofi pohon dan bagiamana belajar dari pengabdian sebuah pohon yang intinya selalu berbuat baik dan berguna. “Tatkala masa hidupnya dia mampu memberi keteduhan dan menghasilkan oksigen untuk kehidupan makhluk hidup. Dan tatkala matipun dia tetap mengabdikan dirinya sebagai kayu bakar. Dan daun keringnya sebagai pupuk yang mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang masih hidup,” tutur Gus Adhi bicara pandangannya mengenai filosofi pohon.

Mengenai filosofi pohon ini, Gus Adhi mengajak kita semua agar selalu berbuat baik dan selalu berguna. Sampai kapanpun dan dimanapun perbuatan baik kita jadikan dasar prilaku kita dan berguna bagi sesama, itu yang lebih penting.

“Jadi perbuat baik dan berguna bagi sesama. Kalau berbuat baik saja tapi tidak berguna, juga tidak ada manfaatnya. Jadi KTNA harus punya ilmu, dia tanamkan ilmunya dengan berbagi kepada sesama sehingga semakin banyak orang berguna. Yang abadi itu ilmu, kalau materi bisa habis kapan saja, tapi kalau ilmu bisa dipakai sepanjang hayat,” pungkas Gus Adhi. (dan)