Sulap Sampah Jadi Cuan, PKM KAT 9 UNR Berikan Solusi Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Souvenir Ramah Lingkungan Berbasis 3R di Bangli
Foto: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mahasiswa kelompok KAT 9 Universitas Ngurah Rai (UNR) bersama Dywik Bank Sampah dan lingkungan Siladan, Taman Bali, Kabupaten Bangli.
Bangli (Metrobali.com)-
Mengolah dan menyulap sampah menjadi rupiah dan cuan sambil melestarikan lingkungan. Begitulah spirit yang diusung dosen dan mahasiswa Universitas Ngurah Rai (UNR) dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bersama Dywik Bank Sampah di lingkungan Siladan, Taman Bali, Kabupaten Bangli.
PKM mengangkat topik “Penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Sebagai Solusi Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Souvenir Ramah Lingkungan.” PKM melibatkan mahasiswa kelompok KAT 9 yang berjumlah 22 orang dan kegiatan ini diikuti oleh 15 orang PKK serta seluruh perangkat Desa Taman Bali, Bangli. PKM ini dimbimbing I Gusti Putu Agung Widya Goca dosen Fakultas Ekonomi Binis (FEB) UNR bersama I Made Artha Rimbawa dosen Fakultas Hukum UNR.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang penggunaan sampah plastik yang dapat menjadi kreasi menarik, pentingnya kebersihan lingkungan, dan penerapan teknologi dalam memasarkan produk kreasi sampah plastik,” terang Widya Goca dalam keterangan persnya yang diterima Metro Bali, Senin (27/12/2021).
Kegiatan ini meliputi tiga acara diantaranya adalah sosialisasi tentang sampah plastik, pengumpulan sampah plastik dan workshop maksimalkan potensi digital kreasi souvenir dari sampah plastik. PKM ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar, dan menerapkan teknologi dalam melakukan pemasaran.
Widya Goca yang saat ini masih menempuh studi S-3 (Doktor) Ilmu Manajemen di Universitas Udayana ini mengungkapkan kegiatan PKM ini dilatarbelakangi dengan kondisi di Desa Taman Bali yang masih banyak dibuang sembarangan. Dengan adanya sosialisasi dan pengumpulan sampah ini, diharapkan masyarakat mengetahui pentingnya menjaga lingkungan dari sampah plastik.
Kegiatan selanjutnya adalah workshop maksimalkan potensi digital kreasi souvenir dari sampah plastik oleh narasumber Haifilo Indonesia. Workshop ini mengaitkan fenomena sampah plastik yang masih banyak di sekitar lingkungan Taman Bali. Workshop ini dibarengi dengan memberikan tata cara pendaftaran pada GoStore.
Saat ini Dywik Bank Sampah telah memiliki website untuk mempromosikan hasil kreasi dari sampah plastik. Selain itu, Dywik Bank Sampah juga memiliki aplikasi untuk mengumpulkan sampah plastik di sekitar lingkungan Taman Bali, Bangli.
Setelah seluruh kegiatan dilakukan dengan baik, dilanjutkan dengan sesi diskusi terkait dengan materi yang dibawakan narasumber. Sesi diskusi dibuka untuk melihat kendala yang dihadapi Dywik Bank Sampah dalam mengelola hasil kreasi sampah plastiknya.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat khususnya Kelompok Dywik Bank Sampah, Desa TamanBali, Bangli akan mampu membedakan dengan sangat baik sampah plastik dalam berbagai kategori yang dapat dijadikan souvenir ramah lingkungan, mengetahui dan memahami cara mengoperasikan sosial media dengan sistem sederhana dan membuat tempat pemilihan sampah plastik yang proporsional untuk mempercepat pelayanan bank sampah,” papar Widya Goca.
Adanya sistem Go Store juga diharapkan dapat memanfaatkan secara ekonomis sistem sederhana ini sebagai alat bantu untuk manajemen produk Dywik Bank Sampah dan meningkatkan pendapatan kelompok usaha Dywik Bank Sampah dari hasil pemasaran produk souvenir ramah lingkungan. (dan
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.