Founder Indonesia Watercolor Summit (IWCS), Silvia Zulaika.

Gianyar (Metrobali.com) –

 

Melukis cat air tidaklah susah dan bisa dilakukan oleh siapapun jua tanpa memandang batasan usia baik tua maupun muda, bisa dengan mudah melakukannya dimanapun dan dalam situasi apapun. Dibawah naungan wadah Indonesia Watercolor Summit (IWCS), Silvia Zulaika sebagai foundernya tak kenal lelah memperkenalkan seni lukis cat air ini di Indonesia, berbagai kegiatan telah diselenggarakan, bahkan kali ini dengan menggandeng seniman-seniman muda dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk meningkatkan pemahaman tentang seni lukis cat air, Selasa, 13 Desember 2021.

Bertempat di Komaneka Art Gallery di kawasan Pantai Keramas Gianyar, sebanyak 35 mahasiswa-mahasiswi ISI Denpasar ambil bagian dalam ‘coaching clinic’ dan ‘brainstorming’ dengan penuh keakraban dan antusiasme yang tinggi.

“Diseminasi informasi tentang seni lukis cat air bersama dengan mahasiswa-mahasiswi ISI Denpasar ini merupakan suatu bentuk kolaborasi bersama dan upaya sosialisasinya pada dunia pendidikan,” kata Silvia.

Kedepan, dirinya berharap pengembangan dunia seni lukis cat air diaplikasikan pada dunia industri seperti Garment, Printing, Wedding Exhibition dsb.

Atensi dan semangatnya dalam meningkatkan posisi dan peran dunia seni lukis cat air serta mengkoneksikan dengan semua kalangan serta sebagai perwujudan tali kasih dan perdamaian membuat dirinya ditunjuk oleh ROCKWELL Art Supply Incorporation, sebuah produk cat air dari Kanada sebagai International Pigment Testing Expert and Cultural Ambassador (IPTE).

“Intinya adalah bagaimana kita membawa seni lukis cat air menuju ke ‘Better Price, better market and better segmentation’,” ungkapnya.

Silvia juga seakan menjadi representasi dan rujukan dari para sesama seniman seni lukis nyatanya menjadi bagian mata pelajaran ekstrakulikuler semua orang saat berada di bangku sekolah dasar di seluruh Indonesia.

Berkat kemajuan teknologi dan penerapan penggunaan cat air yang ramah lingkungan membuat seni lukis ini tak boleh dipandang sebelah mata, “Sekarang, teknik seni lukis cat air beserta teknologi piranti perlengkapan pendukungnya, seperti jenis kuas, cat air serta media kertasnyapun semakin maju, bahkan hasil lukisan cat air pun kini dapat bertahan selama ratusan tahun,” tutur Nanang Wijaya, pelukis asal kota Jogjakarta.

Lain pula halnya dengan Elsa Ariany, profesinya sebagai seorang bankir tak menyurutkan antusiasme nya dengan seni lukis ini, “Awalnya saat pandemi covid melanda, banyak perusahaan memberlakukan ‘work from home’ maka pada saat itulah dirinya mulai giat melukis, sampai akhirnya tercipta karya lukisnya berjudul ‘Danau Maninjau’ yang kini juga dipamerkan.

 

Pewarta : Hidayat