Sediakan Pakan Ternak Berkualitas Bernutrisi Tinggi, Gus Adhi “Amatra” Gandeng BPTU HPT Denpasar Gencar Kenalkan dan Berikan Bantuan Bibit Indigofera

Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn., (kanan) bersama Kepala BPTU HPT Denpasar Ir. Junaeda, M.Si.,(tengah) dan Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) BPTU HPT Denpasar Maskur, S.Pt.

Jembrana (Metrobali.com)-

Manajemen pakan ternak masih menjadi salah satu permasalahan bagi peternak secara umum termasuk peternak ruminansia (seperti sapi, kambing, dll). Misalnya ketersediaan hijauan pakan ternak berkualitas menjadi masih persoalan tersendiri di kalangan peternak. Terlebih pula komponen biaya pakan ternak merupakan komponen biaya mayoritas dalam peternakan yang bisa mencapai 60 persen hingga 70 persen.

Menyikapi persoalan ini, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn., (Amatra) menggandeng Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar gencar memperkenalkan hijauan pakan ternak berkualitas dan bernutrisi tinggi yakni indigofera kepada petani dan peternak.

“Kami ingin mendorong lebih banyak petani peternak yang menanam dan membudidayakan indogofera sebagai hijauan pakan ternak berkualitas tinggi,” kata Amatra yang akrab disapa Gus Adhi saat mengunjungi BPTU HPT Denpasar di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana belum lama ini.

Untuk diketahui, indigofera ini termasuk ke dalam family leguminosa pohon atau keluarga polong-polongan. Kandungan nutrisi indofera rata-rata lebih tinggi dari jenis legum lainnya seperti gamal, kaliandra, turi, dll. Indigofera mengandung protein kasar kisaran 28 persen hingga 31 persen, paling tinggi dibandingkan jenis legume lainnya.

Dengan kandungan protein yang tinggi (28 persen-31 persen) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (Iaktasi).

Indigofera secara agronomis mudah untuk dikembangkan, dapat ditanam dan tumbuh pada berbagai jenis tanah dan ketinggian. Selain itu indogofera memiliki kemampuan adaptasi dan toleran terhadap kekeringan sehingga cocok ditanam di lahan kering dan mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau.

Indigofera juga cocok ditanam di lahan tidak produktif, lahan marjinal ataupun lahan bekas tambang sebagai konservasi lahan dan penghijauan sebab indigofera dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah berkat kemampuannya mengikat nitrogen.

Bagi peternak menanam indigofera cukup menguntungkan dan lebih cepat bisa dipanen karena indigofera bisa dipanen saat umur 4 bulan sejak tanam pertama dan bisa dipanen setiap 2 bulan-3 bulan berikutnya karena memiliki tingkat regrowing (pertumbuhan kembali) yang cepat.

Tidak hanya itu, indogofera juga memiliki kemampuan produksi hijauan yang tinggi. Produksi pakan indigofera dalam satu hektar bisa menghasilkan 12 ton per satu kali panen.

Indigofera selain berbentuk hijauan juga bisa diolah menjadi tepung dan pelet indigofera sehingga tidak hanya bisa diberikan kepada ruminansia (seperti sapi, kambing, domba) tetapi juga kepada ternak lain seperti unggas (ayam, bebek), burung, babi, kelinci, ikan dan lainnya.

Gus Adhi lantas mengapresiasi kinerja Kepala BPTU HPT Denpasar dan jajaran yang terus mempromosikan dan memperkenalkan indigofera kepada petani peternak sekaligus menyediakan bibit indigofera hingga beragam jenis rumput pakan ternak bernutrisi tinggi dan menyalurkan bantuan bibit ini kepada petani peternak dari berbagai daerah di Bali.

“Kami apresiasi inovasi dari BPTU HPT Denpasar dan dorongan kepada masyarakat dalam hal penyediaan pakan ternak yang bermutu tinggi. Di sini (BPTU HPT Denpasar) selain ada indigofera, dikembangkan juga rumput-rumput yang mempunyai protein cukup tinggi,” ujar Anggota Komisi II DPR RI yang juga sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, kelautan, perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan ini.

“Inilah yang harus kita lakukan di dunia pertanian khususnya peternakan. Sebab ketika areal pertanian kita semakin sempit maka kita harus lebih banyak mampu menyediakan hijauan pakan ternak berkualitas khususnya yang berprotein tinggi. Sebab pakan dengan protein tinggi adalah salah kunci dasar dalam kesuksesan peternakan itu,” sambung politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Secara khusus pula Gus Adhi juga memperkenalkan indigofera di kepada masyarakat di kawasan Pecatu, Kabupaten Badung yang dikenal sebagai kawasan pariwisata elit di Bali dan memfasilitasi bantuan 2.000 bibit indigofera untuk ditanam menghijaukan kawasan Pecatu selain juga fungsi utamanya sebagai pakan ternak.

“Di masa pandemi Covid-19 perekonomian lagi down, kita restart komputer kita dengan melaksanakan penghijauan, menghijaukan Pecatu dengan indigofera sehingga masyarakat yang ada di Pecatu yang memelihara ternak mendapatkan pakan ternak bernutrisi tinggi. Indigofera sebagai pakan ternak berkualitas bernutrisi tinggi wajib ditanam oleh petani peternak,” pungkas pria yang juga Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini.

Sementara itu Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar Ir. Junaeda, M.Si.,mengungkapkan pihaknya terus memperkenalkan indigofera kepada petani peternak di seluruh Bali dan disambut antusias.

“Mereka antusias dan banyak yang meminta bibit indigofera kepada kami. Sebab mereka sudah merasakan banyak manfaat indigofera selain sebagai pakan ternak bernutrisi tinggi tapi juga bisa dijadikan konservasi lahan supaya lahannya lebih kuat lagi,” terang Junaeda.

BPTU HPT Denpasar juga terus mengembangkan rumput berprotein tinggi (di atas 15 persen) seperti rumput biogress, pakchong, zansibar dan lainnya. “Mudah-mudahan rumput ini terus bisa kita kembangkan, kenalkan dan berikan kepada petani untuk menambah ketersediaan dan pilihan pakan ternak berkualitas dan bernutri tinggi,” harap Junaeda. (wid)