Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Kementan Berhasil Tingkatkan Produktivitas Petani
Foto: Manfaat program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Kementerian Pertanian (Kementan) sangat dirasakan petani.
Denpasar (Metrobali.com)-
Salah seorang petani organik, Ida Bagus Gede Arsana, merasakan manfaat Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya, dengan program tersebut pasokan air bagi tanaman dan lahan pertanian menjadi terjamin.
“Sebelum tanam itu kan perlu air, itu pertama diperlukan, dengan adanya perbaikan saluran tersier, ini otomatis ketersediaan air untuk memperlancar setiap musim tanam jadi terjamin,” katanya di Denpasar, Sabtu (14/8/2021).
Namun, jika saluran air tidak diperbaiki, lanjut Ida Bagus Arsana, akan terjadi kebocoran air. Sehingga tidak dapat mengiri sawah petani dan menjadi persoalan bagi para petani.
“Kalau sekarang saluran tersiernya tidak diperbaiki dan bocor di sana sini, biasanya area satu tempat 50 hektar, sulit untuk menjamin air, kadang-kadang baru sampai 35 hektar udah gak ada air, karena kenapa? Bocor, jadi sangat berbeda sekali kalau saluran airnya direhabilitasi oleh pemerintah, sangat membantu petani untuk mengatur jadwal tanam dan mengatur luas area,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Ida Bagus Arsana, dengan adanya program RJIT tersebut, mampu membantu petani dalam meningkatkan produktivitas tanam.
“Kalau saya kan di pertanian organik, kalau di pertanian organik saya yakin produktivitas meningkat, karena airnya sudah tersedia dengan sangat baik. Selama ini kan kesulitannya begitu, pas padi perlu air kadang-kadang gak nyampe. Kata petani apa, lebih banyak bocor di dalam perjalanannya,” ucapnya.
Selain itu, kata Ida Bagus Arsana, jika saluran air baik maka para petani juga bisa mengatur rencana tanam tepat waktu dan langsung melanjutkan tanam atau mengganti tanam setelah panen.
“Iya, jadi kita bisa ngaturnya dengan tepat waktu. Jadi umur tanaman misalnya padi 4,5 bulan bisa panen atau 120 hari panen, karena air ada tersedia, bisa ditanam padi lagi atau kita alihkan untuk pengairan lain. Jadi ganti nanam palawija. Jadi kita bisa ngatur, karena air ini kan sangat vital yang diperlukan petani,” ungkapnya.
Kendati demikian, kata Ida Bagus Arsana, saat ini pemerintah sudah sangat mendukung para petani dari program RJIT. Karena itu, Ia meminta pemerintah agar memperhatikan kualitas bahan pembuatan saluran tersebut.
“Bahan kualitas pembuatan saluran tersier itu harus yang wajar, artinya umur ekonomisnya dirasakan oleh petani dalam waktu yang panjang, kadang-kadang baru dipakai 3 tahun sampai 4 tahun udah jebol retak, bolong di sana sini, nah itu yang merugikan petani, jadi untuk umur ekonomisnya kalau semakin panjang itu akan meringankan beban buat petani,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kebutuhan air sangat diperlukan, khususnya untuk mendukung budi daya pertanian.
Menteri Syahrul menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Dalam pertanian, pasokan air harus selalu tersedia.
Kementerian Pertanian mendukung hal tersebut dengan kegiatan RJIT untuk memastikan pasokan air akan sampai ke lahan-lahan persawahan petani. (dan)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.