Hijaukan Hutan Lindung Desa Manistutu, Gus Adhi “Amatra” bersama Bupati Jembrana Tanam 500 Bibit Pohon Buah, Ingin Hutan “Merdeka” dari Pembabatan dan Penggundulan
Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (baju putih) bersama Bupati Jembrana Nengah Tamba hujan-hujanan menanam bibit pohon di hutan lindung di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Jumat (13/8/2021) sore.
Jembrana (Metrobali.com)-
Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) menepati janjinya untuk menghijauan dan menghutankan kembali kawasan hutan lindung di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana yang gundul di banyak titik akibat adanya aksi pembabatan atau pembalakan hutan lindung.
Wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini kali ini memberikan bantuan 500 bibit pohon buah unggul berbasis kehutanan seperti durian, alpukat dan manggis untuk untuk menghijauan dan menghutankan kembali kawasan hutan lindung di Desa Manistutu.
Pemberian bibit ini dilanjutkan dengan penanaman pohon bersama Jumat (13/8/2021) yang dihadiri langsung Bupati Jembrana Nengah Tamba serta jajaran instansi. Hadir diantaranya Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Unda Anyar Dr. Ir. Titik Wurdiningsih, Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna, Kepala BKSDA Provinsi Bali Raden Agus Budi Santoso, Kepala KPH Bali Barat Agus Sugiyanto serta pejabat terkait.
Tampak hadir pula Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Jembrana Made Suardana yang juga Anggota DPRD Bali Dapil Jembrana, Anggota Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Jemberana serta kader SOKSI Jembrana.
Aksi penanaman pohon bersama ini juga serangkaian menyambut HUT ke-76 Kemerdekaan RI dan HUT ke-63 Provinsi Bali. Walau diguyur hujan lebat Gus Adhi bersama Bupati Tamba tak surut langkahnya melakukan penanaman pohon ini. Bahkan kedua tokoh ini bersama undangan lainnya tak peduli harus basah kuyup demi menanam pohon yang telah disiapkan demi masa depan hutan lindung di Jembrana agar tetap lestari dan hijau.
“Kita menanam pohon bersama di kawasan hutan lindung ini jelang HUT ke-76 Kemerdekaan RI dengan harapan hutan kita bebas dan merdeka dari penggundulan dan pembabatan, dari penebangan pohon yang membuat hutan ini rusak,” kata Gus Adhi.
Anggota Komisi II DPR RI ini lantas mengingatkan pentingnya fungsi dan manfaat hutan bagi kehidupan. Hutan merupakan tempat tinggal dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Hutan menghasilkan oksigen sebagai paru-paru dunia yang diperlukan untuk bernapas. Hutan juga menjadi tempat penyimpan air dan sumber air bagi daerah di bawahnya dan untuk sumber air pertanian.
“Pertanian tidak lepas dari hutan sebagai penjaga air, penyedia sumber air. Kalau hutan rusak maka tidak ada suplai air untuk daerah pertanian. Kalau tidak ada air artinya pertanian kita mati dan ketahanan pangan kita terganggu, kita bisa krisis pangan. Jadi penting kita menjaga hutan untuk menjaga pertanian dan ketahanan pangan kita,” beber Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI Bali.
Ia kembali mengingatkan kalau perambahan dan pembalakan hutan seperti ini tetap terjadi maka kehidupan kita akan terancam. Tidak hanya itu, areal pertanian di Jembrana yang mempunyai kelebihan dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya juga akan turut terancam dengan kekeringan.
“Kondisi ini harus kita sikapi dengan bijak dengan kembali melakukan penanaman pohon. Untuk itulah saya bawa 500 bibit pohon buah berbasis kehutanan untuk menghijaukan kembali hutan lindung di Manistutu, Jembrana ini,” tutur Gus Adhi yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, kelautan dan perikanan dan kini bertugas di Komisi II DPRD RI.
Anggota DPR RI dua periode yang dikenal dengan spirit dan komitmen perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” ini lantas mengajak stakeholder kehutanan dan pemerintah daerah bersama masyarakat agar senantiasa bergandengan tangan, gotong royong dan bersinergi menjaga kawasan hutan. “Hutan lestari masyarakat sejahtera,” pungkas politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.
Sementara itu Bupati Jembrana Nengah Tamba mengapresiasi kepedulian dan perjuangan Gus Adhi untuk menyelamatkan hutan di Jembrana serta kembali melakukan reboisasi menghijaukan kawasan hutan yang ada khususnya juga seperti yang dilakukan di hutan lindung Desa Manistutu ini.
Bagi Tamba aksi penanaman pohon bersama di hutan lindung Desa Manistutu ini punya makna yang besar dan strategis untuk keberlangsungan kelestarian kawasan hutan ini. Tidak hanya itu, kawasan hutan lindung di daerah ini perlu terus dilestarikan agar juga bisa mendukung rencana pengembangan wisata spiritual di kawasan hutan ini. Sebab di hutan lindung Desa Manistutu ada pura dan juga didukung dengan suasana yang tenang.
“Di ujung jalan hutan di sini ada pura dan kawasan ini bagian destinasi spiritual yang akan kami kembangkan bersama masyarakat. Disini bisa dijadikan tempat meditasi, dan yoga,” terang Tamba lantas mengajak semua warga Jembrana maupun orang-orang yang datang ke kawasan hutan lindung Desa Manistutu ini agar bersama-sama menjaga kelestarian dan kebersihan hutan.
Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, juga meminta masyarakat stop menebang pohon di hutan dan membabat hutan. Ia pun meminta aparat penegak hukum menindak tegas warga yang masih nekat melakukan aksi terlarang itu.
“Kalau ada yang babat hutan saya minta Polda tangkap langsung, tidak ada ampun, tim sukses pun tidak saya kasi ampun kalau membabat hutan,” pungkas Tamba yang mengaku saya mencintai hutan dan juga penyayang pohon.
I Ketut Master, yang ikut merintis Pokdarwis Wirawana Pegubugan di kawaasan hutan lindung Desa Manistutu ini menyebutkan wisata alam yang dikembangkan ini bukan hanya menikmati keindahan suasana tepian sungai dan hutan di Manistutu semata. Tetapi juga mengetuk para pengunjung wajib ikut memiliki dengan wajib menanam satu pohon.
“Setiap tamu yang datang ke tempat kami, wajib menanam satu pohon. Bukan semata-mata untuk wisata, tetapi juga bagaimana para tamu ikut memiliki hutan Manistutu. Mengajak menghijaukan alam dan kembalikan hutan kami,” terang Master.
Pokdarwis menyiapkan, lanjut Master, bibit tanaman yang ditentukan Kehutanan, seperti Tangi, Tingkih, Jebugarum, Manggis, Durian, Alpokat, Nangka, Aren dan tanaman kayu hasil hutan. Harapannya selain untuk penghijauan, hasil yang pohon yang ditanam itu memiliki manfaat ekonomi untuk masyarakat sekitar hutan.
“Kawasan pinggir hutan yang dikelola ini saat ini tengah ditata tanpa mengesampingkan keasrian. Di samping sebagai upaya menjaga kawasan hutan dan beberapa tempat yang suci di kawasan hulu. Sekitar empat kilo dari lokasi, terdapat Pura Pegubugan yang merupakan titik pertemuan sungai Berangbang dan Manistutu. Pertemuan sungai di hulu ini terbentuk alami,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku tidak akan putus asa. Apalagi upaya menghijaukan hutan ini mendapat dukungan dari Bupati Jembrana, Gubernur Bali, Kehutanan KRPH Bali dan kini mendapatkan dukungan penuh pula dari Gus Adhi selaku Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali.
“Kami tidak kapok dan tetap semangat. Kalau dipangkas sepuluh, kita tanam 1000 pohon,” tansas pria yang juga ahil memodifikasi mobil offroad ini. (wid)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.