Denpasar (Metrobali.com) –

Kepala Binda Bali, Brigadir Jenderal Polisi Hadi Purnomo menjelaskan, vaksinasi Covid-19 ini juga dilaksanakan di 13 provinsi lain. Khusus di Bali, pihaknya memfokuskan di SMA Negeri 5 Denpasar, SMP Harapan, dan door to door di wilayah Banjar Sesetan.

“Target Vaksinasi untuk pelajar di Bali ini seluruhnya berjumlah 3.000 Siswa, SMA itu 1.000, SMP Harapan itu 1.000, kemudian door to door juga 1.000,” ungkapnya kepada RRI.co.id di SMA Negeri 5 Denpasar, Kamis (12/8/2021).

Sebelumnya pada vaksinasi Covid-19 tahap pertama, pihaknya juga sudah mendistribusikan 3.000 dosis.

“Untuk kedepannya kita lihat. Karena ini perintah langsung dari pimpinan di pusat, kita lihat jadwal dari pusat. Kalau kita bisa melanjutkan lagi, kita akan lanjutkan,” ucapnya.

“Karena memang animo, khususnya di Bali ini luar biasa. Dibandingkan di luar Bali. Apalagi vaksin yang ada di Bali ini memang dukungan dari pemerintah, Bali sangat diperhatikan sekali,” sambungnya.

Pihaknya berharap, melalui vaksinasi Covid-19 ini dapat memenuhi keinginan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), dan mempercepat pembukaan kembali pintu kepariwisataan Pulau Dewata.

“Apalagi di Bali ini kan hampir 80 persen dari pariwisata,” sebutnya.

Kepala SMA Negeri 5 Denpasar, Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati pada kesempatan yang sama menjelaskan, vaksinasi Covid-19 dosis kedua ini diperuntukkan bagi 1.100 orang.

Sedangkan pada vaksinasi Covid-19 tahap pertama hanya disediakan untuk 1.000 siswa.

“Jadi kita juga diprioritaskan untuk vaksin lanjutan maupun vaksin pertama. Karena kan ada beberapa siswa kita yang masih tercecer, yang belum. Mungkin karena dia sakit, dan lain sebagainya, yang belum tervaksin, jadi kita kondisikan sekarang, ada sekitar 70 siswa,” katanya.

“Sebetulnya kita ada dua sekolah yang disini, yaitu SMK Negeri 2 Denpasar dan SMA Negeri 5 Denpasar. Jadi karena kita diberi jumlah cukup banyak, jadi kita kerjasama dengan sekolah terdekat,” sambungnya.

Cok Mirah berharap, vaksinasi ini dapat mengurangi risiko siswa terpapar Covid-19. Ketika itu terwujud, maka keinginan peserta didik untuk kembali mengikuti pembelajaran tatap muka akan dapat direalisasikan.

“Dengan cara demikian, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa (pembelajaran tatap muka). Karena siswa-siswa tadi sudah ditanya sama Pak Kabinda, mereka semua pada kangen untuk sekolah,” pungkasnya. (hd)