Foto: Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta.

Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta, sangat mendukung pemerintah yang sudah kerja keras menangani pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir dua tahun ini. Namun, sejak bulan Maret 2020 tepatnya 16 bulan berjalan hingga kini belum ada tanda-tanda angka kasus pandemi mereda, bahkan justru kasusnya terus meningkat.

“Sebagai anak bangsa kita sangat prihatin karena itu mari bersama-sama kita cari solusi terbaik,” kata Mudarta di Denpasar, Senin (02/08/2021).

Mudarta mengatakan, sejak pandemi melanda Indonesia awal tahun 2020 hingga sekarang, berbagai kebijakan telah diambil dan diterapkan oleh pemerintah pusat yang diteruskan hingga ke pemerintah daerah. Bahkan, anggaran yang sudah dihabiskan ribuan triliun untuk menyelamatkan nyawa manusia, namun angka kematian terus saja meningkat akibat virus berbahaya tersebut.

“Namun hasilnya apa? Indonesia justru jadi juara dunia dalam kasus Covid-19 yang hingga saat ini jumlahnya naik terus, ribuan nyawa melayang,” ungkap politisi asal Jembrana ini.

Mudarta yang dikenal juga sebagai pengusaha ini pun mengilustrasikan pandemi Covid-19 seperti sebuah mobil yang bergerak cepat. Penumpangnya rakyat Indonesia dan sopirnya pemerintah. Namun, sopir justru menginjak gas dan res secara bersamaan yang membuat mobil tetap berjalan.

“Menghentikan Covid-19 ini sudah dilakukan oleh pemerintah dengan menginjak rem dan gas, hentikan Covid-19 tapi ingin ekonomi jalan terus. Namun cara ini justru angka kasusnya naik terus, ekonomi juga belum pulih,” bebernya.

Untuk itu, Mudarta pun mengusulkan 4 jurus jitu yang dinilainya sangat ampuh untuk menghentikan laju penularan Covid-19. 4 langkah ampuh itu yaitu langkah pertama yakni terus menggencarkan Prokes 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Langkah kedua adalah 3 T (Testing, Tracing, dan Treatment). Langkah ketiga adalah vaksinasi, serta langkah yang keempat yaitu penguncian total. Karena itu, Mudarta mendorong pemerintah agar melakukan testing swab antigen diintensifkan lagi, dimana idealnya 1 juta orang per hari.

“Testing ini juga harus digratiskan kecuali yang sudah bergejala. Untuk itu, pemerintah juga harus membuka posko yang berpusat di desa dan banjar serta memberlakukan PPKM Level 4 Plus. Untuk penguncian total dimana ibarat rem total, jangan ngegas terus,” terangnya.

Penguncian total ini jelas Mudarta, sama halnya dengan menerapkan PPKM Level 4 Plus. Ia pun menjabarkan penguncian total ini sama halnya dengan karantina wilayah yang dilakukan selama satu bulan dan pemerintah wajib memenuhi kebutuhan pokok sekitar 270 juta rakyat Indonesia.

“Saya Made Mudarta mendukung pemerintah meminjam uang untuk dijadikan hutang, asalkan hutang itu produktif digunakan untuk membiayai masyarakat selama karantina wilayah sebulan,” sebut Mudarta.

Mudarta pun memberikan gambaran kepada pemerintah dalam meminjam uang untuk membiayai sekitar 270 jiwa penduduk Indonesia. Jika benar-benar dilaksanakan karantina wilayah, pemerintah harus berani memberikan bantuan Rp.50 ribu per kepala per hari. Jadi selama 30 hari atau sebulan per orang menerima Rp.1,5 juta selama pemerintah menerapkan karantina wilayah. Sehingga kalau ditotal sekitar 400 triliun lebih.

“Karantina wilayah ibaratnya kita rakyat Indonesia seperti kepompong selama sebulan, lewat waktu itu maka kita jadi kupu-kupu indah yang bisa terbang kemana-mana. Artinya pandemi bisa kita cegah lalu ekonomi bisa bergerak lagi,” pungkasnya. (dan)