Kelompok Binaan Balai TANAGUPA Mendapat Kesepakatan Kerja Pembuatan 35.000 Ecopolybag
Jakarta, (Metrobali.com)-
Tiga ketua kelompok kemitraan konservasi binaan Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) melakukan penandatanganan kesepakatan kerja/kontrak kerja pembuatan ecopolybag dari bambu dengan Yayasan Asri. Ketiga kelompok tersebut yaitu Kelompok Sinar Baru, Kelompok Lubuk Tapah, dan Kelompok Kayek Melayet Besame. Penandatanganan dilakukan di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sukadana Kabupaten Kayong Utara, Jumat (11/6). Adapun besaran nilai kontraknya sebanyak 35.000 buah ecopolybag bambu untuk jangka waktu selama 5 bulan.
Kepala Balai TANAGUPA, M. Ari Wibawanto menyampaikan dalam satu tahun terakhir, pihaknya telah mendorong dan menginisiasi penggunaan ecopolybag yang lebih ramah lingkungan dibanding polybag yang terbuat dari bahan plastik untuk kegiatan rehabilitasi hutan di kawasan taman nasional. Untuk mendukung upaya tersebut, Balai TANAGUPA mendorong kelompok-kelompok Kemitraaan Konservasi binaan Balai TANAGUPA untuk membuat ecopolybag dari bahan baku bambu yang merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berasal dari zona tradisional Taman Nasional Gunung Palung.
“Pembuatan ecopolybag ini merupakan langkah nyata dari pemerintah melalui Balai Taman Nasional Gunung Palung, untuk mengurangi penggunaan bahan plastik dalam kegiatan rehabilitasi kawasan hutan dan diharapkan dengan melibatkan para anggota kelompok binaan kami dalam memproduksi ecopolybag dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar TANAGUPA,” katanya.
Langkah nyata ini, diharapkan dapat didukung dan diikuti oleh seluruh stakeholder yang berkepentingan, sehingga kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dapat berjalan tanpa adanya sampah plastik. Balai TANAGUPA akan terus mendorong kelompok-kelompok
Kemitraan Konservasi binaannya untuk mampu membuat ecopolybag dari bahan-bahan baku HHBK yang tidak hanya dari bambu tapi juga dari jenis lainnya seperti nipah, pandan atau jenis organik lainnya.
“Kami pun menjamin dan memastikan bahwa seluruh ecopolybag yang dihasilkan oleh anggota kelompok dibeli dan diserap untuk kegiatan rehabilitasi hutan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami pun menyediakan tempat di Pusat Informasi Balai TANAGUPA Sukadana Kayong Utara untuk melatih para anggota kelompok agar dapat membuat ecopolybag yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan ASRI, Nur Febriani dalam keterangannya menyampaikan pihaknya membutuhkan sebanyak kurang lebih 95.000 buah ecopolybag untuk mendukung upaya rehabilitasi yang akan dilakukan tahun ini.
“Oleh karena itu, kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Balai TANAGUPA yang telah melakukan inisiasi pembuatan ecopolybag dari bambu. Setelah melakukan beberapa kali riset dan percobaan, ecopolybag yang digagas dan diinisiasi oleh Balai TANAGUPA merupakan salah satu ecopolybag yang layak untuk digunakan dalam kegiatan rehabilitasi, sehingga kegiatan rehabilitasi yang kami lakukan menjadi lebih ramah lingkungan dan tanpa limbah plastik,” ungkapnya. (SUT-BN)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.