Foto: Owner Tasta (Taman Satwa Tabanan) Nyoman Adi Wiryatama (tengah baju cokelat) yang juga Ketua DPRD Bali tampak menemani Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya (paling kiri) melihat satwa di sela-sela soft opening Tasta Selasa (6/1/2021) yang sekaligus juga memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021.

Tabanan (Metrobali.com)-

Dunia politik bukan dunia yang asing bagi Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama. Politisi senior PDI Perjuangan ini pernah dua periode (10 tahun) menjabat Bupati Tabanan bahkan ibaratnya sudah “kenyang makan asam garam” di panggung politik.

Sukses di panggung politik dan melayani masyarakat adalah pencapaian yang luar biasa bagi seorang Adi Wiryatama. Namun apa jadinya ketika sang “master politik” kini harus bergelut dengan dunia satwa dan tumbuhan serta harus melayani mereka?

Itulah kini yang tengah dilakoni ayah dari mantan Bupati Tabanan dua periode Ni Putu Eka Wiryastuti ini. Adi Wiryatama kini menjalani misi mulia menjadi pelayan bagi ratusan satwa dan tumbuhan dengan mendirikan Tasta (Taman Satwa Tabanan) atau Tasta Wildlife Park. Taman Satwa Tabanan atau Tasta ini berdiri di atas tanah seluas 21 hektar yang berlokasi di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kanbupaten Tabanan.

“Di dunia politik saya sudah biasa melayani masyarakat, menjalankan hubungan harmonis sesama manusia. Kini saya juga ingin ngayah melayani ciptaan Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi yang lain yakni binatang dan tumbuhan. Saya ingin berbakti kepada Tuhan dengan cara berbakti kepada alam. Itulah esensi dari ajaran Tri Hita Karana,” tutur Adi Wiryatama ditemui di sela-sela sof launching Taman Satwa Tabanan atau Tasta, Selasa (6/1/2021) yang sekaligus juga memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021.

Owner Tasta (Taman Satwa Tabanan) Nyoman Adi Wiryatama yang juga Ketua DPRD Bali bersama istri yang juga Direktur Utama PT. Bhumi Lestari Utama, Suastiningsih.

 

Tasta (Taman Satwa Tabanan) atau Tasta Wildlife Park adalah sebuah taman margasatwa yang tidak hanya menampilkan margasatwa seperti pada umumnya. Disini Tasta juga memberikan edukasi kepada pengunjung bagaimana melakukan perawatan hewan untuk terjaga kelestarianya. Disini sebagai tempat edukasi, anak-anak sekolah bisa belajar mengenai satwa dan tanaman.

TasTa Wildlife Park juga mengembangkan konservasi hewan (animal) agar benar benar layak hidup seperti di habitatnya. Di samping dunia margasatwa. Tasta Wildlife Park juga merupakan pusat belajar alam tumbuhan. Tasta juga mengembangkan dan merawat berbagai jenis tumbuhan buah dan non buah.

Di Tasta pengunjung juga bisa menikmati wahana adu adrenalin seperti flying fox di ketinggian hanya beberapa meter di atas hewan liar dan buas. Tasta juga menawarkan camping ground dengan suasana alam pedesaan yang hijua, tenang dan asri.

Dipenuhi Ratusan Satwa dan Tanaman Langka

Tasta di bawah naungan PT. Bhumi Lestari Utama menjadi destinasi wisata baru di Tabanan di masa pandemi Covid-19 yang tidak hanya menyajikann pengalaman mengesankan melihat berbagai jenis satwa dan tanaman langka tapi juga memberikan edukasi dan penyadaran untuk semakin mencintai lingkungan, menjaga alam dan ikut serta mencintai ciptaan Tuhan.

Adi Wiryatama menjelaskan Tasta berdiri di areal seluas 21 hektar sudah tergarap sekitar 7 hektar sebagai taman konservasi yang lengkap dengan izin yang umum. Hal tersebut terlihat dengan adanya 300 spesies burung dari tanah air maupun seluruh mancanegara. Ada berbagai flora (satwa) yakni kura-kura berazil, kura-kura sulcata, buaya muara, rusa tutul, gajah, landak, owa jawa, kelinci, siamang, lutung, binturong, ular sanca bodo, komodo, beruang madu.

Ada pula berbagai jenis satwa burung seperti merak hijau, merak biru, cendrawasih, jalak Bali, elang hitam, jalak kebo, burung elang laut, ruak-ruak, belibis, burung kasuari, elang bido, elang Jawa, pelikan, bebek Bali, lady amherst.

” Kita punya 4 ekor gajah, 2 beruang, 3 orang hutan serta satwa-satwa yang sangat unik dan langka lainnya dari sejumlah negara. Ke depan kita akan mendatangkan hewan kudanil dan badak, sehabis pandemi Covid-19 sebab sekarang banyak agen-agen yang macet,” jelasnya, seraya mengatakan tidak hanya itu saja, Tasta sendiri juga memiliki pohon-pohon langka seperti sentul, jeleket, kedondong, ceruring, bekul dan lainnya sekaligus terus menambah koleksi pohon langka lainnya.

“Konsep Tasta ini juga sesuai arahan Bu Mega (Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, red) untuk menjaga alam beserta isinya. Sekaligus juga sebagai wujud bhakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tasta ini juga sejalan dengan visi Pak Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan visi pembangunan Tabanan Era Baru,” papar politisi senior kelahiran Banjar Tegeh, Angaseri, Marga, Tabanan itu.

Tidak Cari Untung, Sempat Dicap Gila

 

Adi Wiryatama mengakui proyek pembangunan Tasta dikerjakannya dari dana pribadi dan ia sendiri selaku arsitek yang mendesain kawasan hijau, nan asri dan eksotis ini. “Sudah saya mulai sejak 2,5 tahun lalu dan banyak tantangannya, sempat bongkar pasang. Dipasang lima saya bongkar tujuh. Memang tidak mudah tapi ya saya niatkan agar ini selesai dan bisa jadi wahana edukasi untuk masyarakat,” kenang Adi Wiryatama.

Ia juga mengakui sempat ada orang-orang yang heran dengan keputusan dan keberaniannya membangun dan merampungkan Tasta (Taman Satwa Tabanan) atau Tasta Wildlife Park di tengah masa pandemi ini. Bahkan ada yang menyebut dirinya gila.

Apalagi pembangunan taman satwa ini jika dilihat dari aspeks bisnis, bukanlah suatu bisnis yang menjanjikan, bahkan bisa merugikan. Sebab satwa di dalamnya membutuhkab biaya operasional makan (pakan) dan perawatan yang tidak murah, belum lagi biaya mendatangkan satwa dan tanaman langkah yang dikonservasikan di taman satwa ini. Terlebih lagi satwa ini tidak mengenal pandemi, mereka harus tetap diberikan makan dan tidak bisa “diet”.

“Ada yang bilang Pak Adi gila bangun kebun binatang di zaman Covid. Ada juga yang tanya untungnya berapa? Memang benar, kalau bicara urusan bisnis, profitable ya jauh sekali. Tapi Tasta ini cara saya hormati ciptaan Tuhan, manusia, binatang, tumbuhan. Saya ingin berbakti kepada Tuhan ikut pelihara ciptaannya,” terang Adi Wiryatama.

Karena membangun Tasta ini didasari niat mulia, Adi Wiryatama juga mengajak pengunjung ikut berdonasi melalui tiket masuk yang dibayarkan pengunjung demi bisa memelihara, merawat dan melestarikan satwa dan tumbuhan yang ada di Tasta ini. Jadi pengunjung yang datang secara tidak langsung ikut menjaga ciptaan Tuhan.

Donasi Lestarikan Satwa

Harga tiket masuknya pun relatif murah yakni harga tiket dewasa Rp 50.000 dan anak-anak (5-12 tahun) Rp 35.000. sementara untuk wisatawan asing akan dibanderol di harga sekitar Rp 75.000. Harga tiket itu sudah termasuk biaya cover asuransi per orang sebesar Rp 5 ribu. Tasta beroperasi mulai dari 09.00–17.00 saat weekday dan 08.00–18.00 saat weekend.

Tasta di bawah naungan PT. Bhumi Lestari Utama selama masa pandemi menawarkan tiket masuk gratis bagi warga lokal, khususnya di Banjar Tegeh dengan menunjukan kartu identitas. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT. Bhumi Lestari Utama, Suastiningsih, sekaligus mengakui harga tiket masuk Tasta di era pandemi untuk para pengunjung wisatawan lokal dan asing tidaklah terlalu mahal. Biaya ini hanya dibutuhkan untuk pembiayaan operasiional Tasta.

“Harga tiket kita tidak mahal, cukup untuk semua kalangan, dan uangnya nanti untuk biaya pemeliharaan hewan-hewan di Tasta,” jelas Suastiningsih, sekaligus mengatakan, selain ada satwa langka, Tasta juga menampilkan hiburan Zumba selama seminggu dua kali, dan pihaknya sangat menginginkan agar Tasta dapat bermanfaat untuk menghibur semua warga Bali. “Saya harap Tasta bisa dijadikan suatu tempat hiburan keluarga, dari dibuka dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita,” tutupnya.

Sementara itu soft opening Tasta ini juga dihadiri Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga dan jajaran Fraksi PDI Perjuangan DPRD Tabanan. Hadir pula mantan Bupati Tabanan dua periode Ni Putu Eka Wiryastuti, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Dapil Bali Nyoman Kariyasa Adnyana, perwilan pihak BPD Bali, para komunitas pencinta satwa dan lingkungan serta undangan lainnnya.

Untuk pengembangan ke depan di Tasta ini telah dicanangkan adanya Taman Kunang-Kunang seluas 1,5 hektar yang akan menjadi tempat/habitat bagi setidaknya 8 spesies kunang-kunang. Rencananya peresmian pembukaan Taman Kunang-Kunang ini akan dihadiri oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan. (wid)