ilustrasi

Karangasem, (Metrobali.com) 

PVMBG resmi umumkan penurunan status Gunung Api Agung, Karangasem, Bali dari level III Siaga menjadi Level II Waspada pada Kamis (16/07/2020).

Penurunan status Gunung Agung disampaikan secara langsung oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani melalui video konfrensi sore ini sekitar pukul 14.00 wib.

Dalam surat evaluasi penurunan status Gunung Agung disebutkan, dari sisi pengamatan visual. Visual Gunungapi dalam periode 1 Januari hingga 16 Juli 2020 didominasi oleh asap kawah utama berwarna putih, intensitas tipis dengan ketinggian sekitar 20-150 meter di atas puncak.

Erupsi terakhir terjadi pada 13 Juni 2019 pukul 01:38 wita dan aktivitas permukaan kini didominasi oleh hembusan dengan intensitas Iemah hingga sedang. Secara visual dapat teramati jelas terjadi penurunan aktivitas permukaan kawah yang cukup signifikan.

Dari sisi pengamatan instrumental, kegempaan dalam periode 1 Januari hingga 16 Juli 2020 didominasi oleh kegempaan hembusan, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, dan Tektonik Jauh dengan rincian 97 kali gempa Hembusan, 18 kaIi gempa Vulkanik Dangkal, 62 kali gempa Vulkanik Dalam, 105 kali gempa Tektonik Lokal dan 711 kali gempa Tektonik Jauh.

Jumlah kegempaan vulkanik dalam 1 (satu) tahun terakhir secara umum mengalami penurunan. Kegempaan vulkanik sesekali masih terekam namun jumlahnya tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pergerakan magma masih terjadi di dalam tubuh Gunung Agung namun dengan intensitas rendah.

Anomali panas di pennukaan kawah terakhir terdeteksi oleh satelit Modis pada bulan Oktober 2019 dan setelah itu anomali panas tidak lagi teramati. Penurunan temperatur dipermukaan kawah ini mengindikasikan menurunnya suplai magma ke permukaan.

Data defonnasi Gunung Agung satu tahun terakhir menunjukkan kecenderungan pola deflasi (mengempis) dan dalam beberapa bulan terakhir polanya cenderung stabil dan tidak mengindikasikan akumulasi tekanan magma yang signifikan.

Berdasarkan analisis dan pemodelan data pemantauan gunungapi secara komprehensif dapat disimpulkan bahwa Gunung Agung masih berpotensi mengalami erupsi namun dengan ancaman bahaya primer diperkirakan masih terlokalisir disekitar area puncak dengan radius bahaya maksimum hingga 2 km dari kawah puncak.

Potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan dapat tetjadi terutama pada musim hujan selama material erupsi-erupsi sebelumnya masih terpapar di area lereng dekat puncak. Area yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan adalah aliran aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung terutama ke arah Utara, Timurlaut, Tenggara, Selatan dan Baratdaya.

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan visual dan instrumental maka tingkat aktivitas Gunung Agung diturunkan dari Level Ill (Siaga) ke Level ll (Waspada) terhitung mulai tanggal 16 Juli 2020 pukul 15.00 WITA.

Dalam status Level II (Waspada). masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung/wisatawan direkomendasikan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu didalam area kawah Gunung Agung dan diseluruh area didalam radius 2 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.

Zone Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru. (Sua)