Belasan Ternak Babi Warga Bugbug Samuh Mati Dengan Gejala Yang Sama
Peternak babi.
KARANGASEM, (Metrobali.com) –
Kasus kematian ternak Babi terus meluas, belakangan belasan babi mati dengan gejala penyakit yang hampir sama terjadi diwilayah Dusun Bugbug Samuh, Desa Bugbug, Karangasem.
Seperti kasus kematian ternak yang menimpa salah seorang peternak Ni Ketut Kari (60) warga Dusun Bugbug Samuh misalnya, beberapa hari lalu penyakit misterius menyerang enam ekor anakan Babi berusia 2 bulan beserta indukannya milik Kari.
Awalnya enam ekor anakan Babi milik kari mendadak lemas dan tidak mau memakan makanan yng diberikan padahal makanan itu adalah makanan yang sama diberikan sebelumnya. Setelah itu, Babi kemudian berangsur – angsur lemas hanya bertahan beberapa hari sampai akhirnya mati.
“Yang mati pertama itu enam ekor anakan sudah berusia dua bulan siap jual dengan gejala yang hampir sama, setelah anakn dua hari yang lalu indukannya juga ikut mati,” tutur Ni Ketut Kari saat ditemui media ini dirumahnya pada Senin, (24/02/2020).
Menurut Kari, kasus kematian ternak memang kerap kali dialaminya selama sepuluh tahunan lebih menjadi peternak Babi hanya saja kasusnya tidak seperti saat ini dimana penyakit menyerang hingga membuat seluruh ternak hingga idukannya mati.
Akibatnya, saat ini Kari tidak lagi memiliki ternak yang dijadikan sebagai salah satu penunjang perekonomian keluarganya. Dengan kematian ternaknya tersebut Kari mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
“Ya lumaya lah, anakan itu kira kira harganya Rp. 600 ribuan per ekor sedangkan indukannya kalo dijual sekitar Rp. 2 jutaan,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh peternak lainnya Nyoman Sumantra, kasus dengan gejala yang sama juga sempat menyerang ternak Babi peliharaannya kurang dari satu bulan yang lalu yang mengakibatkan lima ekor anakan Babi miliknya mati.
“Ya baru – baru ini ada lagi anakan babi yang mati, total sudah lima ekor yang mati,” ungkap Sumantra.
Kepala Wilayah Dusum Bugbug Samuh, Ni Nyoman Citera Darma Wijayanti mengaku cukup kesulitan mendata ternak warga yang mati karena selama ini warga enggan untuk melapirkan atau hanya sekedar memberikan informasi kepada dirinya.
“Warga tidak ada yang melapor, tetapi begitu mendengar adanya kasus kematian ternak saya langsung datang kerumahnya,” ujarnya saat mendampingi media ini melihat ternak warga.
Sementara itu, Kasi Keswan UPTD Puskeswan Kabupaten Karangasem, I Nengah Kepeng menghimbau, apabila ada ternak warga dimanapun diwilayah Kabupaten Karangasem agar dilaporkan. Meskipun ternak yang mati hanya satu namun informasi tersebut sangatlah penting untuk melakukan tindakan pencegahan sehingga penyakit tidak sampai mengenai ternak yang lainnya.
“Kita himbau kepada masyarakat agar melaporkan jika ada kematian ternak agar pihak UPTD bisa langsung melakukan penanganan untuk mencegah penularan kehewan ternak lainnya,” tandasnya dikonfirmasi.
Pewarta : Suartawan
Editor : Hana Sutiawati
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.