Karangasem (Metrobali.com)-

Penurunan status Gunung Agung dari level 4 (awas) menjadi Level 3 ( Siaga) pada `10 februari 2018 disertai dengan turunnya radius rawan bahaya dari  dari 6 kilometer menjadi 4 kilometer.  Namun penurunan status dan juga radius bahaya tersebut tidak lantas bisa menyebabkan seluruh warga yang selama ini mengungsi serta merta bisa pulang ke kampung halamannya. Sampai saat ini, masih ada 1 lokasi pengungsian, tepatnya di Banjar Tegeh, Desa Amerta Bhuana. Pengungsi berasal dari Desa Adat Bukit Galah, Banjar Sogra, wilayah kedinasan Desa Sebudi, Kecamatan Selat, karangasem.

Koordinator Pengungsi, Kadek Nadi menjelaskan sebelum berada di Banjar Tegeh tersebut, sebelumnya mereka mengungsi di GOR Swecapura dan sejak penurunan status Gunung Agung menjadi siaga mereka berpindah lokasi mengungsi. Total pengungsi yang tinggal di lokasi pengungsian tersebut berjumlah 121 yang di dominasi oleh lansia dan anak-anak. Sementara warga yang lain sebagian besar pulang pada pagi hari dan kembali ke lokasi pengungsian pada sore kembali ke lokasi pengungsian. Ia menuturkan, alasan tidak sepenuhnya bisa pulang ke kampung halaman dikarenakan jalur menuju desanya tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor.

jalur menuju desa terputus karena banjir lahar dingin yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Ada dua jalur menuju Desa Adat Bukit Galah yakni dari arah sibetan dan dari selat, keduanya terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan. Kalau pulang kami harus berjalan kaki melalui menggunakan jembatan bambu, untuk sampai di desa kami harus menempuh kurang lebih 1 kilometer dari titik terakhir yang bisa diakses kendaraan” ujarnya.

Mengetahui kondisi masih adanya pengungsi tersebut, Koordinator ForBALI I, I Wayan Gendo Suardana menjelaskan bahwa posko ForBALI dan WALHI Bali selama ini terus memantau dan mencari informasi agar terus dapat membantu warga karangsem yang terdampak aktivitas gunung agung. Berdasarkan hasil pantuan tersebut, pada hari minggu, 20 Mei 2018, ForBALI, WALHI Bali & FRONTIER Bali mendistribusikan bantuan ke lokasi pengungsian.

“Sebelum mendistribusikan bantuan, kami memvalidasi informasi sekaligus mendata kebutuhan agar bantuannya bermanfaat, dan hari ini berbagai logistik yang berbasis kebutuhan pengungsi, kami kirimkan melalui tim yang kami bentuk dan telah diterima langsung oleh para pengungsi. Kami tetap memantau dan membantu sebisanya masyarakat yang terdampak Gunung Agung. Tidak pernah lengah” ujar Gendo.

Usai menerima secara langsung bantuan yang dibawa oleh ForBALI, WALHI Bali & FRONTIER Bali, Kadek Nadi menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah memperhatikan mereka dengan mengirimkan bantuan yang memang dibutuhkannya. Ia juga sangat berharap agar gunung agung segera mereda. “kami telah mengungsi sejak 22 september 2017, itu berarti sudah hampir 8 bulan tinggal di pengungsian” ujarnya. 

 Setelah mengisi buku mengisi buku tamu dan menyerahkan bantuan, ForBALI, WALHI Bali & FRONTIER Bali yang juga dibantu oleh para pemuda dari Forum Pemuda Karangasem, berpamit pulang dari lokasi pengungsian.

Editor : Hana Sutiawati