Bawang putih

Bawang putih adalah salah satu bagian dari bumbu dasar dapur yang sangat dibutuhkan masyarakat. Tidak disangka, beberapa pekan terakhir harga bawang putih meroket naik. Naiknya tiga kali ipat lebih dari biasnya. Mei 2017 dan diprediksi puncaknya Juni, kenaikan beberapa harga bahan makanan menurut Badan Pusat Statistik akan memicu inflasi nasional. Masih menurut perhitungan Badan Pusat Statistik bahwa bawang putih tercatat sebagai pemacu inflasi tertinggi dibandingkan dengan komoditi lainnya.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya kenaikan bahan makanan menyebabkan terjadinya inflasi nasional.  Hanya saja, mengapa kejadian kejadian sebelumnya tidak pernah membuat kita belajar?.

Pasalnya, untuk kasus bawang putih, beberapa penyebab naiknya harga disebabkan di Tiongkok harganya sedang naik sehingga berpengaruh pada negara pengimpor bawang putih seperti Indonesia. Indonesia lebih 95% kebutuhan bawang putihnya berasal dari impor, sementara sisanya baru produk lokal. Di sisi yang lain, adanya penimbunan oleh tangan tangan nakal juga nyata nyata menjadi sebab kurangnya pasokan bawang putih dan membuat harganya melambung tinggi.

Kedua masalah tersebut, tentu penyelesaiannya berada di tangan pemerintah. Pertama, mengapa kita harus impor?. Jika memang problemnya adalah kekurangan hasil produksi bawang putih di dalam negeri disebabkkan kurangnya lahan yang cocok untuk menanam bawang putih. Harusnya langkah pasti yang dapat ditempuh yaitu dengan memanfaatkan lahan yang ada dengan adanya inovasi baru agar produksi bisa lebih banyak sekaipun lahan terbatas. Adapun tentang tangan tangan nakal yang menimbun bahan makanan, tidak bisa dibiarkan dan harus ada sanksi yang tegas dan memberikan efek jera.

Bukankah tugas negara sebagai pelayan bagi rakyatnya?.

Jadi, pantaslah negara harus memastikan seluruh kebutuhan rakyatnya terpenuhi. Dan seluruh mekaniseme pemenuhan kebutuhan rakyat menjadi tanggung jawab negara.

Oleh : B.Cindi Yuniarti (Ibu Rumah Tangga)