Geliat Perempuan Pengrajin di Program Gerbang Sadu di Desa Kemenuh
Gianyar (Metrobali.om)-
Pemerintah Provinsi Bali melalui Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali mengajak sejumlah awak media baik cetak, tv dan online untuk meninjau program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbang Sadu) Mandara di Banjar (Dusun) Tengkulak Kaja Kauh, Desa Kemenuh, Gianyar, Selasa (9/5/2017).
Kepala Bagian Publikasi Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Provinsi Bali Ady Mastika disela-sela meninjau kegiatan tersebut mengatakan, pihaknya ingin memastikan realisasi dari program tersebut.Pantauan di lokasi, tanpa para perempuan mulai dari ibu-ibu hingga anak-anak perempuan serius menekuni pekerjaannya sebagai pemulas kerajinan kayu.Hampir semuanya dikerjakan oleh perempuan dan memang kelompok pengrajin ini ditekuni oleh keluarga yang rata-rata penghasilannya dibawah garis kemiskinan.“Pemerintah provinsi Bali mengucurkan dana Rp1 miliar dan Rp20 juta untuk operasional kepada Desa Kemenuh pada tahun 2016,” ujar Kepala Desa Kemenuh, I Dewa Nyoman Neka.Dia menyebutkan, di desa tersebut tercatat memiliki 460 Kepala Keluarga (KK) miskin dari total jumlah penduduk mencapai sekitar 9.777 orang atau 1.764 KK. Setelah mendapatkan bantuan Gerbang Sadu Mandara, angka kemiskinan di desa itu turun hingga 193 KK. “Sekitar Rp980 juta dana Gerbang Sadu dialokasikan untuk kredit bagi warga miskin yang berprofesi sebagai pengrajin kerajinan tangan dan peternakan dengan bunga pinjaman mencapai 0,5 persen per bulan,” katanya.
Kepala Lingkungan (Kelian) Banjar Tengkulak Kaja Jauh Ketut Bawa (40) mengatakan, dusunnya baru pertama kali ini mendapatkan bantuan Gerbang Sadu dari pemerintah sebesar Rp1 miliar sejak tahun 2016. Menurutnya, seluruh warga di desanya bekerja sehari-hari sebagai pengrajin kayu. Ketut Bawa menjelaskan, ada sekitar 65 Kepala keluarga (KK) lebih miskin di wilayahnya dari 200 total KK yang ada di dusun tersebut, namun sejak mendapatkan dana Gerbang Sadu, warga miskin di desa tersebut menurun hingga 25 KK. Sistemnya, katanya dilakukan secara bergulir. “Semacam dana bergulir, sudah dikembalikan kan baru-baru ini, disini baru tahun 2016 sampai 2017, untuk perubahan ada penunjang, ada penurunan dari 65 KK turun jadi 25 KK,” ungkapnya.Penghasilan warga di dusun tersebut sebelum memakai dana pinjaman bergulir Gerbang Sadu, katanya berkisar Rp25 ribu hingga Rp35 ribu orang per orang. Kini incomenya naik jadi Rp40 ribu per orang.
Salah satu pengrajin Ni Wayan Damayanti (15) siswi SMP Kelas 9 mengaku senang bisa membantu ibunya yang juga bekerja sebagai pemulas Ni Nyoman Partama (36). Meski hari-harinya banyak dihabiskan untuk bekerja bukan bermain, Dama biasa dipanggil ini mengaku ingin menjadi Perawat dari hasil keringatnya sendiri itu. Setiap harinya dia bekerja mulai pulang sekolah sekitar pukul 13.00 wita. “Saya ingin jadi perawat, semoga saya bisa menjadi perawat dari hasil bekerja membantu ibu saya ini,” ungkapnya lirih.
Namun sang ibu berkata lain, menurutnya meski penghasilannya sebagai pemulas hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ibu beranak empat ini berkeinginan tak selamanya sang anak menjadi pemulas seperti dirinya. “Saya ingin dia merubah hidup keluarga saya, saya tidak mau dia jadi pemulas seperti saya dia harus jadi orang saya ingin dia bekerja di pariwisata seperti guide,” ungkapnya semangat. Memang, katanya penghasilannya jauh dibawah raya-rata kadang mendapatkan lebih kadang tidak. “Ya hitunglah sebulan saya sehari Rp30 ribu kalau sebulan Rp90 ribu lah, sehari saya habis Rp60 ribu biasanya kami meminjam dulu, saya dari 2002 bekerja sebagai pemulas ondel-ondel. Ya setiap hari dari pukul 09.00 wita sampai 17.00 sore saya bekerja,” ceritanya.
Sementara itu, Kepala Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kemenuh, Wayan Sukadana mengatakan, masyarakat miskin dapat meminjam dana hingga Rp 20 juta tergantung jenis usaha yang ditekuni. Hingga saat ini, katanya belum ada kredit yang bermasalah yang disebabkan oleh dari debitur yang mendapatkan kredit tanpa agunan tersebut. “Kami turun ke lapangan melakukan survei karena ini kredit tanpa agunan. Misalnya jika satu sampai dua kali menunggak maka pengambilan beras bisa ditunda,” katanya.Desa Kemenuh merupakan satu dari 217 desa yang memiliki masyarakat miskin di pulau Bali yang mendapatkan kucuran dana Gerbang Sadu Mandara sejak tahun 2012 hingga 2016.SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.