INDUSTRI KECIL MENENGAH

Jakarta (Metrobali.com)-

Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian di suatu negara maupun daerah. Di Indonesia, IKM memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong laju perekonomian masyarakat.

Industri kecil dan menengah juga sangat membantu negara dan pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru.

Selain itu, IKM memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan usaha industri yang berkapasitas lebih besar.

Namun, IKM tentu memerlukan perhatian khusus dan dukungan informasi yang akurat untuk dapat membangun jaringan bisnis yang terarah. Dalam hal ini diperlukan tautan antara para pelaku IKM dan peluang pasar yang tersedia.

Peran pemerintah tentu sangat dibutuhkan dalam membantu para pelaku IKM mencari peluang pasar dan mendapatkan akses bisnis ke pasar tersebut, khususnya pasar di luar negeri.

Jembatani Pengusaha-Pembeli Untuk menangkap peluang pasar di luar negeri dan mendapatkan akses bisnis ke pasar internasional bukanlah hal yang mudah bagi para pengusaha IKM di Indonesia.

Hal itu karena dibutuhkan pihak yang dapat menjembatani antara pengusaha IKM lokal dan calon pembeli di pasar luar negeri.

Melihat adanya kebutuhan itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan “mempertemukan” para pengusaha IKM di Indonesia dengan peluang dan akses pasar di luar negeri.

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan Kemlu adalah ajang temu usaha bertema “Menangkap Peluang Pasar Kawasan Asia Pasifik dan Afrika”, yang digelar oleh Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Ditjen Aspasaf) di Gedung Radyo Suyoso, Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada tanggal 7 Mei.

Acara yang diadakan di Yogyakarta itu mengundang para pengusaha IKM di kota Yogyakarta dan sekitarnya untuk berdialog dan menjajaki peluang bisnis dengan para pejabat dari perwakilan negara asing yang ada di Indonesia, serta dengan para diplomat Indonesia yang akan ditempatkan di luar negeri.

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyambut baik upaya Kemlu untuk menjangkau pengusaha IKM Indonesia dalam menjual produk dan komoditasnya ke luar negeri.

Pemprov Yogyakarta berharap kegiatan temu usaha itu dapat dilakukan secara berkesinambungan sehingga para pengusaha IKM lokal bisa merasakan langsung bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh para diplomat Indonesia di luar negeri.

Belum Banyak Dimanfaatkan Duta Besar RI untuk Lebanon Dimas Samodra Rum menyampaikan bahwa selama ini Perwakilan RI di luar negeri sering mengirimkan informasi permintaan produk dan komoditas dari pengusaha setempat. Namun, belum banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha IKM di Indonesia.

“Hal ini antara lain dikarenakan pengusaha IKM belum tahu bagaimana menindaklanjutinya,” ujar Dimas.

Oleh karena itu, dia berharap kegiatan temu usaha yang diselenggarakan Kemlu dapat membantu memfasilitasi pengusaha IKM untuk menindaklanjuti berbagai permintaan tersebut.

Dia berpendapat bahwa kegiatan temu usaha itu dapat memberikan akses bisnis yang memungkinkan para pengusaha bertemu langsung dengan calon investor, dalam hal ini wakil-wakil kedutaan negara-negara Asia, Pasifik, dan Afrika di Jakarta.

“Pengusaha dapat menanyakan informasi maupun peluang-peluang apa saja yang dapat mereka raih di negara tujuan,” kata dia.

Dimas menekankan bahwa para pengusaha IKM di Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang pasar yang masih besar dan terus berkembang di kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika (Aspasaf).

Diplomasi Ekonomi Menurut pihak Ditjen Aspasaf Kemlu, kegiatan temu usaha itu merupakan bagian dari upaya Kementerian Luar Negeri untuk “membumikan” diplomasi ekonomi.

Ditjen Aspasaf Kemlu mengungkapkan bahwa sebenarnya ada banyak produk-produk Indonesia yang diekspor ke kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika.

Ekspor utama Indonesia ke kawasan Aspasaf, antara lain perabotan, kerajinan tangan, minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, produk turunan minyak bumi, bahan kimia, garmen, serat benang, kendaraan bermotor, dan hasil laut.

Namun, produk-produk tersebut masih banyak diekspor melalui negara ketiga karena kurangnya promosi peluang pasar serta data dan informasi terkini mengenai perdagangan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Oleh sebab itu, kegiatan temu usaha itu diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi para pengusaha IKM di Indonesia dalam menangkap peluang pasar di kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika.

Berdasarkan data yang dihimpun Ditjen Aspasaf Kemlu, ada lebih dari 1.000 pengusaha dari 20 negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika meminta berbagai produk dan komoditas dari pengusaha IKM di Indonesia.

Untuk memfasilitasi permintaan tersebut, pelaksana fungsi ekonomi dari Perwakilan RI di luar negeri turut membantu menyediakan daftar permintaan produk dan komoditas yang diinginkan oleh pengusaha dari berbagai negara kepada pengusaha IKM Indonesia.

Melalui upaya tersebut, pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa komitmen diplomasi ekonomi tidak hanya ditujukan pada pengusaha nasional tingkat atas.

Hal itu dibuktikan oleh Kementerian Luar Negeri dengan cara memfasilitasi pelaku IKM di Indonesia untuk menangkap peluang pasar di berbagai kawasan.AN-MB