Intsiawati Ayus

Pekanbaru (Metrobali.com)-

Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI asal Riau, Intsiwawati Ayus mengungkapkan, Kabupaten Bengkalis berpotensi mengembangkan energi listrik dari berbagai sumber, guna mengatasi krisis kelistrikan di wilayah itu.

“Berbagai energi terbarukan, tenaga surya, gelombang laut dan sebagainya bisa dijadikan sumber pembangkit listrik,” kata anggota DPD RI asal Riau, Intsiwawati Ayus, di Pekanbaru, Minggu (10/5).

Ia menyebutkan, upaya penanganan krisis listrik yang terjadi di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, hingga kini belum maksimal oleh pemerintah.

Seharusnya, dengan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat maka Pemkab Bengkalis dituntut mampu mengantisipasi tingginya kebutuhan akan energi listrik.

Apalagi listrik harus jadi kebutuhan utama dan mendasar, sehingga bukan lagi persoalan yang sulit untuk diselesaikan, bila saja penanganannya serius.

Ia menerangkan ada peluang yang bisa dilakukan dengan menerapkan inovasi-inovasi baru terhadap teknologi energi terbarukan menjadi pembangkit.

“Bengkalis ini kaya dengan energi. Jika masyarakatnya masih krisis energi listrik jelas merupakan sebuah ironi,” paparnya.

Ia menilai jika hanya mengandalkan sumber energi listrik dari luar daerah, tentu saja Bengkalis menjadi ketergantungan dan hanya menerima situasi, dimana ketika terjadi penurunan arus daya listrik maka akan terjadi pemadaman.

“Krisis energi terjadi karena miskin inovasi,” kritiknya.

Ia menyarankan Pemkab Bengkalis tidak terlalu mengandalkan sumber energi dari luar daerah. Padahal sumber energi alternatif lokal sangat melimpah.

Dicontohkan beberapa sumber daya alam (SDA) yang tersedia di Bengkalis yang bisa dikelola sebagai bahan bakar pembangkit listrik yakni pemanfaatan tenaga surya, tenaga angin, tenaga gas dan uap, tenaga pasang surut, sampai bioethanol dari nipah.

“Jika diolah dengan teknologi yang mumpuni bisa menjadi solusi mengatasi krisis listrik Bengkalis,” tegasnya.

Apalagi pemerintah pusat saat ini sedang galaknya membangun kelistrikan nasional dengan energi terbarukan. Jika Pengkab Bengkalis berupaya tentu akan mendapatkan dukungan.

Perlu diketahui juga, krisis energi juga soal mentalitas. Penambahan kapasitas daya listrik di Bengkalis jawabannya bukan soal anggaran saja tetapi kemauan dan niat.

“Terbukti proyek PLTGU dengan anggaran Rp300 M, jika tidak dikorupsi, mungkin saat ini soal listrik di Bengkalis sudah ada solusi,” bebernya.

Ia menambahkan, disamping SDA mengenai sumber daya manusia (SDM) yakni para teknisi dan ahli lokal bidang kelistrikan di Bengkalis juga perlu peningkatan.

“Saya perhatikan di Bengkalis seringkali terjadi kerusakan gardu induk dan teknisinya harus dari luar seperti Dumai,” tutupnya. AN-MB