Denpasar (Metrobali.com)-

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara hingga semester I tahun 2013 telah menemukan sedikitnya 2.141 lembar uang kertas yang diragukan keasliannya alias palsu.

“Hingga semester I tahun 2013 kami telah menemukan 2.141 lembar uang kertas yang diragukan keasliannya,” kata Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara, Dwi Pranoto di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, jumlah itu meningkat jika dibandingkan tahun 2012 sebanyak 1.386 lembar yang sebagian besar uang palsu tersebut merupakan pecahan 100 ribu (91 persen).

Dia menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa menghitung besaran nilai dari 2.141 lembar tersebut karena bukan merupakan uang yang tak memiliki nilai mata uang.

“Kami tidak bisa menyebutkan total nominal karena itu bukanlah uang hanya kertas yang menyerupai uang, uang yang diragukan keasliannya,” jelasnya.

Saat ini ribuan lembar uang palsu tersebut telah berada di pihak kepolisian sebagai barang bukti tindak kejahatan.

Sementara itu Kepala Tim Sistem Pembayaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara, Utang Supriatna mengimbau bagi masyarakat apabila menemukan uang yang diragukan kealsiannya diminta untuk membawa ke Kantor Bank Indonesia di Denpasar untuk diteliti keasliannya dengan disertakan kartu identitas.

“Nanti kami akan kirim ke pihak kepolisian apabila uang itu palsu untuk diselidiki,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa selama ini tingkat pelaporan dari masyarakat langsung ke bank sentral itu belum banyak namun sebagian besar ditampung dari pihak perbankan.

Bank Indonesia sendiri akan meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait adanya uang palsu terlebih ditengah suasana jelang Lebaran.

Pihaknya akan meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai 3 D (dilihat, diraba, diterawang) untuk memahami ciri-ciri keaslian uang.

Meningkatnya jumlah lembar uang yang diragukan keasliannya, pihaknya menilai sosialisasi 3D tersebut berjalan cukup baik di kalangan masyarakat.

“Meski demikian kami masih harus meningkatkan sosialisasi itu terutama bagi masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya. AN-MB