Jpeg

Kapolsek Kuta Kompol IB Deddy Januartha/MB

Kuta, Bali (Metrobali.com)-

Kapolsek Kuta Kompol IB Deddy Januartha membantah keras jika dirinya bersama anggotanya melakukan pemerasan terhadap sekelompok wisatawan asal Australia yang berlibur ke Bali pada Februari lalu.
Januartha mengaku saat peristiwa itu terjadi dirinya baru bertugas kurang lebih selama sepekan.

“Dugaan pemerasan seperti yang diberitakan selama ini, sama sekali tidak benar. Saat ini seluruh pemeriksaan sudah sesuai prosedur tetap sebagaimana ada orang yang diperiksa pada umumnya. Lagi pula para wisatawan itu tidak pernah melaporkan kasus ini. Informasi ini diketahui dari tulisan seorang wartawan Australia, sehingga menjadi berita seperti sekarang ini,” katanya saat menggelar Jumpa Pers di Kuta, Senin (31/8).

Ia mengaku sudah melakukan pengecekan di Konjen Australia, apakah ada yang melaporkan kasus tersebut. Di Konjen Australia memang tidak ada laporan sebagaimana diberitakan selama ini. Hanya diduga pemberitaan tersebut berasal dari wartawan atau jurnalis media asing.

Ia juga mengakui jika dirinya memang diperiksa oleh Propam di Polda Bali. Pemeriksaan sampai saat ini masih berlangsung dan belum ada kesimpulan apa pun dari hasil pemeriksaan tersebut.

“Hari ini saya inigin menyampaikan bahwa memang benar selama beberapa hari ini saya dan tim di Polsek Kuta diperiksa oleh Propam Polda Bali. Dan pemeriksaan masih berlangsung, terkait dugaan yang lainnya masih didalami,” kata Juniartha.

Pemeriksaan tersebut sudah berlangsung selama sepekan ini mulai dari Kapolsek hingga anggota yang melakukan penangkapan dan menyiksa korban.

“Pemeriksaan tersebut sudah sesuai prosedur. Tidak ada yang melanggar prosedur,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, anggotanya mendapatkan laporan jika terjadi keributan di sebuah villa di kawasan Seminyak Bali. Keributan itu kemudian dilaporkan ke Polsek Kuta. Anggotanya bersama dirinya turun ke lokasi.

“Anggota yang mendapatkan laporan tersebut langsung turun dan melakukan penangkapan,” katanya.

Saat ditangkap memang benar ada aksi melakukan tari telanjang. Namun dalam pengertian tidak telanjang sama sekali tetapi masih menggunakan celana dalam dan BH.

“Kita anggap masih wajarlah untuk hal tersebut. Saat dibawa ke Polsek Kuta pun para penari telanjang tersebut sudah mengenakan pakaian normal,” ujarnya. Penari telanjang juga orang Australia. Event tersebut ternyata sudah mendapatkan kesepakatan dengan pihak pengelola dan diizinkan oleh pengelola.

Bukti lain jika Kapolsek Kuta dan jajarannya tidak melakukan pemerasan adalah adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh para wisatawan yang diperiksa tersebut telah membuat surat pernyataan di atas meterai bahwa mereka tidak pernah membayar atau memberikan uang dan benda lainnya ke Kapolsek Kuta dan jajarannya. Surat pernyataan tersebut ditandatangani pada 24 Februari 2015 lalu.SIA-MB