Nairobi (Metrobali.com)-

Sedikitnya 10 orang tewas Minggu dalam serangan granat di sebuah kamp pengungsi di Kenya timurlaut dekat perbatasan dengan Somalia dan Ethiopia, kata polisi.

“Kami kehilangan 10 orang setelah serangan granat. Mereka yang tewas berada di salah satu kamp IDP (pengungsi internal) dimana orang yang mengungsi akibat serangan akhir-akhir ini tinggal,” kata seorang polisi di wilayah Mandera, dua hari setelah kekerasan antar-suku merenggut sembilan jiwa di wilayah itu.

Serangan itu terjadi di sebuah daerah dimana kelompok-kelompok suku Garre dan Degodia bentrok dalam beberapa bulan ini. Kekerasan itu kemudian meluas ke wilayah tetangga, Wajir.

Polisi masih menyelidiki apakah serangan Minggu itu berkaitan dengan bentrokan antar-suku, kata sumber itu.

Sembilan orang tewas Jumat lalu dalam dua insiden terpisah yang berkaitan dengan kekerasan Garre-Degodia, empat di Mandera dan lima di Wajir dalam apa yang disebut polisi sebagai serangan balasan.

Mandera dilanda serangkaian serangan dalam beberapa bulan ini, termasuk ledakan bom dan penembakan. Sejumlah polisi tewas atau menjadi sasaran orang-orang bersenjata.

Meski belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan Minggu itu, polisi Kenya sebelumnya menyalahkan simpatisan Al-Shabaab Somalia atas serangan-serangan semacam itu.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Kelompok gerilya Al-Shabaab mengancam Kenya sejak negara itu mengirim pasukan ke Somalia selatan pada pertengahan Oktober 2011 untuk menyerang pangkalan-pangkalan gerilyawan tersebut, yang dituduh melakukan penculikan dan penyerangan di Kenya.

Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut.

Al-Shabaab balik menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai alasan untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.

Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.

Pada 13 Oktober 2011, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 460.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Penculikan-penculikan itu diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB. (Antara/AFP/MB)