1.050 pemudik terpaksa lalui Lebaran di laut
Sampit, Kalimantan Tengah (Metrobali.com)-
Sekitar 1.050 penumpang yang bertolak dari Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, harus menjalani Lebaran di laut karena lamanya perjalanan kapal yang membawa mereka ke Semarang dan Surabaya.
“Tak apalah, yang penting bisa pulang, daripada kehabisan tiket dan tidak bisa pulang. Maunya sih sebelum Lebaran sudah sampai di sana, tapi apa daya baru bisa berangkat,” kata Sumadi, penumpang KM Kirana I saat di Pelabuhan Sampit, Kamis.
Ada dua kapal yang penumpangnya harus melewatkan malam takbiran dan hari lebaran di laut, yakni penumpang KRI Teluk Cendrawasih dan KM Kirana I dengan total penumpang sekitar 1.050 orang.
Kapal perang KRI Teluk Cendrawasih berangkat dari Pelabuhan Sampit pada Rabu (15/7) sekitar pukul 24:00 WIB.
Sementara itu, KM Kirana I yang sebelumnya dijadwalkan bertolak dari Pelabuhan Sampit pada Kamis (16/7) siang, akhirnya ditunda karena alasan alur sedang surut dan gelombang sedang tinggi.
Penumpang hanya bisa pasrah impian merayakan malam takbiran dan lebaran di kampung halaman harus terlewatkan.
“Masih mending kami bisa pulang sekarang, setidaknya bisa tiba di rumah saat hari lebaran. Kalau mudik setelah lebaran itu rasanya pasti beda karena suasana lebarannya sudah lewat. Makanya kami berusaha keras harus pulang,” kata Budi, penumpang lainnya.
Kepala Polsek Kawasan Pelabuhan Mentaya, Inspektur Satu Polisi Mahmud, bersyukur penyelenggaraan arus mudik tetap terlaksana baik. AN-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.