Foto: Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., (baju merah) caleg pendatang baru (new comers) yang terpilih di DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan pada Pileg 2019.

Klungkung (Metrobali.com)-

Hasil Pileg 2019 untuk DPRD Bali tampaknya memberikan kejutan tersendiri khususnya dalam jumlah keterwakilan perempuan yang terpilih di lembaga legislatif di Renon ini.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah DPRD Bali rekor baru tercipta dengan terpilihnya sembilan orang “Srikandi” sebagai Anggota DPRD Bali periode 2019-2024 dari total 55 orang Anggota Dewan.

Jumlah ini naik siginifikan bahkan hampir dua kali lipat atau hampir 100 persen dari hasil Pileg 2014 yang hanya mampu menempatkan lima anggota legislatif perempuan di DPRD Bali.

Berdasarkan data yang dihimpun Metro Bali sembilan caleg perempuan yang lolos ke DPRD Bali pada Pileg 2019 diketahui bahwa PDI Perjuangan yang paling banyak berhasil meloloskan caleg perempuan ke Renon yakni sebanyak 6 orang caleg. Lalu masing-masing satu orang caleg perempuan terpilih dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Adapun nama caleg lolos dari PDI Perjuangan yakni caleg petahana Ni Kadek Darmini (34.712 suara), dan IGA Diah Werdhi Srikandi (28.051 suara). Serta empat caleg New Comer atau pendatang baru Ni Wayan Sari Galung (26.210 suara), I Gusti Ayu Aries Sujati (32.408 suara), Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati (24.079 suara), dan Ni Luh Yuniati (37.315 suara).

Sementara caleg di luar PDI Perjuangan yakni caleg incumbent dari Partai Golkar Dapil Karangasem Ni Putu Yuli Artini (20.142 suara), caleg incumbent dari Partai Demokrat Utami Dwi Suryadi (5.736 suara). Terakhir ada satu caleg dark partai pendatang baru PSI yakni Grace Anastasia Surya Widjaja (4.315 suara).

Caleg Perempuan Bukan Lagi Vas Bunga, Jangan Dianggap Remeh

Terkait lolosnya sembilan orang “Srikandi” ke DPRD Bali hasil Pileg 2019 ini, Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., caleg pendatang baru (new comers) yang terpilih di DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan mengaku senang dan bangga dengan hasil positif yang ditorehkan para politisi perempuan ini.

“Tentu saya senang dan bangga semakin banyak perempuan yang terpilih sebagai anggota legislatif di DPRD Bali. Ini hasil yang luar biasa,” kaya Dwi Yustiawati saat dihubungi, Senin (20/5/2019).

Hasil positif ini juga berhasil menghapus anggapan miring yang selama ini kerap menerpa caleg perempuan. Dimana mereka sering dipandang remeh hanya sebagai caleg pelengkap kuota. Sebab ada aturan minimal terpenuhi kuota 30 persen caleg perempuan dalam komposisi pencalegan di tiap dapil (daerah pemilihan).

Caleg perempuan juga kerap hanya sebagai pajangan atau vas bunga dan kerap dianggap tidak mampu bersaing dengan caleg lagi. Seolah-olah dunia politik diangap hanya dunianya kaum politisi laki-laki.

“Tapi sekarang petarung Srikandi tidak bisa kita anggap sebagai vas bunga dan tidak bisa dianggap remeh lagi. Ternyata kepercayaan, dukungan masyarakat kepada caleg perempuan, petarung Srikandi cukup tinggi,” kata Dwi Yustiawati yang juga aktif di Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali ini.

Suara Terbanyak, Kembalikan Kejayaan PDIP Klungkung

Kekuatan caleg perempuan pada Pileg 2019 ini juga tidak bisa dipandang remeh. Buktinya banyak diantara mereka yang mampu meraih suara di atas rata-rata dan bahkan jauh melebihi perolehan suara caleg laki-laki baik yang terpilih sekalipun. Misalnya seperti yang ditunjukkan Dwi Yustiawati.

Seperti diketahui, Dwi Yustiawati tidak hanya lolos ke DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan namun juga berhasil meraih suara tertinggi dapil Klungkung untuk DPRD Bali dengan total 24.079 suara.

Bahkan istri dari tokoh masyarakat Nusa Penida, Ketut “Leo” Wijaya ini tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi Anggota DPRD Bali dari Nusa Penida, Klungkung.

Sebagai pendatang baru yang juga kader baru di PDI Perjuangan, torehan suara dan prestasi Dwi Yustiawati cukup fantastis dan mampu mencetak rekor baru yang membanggakan sebagai peraih suara terbanyak Anggota DPRD Bali terpilih dapil Klungkung.

Padahal ia tarung sebagai Srikandi di “medang perang” Pileg 2019 dapil Klungkung dimana PDI Perjuangan di “Gumi Serombotan” bukan sebagai partai penguasa melainkan partai oposisi. Namun kondisi itu tak membuat Dwi Yustiawati gentar.

Terlebih ia mendapat dukungan penuh sang suami yakni Ketut “Leo” Wijaya yang juga dikenal sebagai tokoh Nusa Penida yang dermawan dan telah banyak membantu masyarakat Nusa Penida baik dalam pembangunan pura, membantu fasilitas air bersih dan aksi sosial lainnya.

Dwi Yustiawati juga mendapat dukungan perjuangan dengan sokongan tandem bersama kakak iparnya yakni tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan. Made Satria juga dipastikan lolos ke DPRD Klungkung dengan perolehan suara 3.946.

“Apa yang saya lakukan dan capaian suara ini untuk membesarkan PDI Perjuangan di Klungkung. Walau sebelumnya posisi PDI Perjuangan di Klungkung sebagai partai oposisi bukan penguasa. Tapi kini kami mampu membalikkan keadaan,” ujar tokoh perempuan kelahiran 11 Desember 1992 yang dikenal cerdas dan berjiwa sosial tinggi itu.

Dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, Dwi Yustiawati menyapu bersih kemenangan di seluruh wilayah ini. Suara tertinggi datang dari kampung halamannya di Kecamatan Nusa Penida sebanyak 10.450 suara.

Lalu di Kecamatan Banjarangkan 5.086 suara, Kecamatan Klungkung 4.257 suara, dan Kecamatan Dewan 4.286 suara.

Perolehan suara Dwi Yustiawati ini bahkan mengantarkan PDI Perjuangan merebut dua kursi DPRD Bali dari total jatah tiga kursi yang ada. Caleg perempuan ini mampu menjadi pengepul suara (vote gather) sehingga mendongkrak perolehan suara PDI Perjuangan secara keseluruhan serta membantu caleg lainnya lolos ke DPRD Bali dengan tambahan satu kursi. (wid)