Mangupura (Metrobali.com)-

Pemkab. Badung melalui WHDI Kab. Badung tetap berkomitmen untuk senantiasa membangun sinergi dengan seluruh stakeholders pembangunan dan segenap komponen masyarakat, dalam rangka mewujudkan Badung yang santhi dan jagadhita. Seiring dengan perkembangan arus informasi serta terjadinya tranformasi nilai yang menyentuh pada berbagai kehidupan telah memberikan andil yang cukup besar terhadap adanya perubahan tatanan kehidupan masyarakat yang mengindikasikan bahwa telah terjadi degradasi moral dan budi pekerti disekitar kita.

”Dalam kehidupan masyarakat  Bali peran wanita hindu khususnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat terutamanya dalam kehidupan keseharian dengan berbagai aktivitas ritual dan budaya yang demikian kompleks. Bercermin pada penomena tersebut maka pembangunan mental spiritual masyarakat berbasis keluarga perlu menjadi perhatian kita bersama dengan berlandaskan dharma,” kata Ketua WHDI Badung Ny. Ayu Sudikerta saat membuka pasar murah dan pembagian 600 paket sembako di 6 kecamatan se-Kab. Badung, Selasa (26/2) bertempat di Kantor Camat Kuta Utara.

Hadir pada kesepatan itu Camat Kuta Utara diwakili Sekcam Kuta Utara  Gde Rai Wijaya, Kapolsek Kuta Utara, Ketua PPK Kec. Kuta Utara Rai Sudiarsa, WHDI Kecamatan Kuta Utara, Kepala Desa/Lurah se-Kecamatan Kuta Utara beserta jajarannya, Kelian Adat dan Dinas se-Kecamatan Kuta Utara serta seluruh masyarakat yang menerima paket sembako (berupa beras gula, minyak dan pendamping berupa kacang, telor dan dupa) se-Kecamatan Kuta Utara.

Ny. Ayu Sudikerta mengatakan WHDI yang merupakan suatu organisasi sosial kemasyarakatan bagi wanita yang beragama Hindu khususnya yang berdasarkan Weda dan Pancasila bertujuan membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan semua komponen dalam kehidupan bermasyarakat. “WHDI Kab. Badung menggelar program kegiatan pasar murah dan pembagian paket sembako ini, sebagai wujud perhatian dan pelayanan serta langkah bersama dalam wadah Wanita Hindu, membantu ibu-ibu WHDI  Kab. Badung  dalam persiapan menyambut/menyongsong hari raya Nyepi, Galungan dan Kuningan serta sebagai bentuk wujud tali kasih, rasa menyama braya dan peraketan WHDI Kab. Badung. Walaupun tidak semuanya, paling tidak dapat sedikit meringankan dari kebutuhan yang diperlukan dalam menyongsong hari raya. Mudah-mudahan apa yang kita laksanakan ini bisa bermanfaat/berguna, berkelanjutan dan berkesinambungan, serta demi terwujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan program kerja Pemerintah Kabupaten Badung,“ ucapnya.

Lebih lanjut Ny. Ayu Sudikerta menegaskan kita sudah memiliki wadah WHDI, kita tidak lagi sendiri-sendiri dan tidak ada lagi perbedaan, oleh karena itu bila mana nanti ada masalah terkait WHDI di Kab. Badung khususnya agar disampaikan. Dengan adanya wadah WHDI paling tidak kita bisa meredam, mencegah dan menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi dimasyarakat hindu khususnya dan tidak menutup kemungkinan juga agama non hindu lainnya. “Demi terwujudnya Kab. Badung khususnya dan Bali umumnya aman, damai, sejahtera serta santhi dan jagadhita, tidak ada konflik SARA/agama, mudah-mudahan kita selalu bisa hidup berdampingan saling asah, asih asuh,” harapnya.

Pihaknya mengingatkan kembali agama hindu khususnya bukanlah sekedar identitas yang menjadi penanda kekhasan sistem keyakinan semata, namun merupakan sebuah gaya hidup yang senatiasa berupaya untuk berpikir, berkata dan bertingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai kehinduan pula Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Badung. PUT-MB