Denpasar (Metrobali.com) – Gusti Ngurah Arya Wedakarna, yang berasal dari Kabupaten Jembrana, Bali, tetap bersikukuh sebagai Raja Majapahit, karena status itu sesuai pengakuannya, berdasarkan penobatan di bekas Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Pria bernama lengkap Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastra Putra Suyasa III menegaskan sikapnya tersebut usai menghadiri sarasehan tentang sejarah Kerajaan Majapahit, di Denpasar, Rabu.

“Semuanya sudah sesuai dengan prosedur. Mengenai penolakan yang ada, seperti saat pertemuan para tokoh di Puri Peliatan, Ubud, saya anggap hanyalah karena kesalahan komunikasi saja,” katanya.

Menurut Wedakarna, dalam konsep agama Hindu tidak ada monopoli untuk menjadi seorang pemimpin, sehingga siapapun bisa menjadi apapun.

Sementara AA Gde Agung, penglinsir Puri Jembarana mengatakan, Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Tumapel dan Singosari.

“Kalau mau mengangkat diri sebagai raja harus mengikuti runtutan acara yang mesti diikuti. Bahkan, kami sudah menyatakan di Bali tidak pernah ada Raja Majapahit,” ujarnya menandaskan