winner

Gianyar (Metrobali.com) –
I Wayan Sastra Kesuma (11), siswa kelas lima SDN 3 Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali keluar sebagai pemenang sayembara Buku Harian Bergambar (BHB) Internasional yang digelar Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

I Wayan Sastra Kesuma didampingi ayahnya I Wayan Karma (38) menyerahkan sebuah karya lukisan kepada Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata, di Kantor Bupati Gianyar, Selasa (9/8).

I Wayan Karma (38), ayah Sastra Kesuma mengatakan, bangga kepada anaknya yang berhasil menyisihkan 800 peserta asal Indonesia dan terpilih menjadi delapan besar yang lukisannya dikirim ke Jepang.

Dari delapan peserta, masing-masing mengirim lima lukisan dengan tema bersambung. Lukisan alam Bali karya Sastra Kesuma berhasil meraih juara dan berhak mendapatkan Grand Prix Award.

Sedangkan penyerahan piala, piagam serta sertifikat, Sastra Kesuma bersama ayahnya Wayan Karma diundang ke Yokohama, Jepang.

“Saya bangga bisa ke Jepang menerima penghargaan, namun saya takut karena pertama naik pesawat sekitar delapan jam,” katanya.

Putra satu-satunya pasangan, I Wayan Karma (38) dengan Ni Wayan Rusmini (36) asal Banjat Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud tersebut tak pernah menyangka lukisan yang dibuat mengantarkannya terbang ke Jepang.

Selama empat hari di Jepang, dari (26/7) hingga (29/7) ia bersama penerima Grand Prix Award asal 24 negara di dunia diajak keliling Jepang.

Hari pertama dikenalkan budaya Jepang mulai dari belajar menulis huruf Jepang, pakaian Jepang hingga kegiatan anak-anak di Jepang. Selanjutnya diisi dengan acara melukis serta penyerahan hadiah, bahkan ia diberikan kesempatan naik podium untuk menjelaskan tema serta arti lukisan yang dibuat.

Di Jepang, ia ditugaskan melukis dalam waktu 40 menit dan menjelaskan makna tulisan tersebut. Pada akhir kegiatan, seluruh pemenang juga menampilkan hasil garapan kolaborasi tentang gamelan Jepang yang dipelajari selama di Jepang.

“Saya suka di Jepang tapi susah cari makan enak di Jepang,” ujar Sastra.

Saat penerimaan hadiah, Sastra diharuskan menggunakan pakaian adat Bali, sedangkan ia lupa membawa sandal. Untuk membeli sandal khas Bali di Jepang sangat susah, setelah ketemu harganya sangat mahal.

Penghargaan yang diterimanya tidak mudah, sebelumnya ia sudah sering mengikuti berbagai lomba, namun sering gagal. “Saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Gianyar dan saya juga memberikan lukisan tema 17 Agustus untuk bupati,” imbuh Sastra.

Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata mengapresiasi prestasi yang diraih Sastra. Prestasi Internasional ini tidak hanya membawa nama baik Gianyar, namun juga Indonesia. Sudah selayaknya Sastra juga mendapat perhatian dari Pemkab Gianyar dan semoga menjadi tauladan generasi muda Gianyar. Sumber : Antara